Peristiwa Daerah

Peringati Maulid Nabi SAW, Keraton Kasepuhan Cirebon Gelar Tradisi Siraman Panjang

Jumat, 22 September 2023 - 14:40 | 202.75k
Prosesi penyucian piring pusaka peninggalan Sunan Gunung Jati. (Foto: Muslimin/TIMES Indonesia)
Prosesi penyucian piring pusaka peninggalan Sunan Gunung Jati. (Foto: Muslimin/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, CIREBONKeraton Kasepuhan Cirebon mulai menggelar rangkaian kegiatan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satu rangkaian yang biasa dijalankan yakni memandikan benda pusaka, peninggalan Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah. 

Dalam prosesinyang dinamakan siraman panjang tersebut di ikuti oleh para petinggi Keraton Kasepuhan, seperti, Pangeran Raja Nusantara, Ratu Raja Alexandra, dan Patih Sepuh Goemilar Soeryadiningrat. 

Advertisement

Patih Sepuh Goemelar Soeryadiningrat mengatakan, siraman panjang merupakan salah satu rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi Siraman Panjang ini, biasa dilaksanakan setiap tanggal 5 Mulud.

"Setiap tanggal 5 bulan Maulid, kami secara rutin melaksanakan tradisi Siraman Panjang," kata Patih Sepuh usai pelaksanaan Siraman Panjang di Keraton Kasepuhan Cirebob, Jumat (22/9/2023).

Menurut Goemelar, benda yang dicuci atau disiram adalah peninggalan piring dari Gusti Kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Jati dan nantinya akan diarak pada saat puncak Panjang Jimat atau yang biasa disebut Pelal Muludan. Piring peninggalan Sunan Gunung Jati tersebut sudah berusia 6 abad dan hanya dikeluarkan saat prosesi Muludan.

"Panjang Jimat itu berarti diperingati sepanjang masa, jimat biasa diartikan dengan siji (satu) kang diemat (dirawat) yaitu 2 kalimat Syahadat. Sebetulnya kalau mencuci benda pusaka itu hanya simbolis saja," ungkapnya.

Saat siraman panjang berlangsung, banyak warga yang menyaksikan berebut air bekas cucian dari benda pusaka tersebut. Pasalnya, air tersebut dianggap memiliki karomah. 

Hal tersebut dianggap wajar adanya oleh Patih Sepuh Kasepuhan Cirebon. Menurutnya, air bekas mencuci piring yang usianya hampir 6 abad tersebut memiliki berkah.  "Saat siraman juga kita selalu dibacakan doa dan sholawat," tuturnya. 

Patih Sepuh menilai, masyarakat percaya, bahwa air tersebut bisa mendatangkan keberkahan dari Allah SWT, melalui peninggalan Kanjeng Sinuhun Sunan Gunung Jati. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES