GKR Mangkubumi Puji Kepedulian Yayasan Warisan Kasih Terhadap Dunia Pendidikan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Puteri Mahkota Kasultanan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Dr (H.C) GKR Mangkubumi memberikan applaus panjang saat melihat anak-anak berkebutuhan khusus tampil bernyanyi dan memainkan musik dalam acara 10th Anniversary Yayasan Warisan Kasih bertema "Harmony in Diversity" di The Westin Hotel Surabaya, Senin (16/10/2023).
Ada dua anak mempersembahkan kemampuan berkesenian mereka. Hafiz dan Laras. Mereka adalah siswa SLB Insani Tunas Mandiri Sidoarjo asuhan Bunda Tety Agustina.
Advertisement
Hafiz penuh percaya diri membawakan lagu bertajuk ibu milik Haddad Alwi dan Farhan. Hafiz memakai baju adat lengkap dengan blangkon berwarna biru. Sedangkan Tiara memainkan biola mengiringi instrumen lagu berjudul Edelweiss.
GKR Mangkubumi memberikan apresiasi. Ia bangga melihat putra-putri SLB Insani Tunas Mandiri berkarya. Mereka setiap hari menempuh pendidikan khusus.
"Bagus banget luar biasa dan tentunya untuk sampai di titik ini tentunya perjuangan yang sangat luar biasa. Saya salut dengan para orang tua, para guru yang memang bisa dikatakan hari-hari itu mendidik mereka dengan baik," demikian ungkap Puteri Mahkota Kasultanan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Dr (H.C) GKR Mangkubumi saat menghadiri acara Warisan Kasih 10th Anniversary Harmony in Diversity.
GKR Mangkubumi saat menjadi undangan istimewa bersama Pendiri SLB Insani Tunas Mandiri Tety Agustina dalam acara 10th Anniversary Yayasan Warisan Kasih bertema "Harmony in Diversity" di The Westin Hotel Surabaya, Senin (16/10/2023). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Menurut GKR Mangkubumi, soal pendidikan ini selaras dengan tema keharmonisan dalam keberagaman yang diusung oleh Yayasan Warisan Kasih dalam hari jadinya yang ke-10.
Sebagaimana tertera dalam Bhinneka Tunggal Ika. Tema acara tersebut adalah Harmony in Diversity terutama dalam bidang pendidikan inklusif.
Memiliki sebuah makna bahwa setiap anak mendapat hak menerima pendidikan. Karena pendidikan adalah salah satu pilar utama investasi sebuah bangsa.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam
(Sustainable Deveopment Goals (SDGs)
terdapat poin penting: no one let out atau no one left behind. Termasuk tidak meninggalkan siapapun dalam bidang pendidikan.
"Tidak satupun anak tidak sekolah, setiap warga negara Indonesia punya hak yang sama dalam hal pendidikan. Tidak boleh ada satu anak Indonesia yang tidak bersekolah. Baik itu sekolah umum, sekolah inklusi maupun special need," ungkap GKR Mangkubumi.
Ia kemudian bercerita. Dahulu, Sri Sultan Hamengku Buwono I hingga Sri Sultan Hamengkubuwono VIII mengizinkan perempuan sekolah dan berkarya seperti menyulam, menjahit, menari. Tapi hanya di dalam keraton saja, bukan di depan publik. Karena bagi aturan kerajaan, perempuan bukanlah tontonan.
"Di tempat kami banyak sekali karya-karya istri dan anak-anak. Tapi untuk menari tidak boleh dipertontonkan," ungkap GKR Mangkubumi.
Namun berbeda pada saat kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Berbekal literasi pendidikan hingga ke manca negara, Sinuhun Hamengkubuwono XI mulai mengizinkan perempuan berpentas dan bersekolah di luar negeri.
"Itu menjadi acuan bahwa kita punya hak yang sama untuk bisa mengenyam pendidikan. Sebagaimana Program SDGs," jelasnya.
GKR Mangkubumi melihat pemerintah sudah mengimbau untuk pengembangan sekolah inklusi seperti poin-poin dalam SDGs tersebut. Sudah banyak sekolah menerapkan pendidikan secara inklusi. Kendati demikian, masih ada sejumlah pekerjaan rumah di wilayah masing-masing.
"Sekarang sudah banyak sekali di daerah-daerah yang sekolahnya inklusi. Tetapi masih banyak PR (pekerjaan rumah, red) di wilayah masing-masing untuk sekolah-sekolah yang spesifik utamanya di daerah-daerah yang memang belum terjangkau atau belum terlihat," jelasnya.
GKR Mangkubumi memberikan applaus saat melihat anak-anak berkebutuhan khusus tampil bernyanyi penuh percaya diri dalam acara 10th Anniversary Yayasan Warisan Kasih bertema "Harmony in Diversity" di The Westin Hotel Surabaya, Senin (16/10/2023). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Salah satu fasilitas yang belum terjangkau oleh masyarakat adalah SLB Insani Tunas Mandiri Sidoarjo. Sekolah ini membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit. Banyak pihak membantu. Antara lain Yayasan Warisan Kasih. Mereka hadir mengulurkan tangan.
"Tujuannya adalah ya satu untuk memajukan adik-adik ini yang memang anak-anak spesial. Karena semuanya punya hak yang sama untuk makan, sehat dan pendidikan. Jadi kita ini yang diberi utuh ya fungsinya adalah saling membantu. Kita hidup berproses dan saling membantu untuk support satu sama lain. Istilahnya berilah kail biarlah anak kita menikmati proses dalam pendidikan," katanya.
GKR Mangkubumi memuji Yayasan Warisan Kasih sebagai organisasi wanita-wanita hebat dengan satu visi memajukan pendidikan. Mereka juga saling memberikan dukungan.
"Ini nanti tinggal maintenance seterusnya sampai seratus tahun ke depan itu tetap solid kemudian berfokus pada pendidikan. Dan ini sangat luar biasa, sekolah-sekolah yang lain juga masih menunggu. Anak-anak yang lain juga masih menunggu dari Yayasan Warisan Kasih," harapnya.
Tety Agustina, Pendiri SLB Insani Tunas Mandiri Sidoarjo Tety Agustina dalam momen itu bercerita bagaimana awal mula ia mendirikan SLB Insani Tunas Mandiri. Motivasi ini berangkat dari pengalaman pribadinya memiliki anak berkebutuhan khusus.
Ia merasakan betul bahwa biaya lembaga terapi bagi putranya tidaklah murah. Pada 2012 ia mendirikan lembaga terapi dan 2016 ia berjuang mendirikan SLB. Bukan perkara mudah, Tety dan suami berjuang melegalkan sekolah tersebut. Pada 2018 izin operasi dari Kemenkumham turun.
"Syaratnya boleh sekolah di tempat saya khusus bagi yang tidak mampu," kata Tety.
Maka, sekolah ini ia gratiskan untuk anak-anak tidak mampu dan lainnya SPP kosong tanpa nominal angka alias suka rela.
Saat ini ia memiliki 47 siswa. Sedangkan lima anak, masuk lembaga terapi. Ia bertekad dapat memberikan manfaat lebih luas lagi.
Ketua Umum Yayasan Warisan Kasih, Erlin Rusiawaty mengungkapkan, saat ini memiliki anggota berjumlah 100 orang. Mereka bersama dalam satu visi misi menjadi wanita yang berharga di mata Tuhan, hidup bermakna dan menanamkan nilai-nilai kasih.
Kemudian juga memiliki hati sosial, melayani sesama, menjadi berkat bagi keluarga, dunia kerja dan masyarakat. Mereka juga memberikan bantuan kepada orang-orang yang kurang beruntung khususnya dalam bidang pendidikan.
"Yayasan Warisan Kasih sudah membangun dua gedung sekolah gratis. Yaitu SD Karunia Hidup dan SMP Karunia Hidup," kata Erlin.
Menapaki usia ke-10 tahun, Yayasan Warisan Kasih akan terus bergerak berderma dan menjadi saluran berkat.
Ketua Acara 10th Anniversary Yayasan Warisan Kasih, Ineke Widjaya menambahkan, tujuan utama perayaan ini adalah menggalang dana untuk membangun SLB Insani Tunas Mandiri di Sidoarjo dan untuk anak-anak difabel atau anak berkebutuhan khusus dan keluarga miskin atau tidak mampu secara ekonomi.
"Karena memang untuk itulah, Yayasan Warisan Kasih itu ada," ucapnya.
Acara 10th Anniversary Yayasan Warisan Kasih juga diwarnai Talkshow How To Be Beautiful Inside-Out, parade busana kebaya dalam keberagaman oleh Radja Art Kebaya, tari warisan budaya oleh Tim Drupadi, charity program pembangunan sekolah difabel SLB Insani Tunas Mandiri Sidoarjo, best dress award, best Instagram post award dan closing gathering di Soiree Rooftop. Ada pula presentasi kesehatan dan kecantikan wanita dari National Hospital Surabaya serta dukungan dari International Orthopaedic Clinic Singapore dan lainnya.
Pengurus Yayasan Warisan Kasih Yulitanujaya, Felly, Ribka Avie dan Lisa, kompak mengatakan bahwa yayasan ini akan terus berkarya dan berkontribusi nyata bagi Bangsa Indonesia khususnya di dunia pendidikan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |