Peristiwa Daerah

Dipastikan Bukan Stupa Candi, Diperkirakan Digunakan untuk Tempat Sesaji

Rabu, 11 Oktober 2023 - 18:05 | 44.02k
Sekdis pendidikan dan kebudayaan Sugeng S. Yoga saat melihat langsung batu temuan mirip stupa candi. (Foto: Rizky Putra Dinasti/TIMES Indonesia)
Sekdis pendidikan dan kebudayaan Sugeng S. Yoga saat melihat langsung batu temuan mirip stupa candi. (Foto: Rizky Putra Dinasti/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pasca penemuan batu berbentuk candi, beberapa pengamat sejarah dan budaya datang ke lokasi untuk melihat batu temuan itu secara langsung. Hasilnya, diketahui bahwa batu tersebut tidak berasal dari stupa candi zaman purba.

Namun, adanya temuan makam kuno di sekitar lokasi menimbulkan prediksi bahwa batu itu mungkin sengaja dibuat sebagai tempat sesaji.

Advertisement

Seperti yang diungkapkan oleh Edi Martono, salah satu pengamat sejarah dan budayawan dari Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

Pria berusia 51 tahun itu menjelaskan bahwa setahun yang lalu, ia bersama dengan sejumlah penggiat sejarah dan budayawan di Probolinggo Raya melakukan pencarian kecil terkait keberadaan candi di daerah Kerpangan.

Hal ini karena referensinya menyebutkan bahwa di daerah Kerpangan-Leces dahulu kala terdapat sebuah candi. Namun, setelah ditelusuri, tidak ditemukan adanya gundukan atau tanda-tanda lainnya.

“Jadi kerpangan ini dulunya diduga bernama Pendharmaan Dharmma Haji Ring Spang (Kerpangan) yang mengindikasikan bahwasannya di situ didharmakan ayahanda Bhre Keling IV Sri Kertabhumi atau Bhatara Wijaya Kertabhumi,” katanya.

Jika kita melihat bahan baku yang digunakan, ini menunjukkan bahwa barang tersebut masih baru. "Dan meskipun belum pasti ada kaitannya dengan data di atas, saya tetap berusaha mencari keberadaan candi sesuai dengan informasi yang saya miliki," ungkapnya.

Kendati demikian, lanjut Edi, jika dilihat dari lokasi penemuannya di mana ditemukan banyak makam kuno, maka ia yakin bahwa batu tersebut sengaja dibuat sebagai tempat sesajen. Ini berarti masih ada generasi penerus yang dengan sengaja membuatnya untuk digunakan sebagai tempat sesajen.

“Jadi biasanya tempat-tempat kuno dengan budaya hindu itu kan masih disakralkan. Sehingga kemungkinan masih ada keturunan dari orang orang jaman hindu dulu yang sengaja membuatnya untuk tempat menaruh sesaji. Tapi tidak tahu sudah generasi yang keberapa,” imbuh Edi.

Hal yang sama juga disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, Sugeng S. Yoga. Menurutnya, biasanya tempat pemakaman leluhur selalu memiliki tempat suci untuk sesaji dan sembahyang, seperti yang ada di kawasan Gunung Bromo.

“Kemungkinan batu itu sengaja dibuat memang untuk tempat sesaji,” tutup Sugeng. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES