Peristiwa Daerah

Pemkot Yogyakarta Dirikan TPST Skala Kecil, Ini Lokasinya!

Selasa, 19 September 2023 - 22:41 | 48.63k
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo. (FOTO: Olivia Rianjani/TIMES Indonesia)
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo. (FOTO: Olivia Rianjani/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAPemkot Yogyakarta mengklaim volume sampah dari Kota Yogyakarta yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan mengalami penurunan signifikan. Hal ini sesuai dengan laporan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta. Bahwa, terdapat penurunan volume sampah yang dikirimkan ke TPA Piyungan.

Sebelumnya, volume sampah dari Kota Yogyakarta bisa mencapai sekitar 100-130 ton/hari menjadi 60 ton/hari. Penurunan volume sampah itu karena adanya program Gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja (Mbah Dirjo) yang digencarkan Pemerintah Kota Yogyakarta bersama masyarakat pada Juli 2023.

Advertisement

Meski begitu, Pemkot Yogyakarta tetap memberi kesempatam kepada masyarakat dengan membuka 14 Depo dan 3 TPS.

“Kita masih memberikan kesempatan masyarakat membuang sampah di 14 depo dan tiga TPS. Ini konsisten kita buka, pukul 6:00 sampai pukul 12:00, dan ada pula yang buka di luar jam itu,” kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, Selasa (19/9/2023).

Singgih menambahkan, hingga saat ini gerakan Mbah Dirjo telah menghasilkan sekitar 30.000 biopori yang dibuat masyarakat bersama Pemkot Yogyakarta. Hal tersebut, membuat pihaknya menargetkan gerakan Mbah Dirjo bisa berkontribusi mengurangi sampah berkisar 20-30% dari total volume sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta sekitar 200 ton/hari. Dan, volume sampah itu sudah berkurang sekitar 100 ton dengan adanya Gerakan Zero Sampah Anorganik dari sebelumnya mencapai sekitar 300 ton/hari pada tahun 2022.

“Pemkot terus kembangkan biopori dengan berbagai macam varian yang ada. Baik berupa ember tumpuk, biopori, losida, biolos dan sebagainya, menyesuaikan kondisi masing-masing rumah,” imbuhnya.

Selain itu, Pemkot Yogyakarta juga akan berencana mengembangkan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di selatan TPS 3R di Nitikan. Termasuk mengoptimalkan pengelolaan sampah mandiri yang sudah dilakukan masyarakat selama ini seperti TPST Karangmiri di Giwangan, pengelolaan sampah di Rusunawa Bener dengan pengolahan sampah dengan biokonversi maggot di Kandang Maggot Jogja di wilayah Kricak.

Pemilahan sekaligus pengolahan sampah seharusnya juga dilakukan di lingkup organisasi perangkat daerah Pemkot Yogyakarta. Dicontohkan seperti Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta bisa mengurangi volume sampah di pasar-pasar di Kota Yogyakarta. Meski demikian masih ada temuan tumpukan sampah di tepi-tepi jalan walaupun depo-depo sampah sudah dibuka dan pengangkutan sampah oleh DLH Kota Yogyakarta.

Namun, tidak menutup kemungkinan apabila level hulu meski sudah dalam kondisi dengan baik kemudian penanganan dilevel hilir sudah kita siapkan termasuk dengan swasta (investor). Apabila masih ada sisa sampah yang belum kelola dengan baik, Pemkot Yogyakarta akan menyiapkan beberapa skema skema, misal TPST skala kecil dimungkinkan termasuk dalam hal ini Pemkot Yogyakarta masih melakukan pengembangan DED di TPST Karangmiri dan Nitikan.

“Kemudian berikutnya, terkait perkembangan yang di Karangmiri dan Nitikan ini juga terus kita lakukan termasuk persiapannya, termasuk dalam hal ini kita juga masih dilakukan DED-nya sehingga nantinya pada awal tahun 2024 sudah melakukan pembangunanya," terang Singgih.

Begitu pula untuk kerja sama Pemkot Yogyakarta dengan investor. Saat ini, Pemkot Yogyakarta masih terus melakukan pembahasan terutama untuk skema pengelolaan sampah seperti apa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES