Eksplorasi Budaya Megalitik di Pulau Sumba, Kampung Adat Tertua dan Penuh Sejarah

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Pulau Sumba merupakan pulau yang kaya akan adat dan budayanya. Salah satunya di Kabupaten Sumba Timur ada dua kampung adat tertua lengkap dengan megalitiknya.
Ada beberapa situs kampung adat di Sumba Timur di antaranya yang terpelihara dengan baik, jika dilihat dari kampung adat tertua dengan megalitiknya di Sumba Timur ada di Desa Wunga, Kecamatan Haharu dan Kampung Praiyawang, Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur.
Advertisement
Kampung adat tertua di Sumba Timur. (FOTO: Pariwisata Sumba)
“Kedua kampung ini masih dikenal dengan kampung adat tertua di Sumba Timur masih lengkap dengan megalitiknya yang merupakan warisan leluhur atau batu kuburan tertua bagi tradisi orang Sumba,” kata pemerhati budaya Sumba Ferdinan Umbu Jangga, Sabtu (14/10/2023).
Ia mengisahkan, kampung Wunga yang berjarak sekitar 65 kilometer (km) dari Kota Waingapu merupakan kampung tertua pertama di Sumba Timur. Kampung Wunga ini terletak di ujung pantai utara Pulau Sumba dengan memiliki ketinggian. Sebagian besar masyarakat Wunga masih menganut kepercayaan Marapu, sebuah kepercayaan terhadap arwah leluhur mereka.
Menurutnya, di dalam kampung Wunga terdapat bermacam marga atau kabihu seperti Matolang, Pahoka, Tula Parenga Waimoru, Uma Ratu, dan Analingu. Selain itu, masih ada beberapa marga yang tentu marga-marga ini paling penting dalam melakukan ritual adat atau Hamayang (sembahyang) seta dilengkapi dengan acara adat seperti kematian maupun pesta besar.
“Wunga ini mengapa disebut kampung tertua di Sumba Timur karena kata Wunga berasal dari Kawunga yang artinya Awal. Namun, sayangnya hingga saat ini kampung Wunga belum dijadikan kampung wisata bagi para wisatawan padahal banyak sejarah yang tertinggal didalamnya,” ujarnya.
Selain kampung adat Wunga, ia menyebutkan, kampung adat Praiyawang yang terletak di Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, salah satu kampung adat tertua dengan megalitiknya.
Kampung Praiyawang ini terletak di bagian timur berjarak sekitar 69 km dari Kota Waingapu. Adapun suasana dan peradaban di kampung ini jika memasuki kampung tersebut terasa berada di masa silam yang sangat kental. Di tempat ini kita dapat melihat model rumah adatnya dengan menara yang tinggi serta disamping rumah-rumah adat berjejeran batu kuburan (megalitik) dengan ciri khas pahatan yang bersimbolkan sarat akan makna.
“Kampung ini kalau pengunjung yang datang dapat melihat rumah adat dan megalitik juga masih ada barang-barang peninggalan nenek moyang berupa pakaian adat, tambur, dan gong yang sudah berumur ratusan tahun. Barang-barang itu masih terawat dengan baik karena di dalam kampung itu ada penjaga khusus,” tuturnya
Ferdinan mengakui, kampung adat Praiyawang salah satu perkampungan adat tertua di Sumba Timur dengan karakteristik situs kuburan megalitiknya sebagai tempat pemujaan para leluhur yang kini masih berlanjut hingga sekarang.
“Yah, megalitik atau batu kuburan itu menunjukkan jati diri seseorang yang telah meninggal sedangkan bagi penghayat kepercayaan Marapu itu merupakan wujud penghormatan kepada sang leluhur. Mereka yakin batu kubur atau megalitik itu mempunyai kekuatan yang sangat sakral,”ungkap pemerhati budaya Pulau Sumba ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |