Pakar PAUD UIN Sunan Kalijaga Ungkap Manfaat Permainan Tradisional Dibanding Game Online

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pakar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Dr Erni Munastiwi membeberkan, fenomena anak-anak yang mengalami kecanduan game online membuat posisi Indonesia menempati urutan keempat pengguna smartphone setelah China, India, dan Amerika.
Perkembangan teknologi informasi memang membuat permainan tradisional terancam punah. Banyak anak-anak, remaja hingga orang dewasa yang lebih memilih bermain game online ketimbang permainan tradisional. Bahkan, banyak diantara mereka mengalami kecanduan game online.
Advertisement
Menurut Prof Erni, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa penggunaan teknolongi pada anak usia dini antara usia lahir sampai 6 tahun, sebesar 56,1%. Ini artinya, setengah dari jumlah anak usia dini telah diberikan alat bersifat teknologi.
Hal ini tentu menunjukkan bahwa generasi yang berada pada masa saat ini sudah biasa memegang alat teknologi dalam kehidupan mereka.
"Permainan tradisional sangat berdampak baik dibandingkandengan permainan modern khususnya gadget yang terkesan canggih namun dapat berdampak sangat buruk bagi anak,” katanya kepada TIMES Indonesia, Kamis (28/9/2023).
Prof Erni mengungkapkan, game online merupakan salah satu produk dari teknologi, globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan. Dampak dari perkembangan teknologi tersebut, sebagian besar anak-anak Indonesia tidak menegenal permaian tradisional yang merupakan bagian dari warisan budaya bangsa sendiri.
Padahal, permainan modern memiliki dampak negatif bagi perkembangan dan masa depannya. Sebab, anak yang kencandungan game online akan berpengaruh terhadap perilaku, karakter, dan pengetahuannya. Apalagi, para pengguna game online ini sering berinteraksi dengan bahasa yang tidak pantas.
Dari pengamanan Prof Erni, anak-anak yang bermain game online sering mengeluarkan kata-kata kasar, penghinaan, ancaman, dan berbagai tindakan tidak terpuji kepada pemain lain. Kalimat tersebut bertujuan untuk memprovokasi lawan maupun kawan main, hingga akhirnya terjadi bullying secara verbal.
Dari fakta tersebut, permainan modern seperti gadget dampak negatifnya terhadap perkembangan sosial emosional dan mental anak.
Anak pun kurang berinteraksi secara nyata dengan lingkungan sekitar atau teman-teman dunia nyata. Sehingga, anak yang kencandungan game online cenderung mudah marah, tidak sabaran, frustasi sulit dalam pengendalian emosi.
“Lebih parah lagi, jika anak terkena kecanduan gadget, banyak tindakan negatif yang dilakukan ketika tidak diberikan gadget seperti tantrum, berteriak, mengamuk, mencuri karena tidak diberi uang untuk membeli paket internet atau hal yang berkenaan dengan game online, depresi, susah fokus dan prilaku bermasalah lainnya,” katanya.
Selain berdampak pada bahasa dan prilaku, lanjut Prof Erni, permainan modern juga berefek pada kesehatan. Anak kecenderungan terkena obesitas karena bersifat pasif.
Prof Erni yang juga Guru Besar Program Studi Magister Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga ini menguraikan, dibandingkan permainan modern yang terkesan canggih dan praktis, permainan tradisional memiliki banyak manfaat baik dari aspek psikis maupun fisik anak.
Dari Aspek fisik, permainan tradisional membuat tubuh semakin sehat karena cenderung menggunakan olah fisik. Sedangkan dari aspek psikis, permainan tradisional bermanfaat seperti mengembangkan imajinasi, kreativitas, berkerja sama, memecahkan masalah, interaksi, dan meluapkan berbagai emosi.
“Permainan tradisional sangat efisien untuk diterapkan karena ada yang bisa dimainkan tanpa alat, hanya membutuhkan partisipasi manusia dan lapangan. Misalnya, permainan petak umpet, pajak pajakan, lu lu cina buta, kucing kucingan dan lainnya,” terang professor kelahiran Rembang, 18 September 1957 ini.
Menurutnya, permainan tradisional juga mengandung kearifan lokal, jika ingin memainkannya kita hanya perlu memanfaatkan bahan alam disekitar yang dijadikan sebagai alat main, seperti engkaan (memanfaatkan tanah), egrang (bisa dibuat dari bambu dan batok kelapa), tarik upih (dari pelepah pinang) dan lainnya.
Mengenalkan Budaya Luhur Bangsa
Prof Erni menegaskan, permainan tradisional sangat penting untuk dimainkan oleh anak-anak. Alasannya, permainan tradisional banyak mengandung manfaat di dalamnya dan mengandung kearifan lokal. Selain itu, penerapan permainan tradisional untuk anak usia dini sebagai salah satu cara untuk mengenalkan budaya luhur bangsa.
Memperkenalkan berbagai permainan tradisional kepada anak-anak melalui lembaga pendidikan, khususnya PAUD merupakan langkah awal yang baik untuk dilakukan. Sebab, setelah anak mengetahui permainan tradisional maka anak-anak akan lebih aktif memainkannya, sehingga menyukainya serta melestarikan permainan tradisional.
“Dalam teori pendidikan dan ilmu psikolog kontemporer menjelaskan permain berperan penting dalam perkembangan anak, sehingga lembaga pendidikan saat ini perlu menggunakan permainan tradisional agar anak selalu ingat dengan warisan luhur bangsa,” ucap pemilik PAUD IT ADAR di Tirtomartani, Kalasan, Sleman ini.
Dari penelitiannya, Prof Erni menemukan bahwa permainan tradisional sangat bisa diterapkan dan diintegrasikan dalam pendidikan, bahkan dijadikan sebagai materi ajar dan ekstrakulikuer dalam lembaga pendidikan, serta dapat melestarikan warisan bangsa yang banyak mengandung nilai kebaikan.
Menurut Prof Emi, ada banyak manfaat dari permainan tradisional. Baik itu dari sisi fisik dan psikis. Misalnya, permainan tradisional itu dapat mengatur anak agar lebih mendengar perkataan guru, tertib dalam mengerjakan kegiatan, menerima kekalahan dengan baik.
"Selain itu, permainan tradisional seperti engklek, petak umpet, lulu cina buta dapat membuat anak bersosial dengan baik antar sesama anak dan menstimulus fisik anak dari aktivitas tersebut,” jelas Pakar PAUD UIN Sunan Kalijaga ini yang kembali mengingatkan bahaya game online bagi perkembangan anak-anak dan remaja. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |