Peristiwa Daerah Hari Santri 2023

RMI PBNU Satukan Pesantren dan Seni Sastra dalam Cipta Karya dan Tradisi

Sabtu, 21 Oktober 2023 - 04:41 | 39.75k
Dr. Halimi Zuhdy, salah satu dewan juri dan penyair Arab asal Indonesia (tengah) bersama dewan juri lainnya. (Foto: RMI for TIMES Indonesia)
Dr. Halimi Zuhdy, salah satu dewan juri dan penyair Arab asal Indonesia (tengah) bersama dewan juri lainnya. (Foto: RMI for TIMES Indonesia)
FOKUS

Hari Santri 2023

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keindahan dan kekayaan tradisi serta seni sastra Arab berkembang pesat dan terus dijaga kelestariannya di tanah air. Hal ini tercermin dari suksesnya penyelenggaraan grand final Lomba Syair Bahasa Arab oleh Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) yang berlangsung di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023.

Event ini menjadi pertunjukkan apik di mana pesantren dan seni sastra bersatu dalam satu ajang yang sarat akan nilai dan tradisi.

Advertisement

Gedung PBNU yang megah dipenuhi dengan hiruk pikuk dan semangat juang para peserta. Dekorasi ruangan yang mengusung nuansa Islami membuat atmosfer semakin kental dengan nuansa kearifan lokal.

Sejauh mata memandang, terlihat para peserta yang berasal dari ratusan pondok pesantren se-Indonesia, berkumpul, dan mempersiapkan diri dengan penuh antusiasme dan keseriusan.

Peserta yang terdiri dari perwakilan pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia, berkompetisi dengan semangat membara. Mereka diberikan kebebasan untuk menuangkan kreativitas dalam syair-syair bahasa Arab yang indah dan penuh makna.

Melalui seleksi yang ketat, lima peserta terbaik berhasil mencapai puncak kompetisi dengan karya yang memukau.

Sebagai bentuk apresiasi dan motivasi, hadiah utama berupa paket Umroh disiapkan untuk pemenang. Ini menjadi manifestasi dukungan PBNU dalam memupuk semangat peserta untuk lebih mencintai dan mendalami seni sastra Arab serta tradisi pesantren.

Dukungan dan Peran Penting PBNU

Ketua RMI PBNU, KH. Khodri Arif menunjukkan dukungan yang luar biasa terhadap event ini. Beliau menekankan pentingnya menjaga kelestarian seni dan sastra Arab yang menjadi ciri khas pesantren. "Lomba ini diharapkan dapat menjadi wadah yang efektif dalam melestarikan dan mengembangkan ilmu-ilmu Arudh dan Qawafinya," pesannya.

Dengan visi untuk terus mengadakan lomba ini setiap tahun, PBNU ingin menjadikan event ini sebagai langkah awal dalam upaya merawat dan mempromosikan nilai-nilai seni dan sastra yang terkandung dalam budaya pesantren.

Dr. Halimi Zuhdy, salah satu dewan juri dan penyair Arab terkenal di Indonesia, melihat lomba ini sebagai terobosan baru yang dapat memicu kebangkitan ilmu-ilmu Arudh dan Qawafinya di pesantren dan juga di tingkat universitas.

"Ini terobosan baru dan keren. Jika lomba ini terus dirawat dan didukung secara masif, pesantren-pesantren akan mampu membangkitkan kembali ilmu-ilmu Arudh dan Qawafinya. Tidak hanya pesantren, bahkan program studi Bahasa dan Sastra Arab di berbagai universitas diharapkan akan ikut serta dalam upaya pelestarian seni dan sastra Arab," ujar Kajur Bahasa Arab Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang ini.

Lomba ini tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tapi juga sebagai platform yang efektif untuk mempromosikan nilai-nilai pesantren, menginspirasi pemuda Indonesia, dan mendorong pelestarian budaya dan tradisi yang kaya dalam seni sastra Arab. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imam Kusnin Ahmad
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES