Peristiwa Daerah

Pagar Nusa Kuta Syiar Keindahan Islam, Kini Membelah Selat Bali, Berburu Ijazah Kiai 

Minggu, 22 Oktober 2023 - 12:40 | 84.49k
Para Pendekar Pagar Nusa dari Kuta, Bali, jauh-jauh datang ke Surabaya untuk mengikuti Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pengurus Pusat Pagar Nusa, Minggu (22/10/2023). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Para Pendekar Pagar Nusa dari Kuta, Bali, jauh-jauh datang ke Surabaya untuk mengikuti Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pengurus Pusat Pagar Nusa, Minggu (22/10/2023). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Puluhan Anggota Pagar Nusa Pulau Dewata, Bali tiba di Bumi Morokrembangan Surabaya. Minggu, 22 Oktober 2023. 

Mereka berangkat sejak semalam, naik bus, kemudian naik armada kapal ferry, membelah Selat Bali. Total 60 orang datang, berombongan, berburu barokah kiai dalam sebuah momen istimewa Ijazah Kubro bertepatan Hari Santri 2023.

Advertisement

Hari Santri 2023 memang sangat istimewa. Perayaan tahun ini berlangsung di kota kelahiran Resolusi Jihad. Sebuah fatwa keramat tentang perjuangan membela negara. 

Semangat itu menular pada barisan lintas zaman. Termasuk Pendekar Pagar Nusa, lini bela diri di bawah komando Kiai Nahdlatul Ulama.

Pergerakan Pagar Nusa kian masif hingga ke Pulau Dewata. Para pendekar ini menebarkan syiar keindahan Islam lewat ilmu seni bela diri. Menjaga nilai tradisi, tanpa merusak keyakinan penduduk asli.

Pagar Nusa di Bali semakin berkembang. Setidaknya begitulah gambaran dari Pelatih Unit Muhajirin PAC Pagar Nusa Kuta, Mahsun Arifandi.

"Alhamdullillah kalau di Bali, Pagar Nusa sudah semakin pesat. Di Badung sendiri sudah banyak unit meskipun dibilang masih muda. Namun alhamdullillah, sudah banyak yang ikut andil dan juga berkembang di setiap unit-unitnya itu," kata Mahsun.

Persebaran Pagar Nusa meliputi Denpasar, Badung dan Kuta. Pengurus Wilayah (PW) Pagar Nusa ada di Denpasar. Pengurus Cabang (PC) di Badung dan Pengurus Anak Cabang (PAC) Pagar Nusa di Kuta. 

"Kalau di Kuta, kita ada tiga PAC dan saat ini sudah mulai ada perkembangan lagi untuk menambah unit," sambungnya.

Bali, identik sebagai Pulau Dewata. Mayoritas masyarakat beragama Hindu. Tapi, Pagar Nusa tak pernah membatasi diri. Pagar Nusa adalah milik semua, penjaga bangsa, pelindung kiai, menghormati nilai-nilai pluralisme.

"Kalau di sana itu kita bebas, kulturnya itu bebas bahkan yang lain agama pun boleh ikut masuk. Bahkan sudah ada yang disahkan sebagai anggota. Karena ini sebagai syiar dakwah kita untuk mengenalkan bagaimana indahnya Islam," tutur Mahsun.

Rata-rata anggota baru Pagar Nusa adalah anak-anak muda. Bahkan, ada anggota bule. Mereka ikut latihan dan sudah disahkan sebagai anggota.

Perekrutan anggota baru berlangsung setahun sekali melalui serangkaian tes. Pagar Nusa menanamkan sebuah doktrin mulia.

"Kami tekankan kepada seluruh Anggota Pagar Nusa bahwa Pagar Nusa ini melindungi. Tujuan utamanya melindungi NU, melindungi kiai dan juga bangsa. Jadi, persilatan memang banyak. Cuma yang fokus untuk melindungi Nahdatul Ulama,  melindungi Kiai Nahdatul Ulama ya kita, orang-orang Pagar Nusa gitu," ujar Mahsun.

Karena rasa takdzim kepada kiai itulah, mereka datang berbondong-bondong mengikuti Ijazah Kubro lima tahunan di Surabaya. Bertepatan Hari Santri 2023. Dibuka langsung oleh Presiden Jokowi.

Mereka berombongan naik bus membelah selat, berjam-jam di perjalanan, dari malam menuju pagi.

"Nyampai sini tadi sekitar jam enam pagi," jawab Mahsun.

Sebagian rombongan bisa masuk. Sebagian harus tertahan karena sterilisasi area dan kapasitas. Memang, peserta Ijazah Kubro membludak.

"Motivasi kami nggak lain untuk meramaikan acara Pagar Nusa, kemudian juga ikut andil dalam meramaikan Hari Santri yang diadakan oleh Nahdatul Ulama," ungkapnya.

Ijazah Kubro adalah sebuah kesempatan emas dan berharga. Berlaku lima tahun sekali.

"Karena ini diadakan kembali, maka sebuah kesempatan besar bagi kami untuk juga menghadiri meramaikan acara ini," ujar Mahsun seraya menunggu acara kepresidenan selesai. Karena setelah itu ia bisa segera masuk area. Berburu air doa dan wirid bersanad dari para kiai sepuh.

Jejak Pendekar Santri Bela Kiai 

Lingkungan pondok pesantren tidak terlepas dari kemampuan santri menguasai berbagai ilmu bela diri pencak silat selain ilmu agama.

Pencak silat ternyata sudah ada di lingkungan pesantren sejak zaman pra kemerdekaan. Ketika perang menuju kemerdekaan, peran pendekar santri sangat luar biasa. Mereka turut mengusir penjajah dari Bumi Pertiwi. Indonesia berhasil memperoleh kemerdekaan dengan darah dan perjuangan. Setelah itu, perang usai. 

Setelah sekian lama tidak terkoordinir, pendekar pejuang yang masih ada, kemudian berkumpul. Pada tahun 1985, para kiai bermusyawarah di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng. 

Mereka membentuk sebuah wadah bernama Pagar Nusa. Pada tanggal 3 Januari 1986, organisasi itu diresmikan di Lirboyo dengan menunjuk KH Abdulloh Maksum Jauhari (Gus Maksum) sebagai ketua umum. 

"Kalau secara resmi, kami lahir tahun 1986. Namun secara aktivitas, sebenarnya pendekar-pendekar NU ini sudah ada sejak zaman pra kemerdekaan," ungkap Ketua Umum PP Pagar Nusa, Gus Muchamad Nabil Haroen.

Meskipun tumbuh subur di Jawa Timur, cikal bakal pencak silat sebenarnya lahir dari pesantren di Jawa Barat. Kemudian tersebar di berbagai daerah. 

Ada sekitar 400 aliran dan perguruan silat bernaung di bawah Pagar Nusa. Karena Pagar Nusa tidak hanya mengurus masalah bela diri prestasi, namun juga bela diri tradisi.

Bela diri tradisi memiliki ruang lebih besar jika dibandingkan bela diri prestasi. 

"Kalau pencak silat itu ada dua kamar. Satu, kamar pencak silat prestasi. Kedua, kamar pencak silat tradisi ini memiliki porsi kamar mencapai dua pertiga," kata Gus Nabil.

Jurus-jurus di pencak silat prestasi sangat terbatas. Jurus melumpuhkan dan mematikan tidak boleh masuk. Maka, untuk jurus-jurus itu masuk dalam pencak silat tradisi. 

"Bahkan 80 persen perguruan maupun aliran silat yang ada di Jawa Barat itu rata-rata nggak mau gabung di IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) karena mereka lebih banyak tradisi," tandas Gus Nabil.

Fungsi pencak silat bagi Pagar Nusa bukan sekadar olah fisik. Tapi juga olah spiritual sebagai benteng pertahanan diri serta kesehatan fisik maupun mental.

Salah satunya adalah melakukan ijazah kubro maupun ijazah sughro sebagai bagian dari upaya olah spiritual.

Pagar Nusa adalah milik kiai. Para pendekar menjalankan perintah dan mendapat ijazah dari para kiai. Ijazah sendiri adalah doa wirid bersanad sampai pada Rasulullah. 

Ijazah adalah sebuah tradisi di lingkungan pesantren. Masing-masing pendekar bisa memiliki puluhan hingga ratusan ijazah. Namun memang pelaksanaan sesuai kapasitas masing-masing santri.

"Kalau kiai perintah apa, kami siap melaksanakan. Makanya kami punya slogan bela kiai sampai mati," kata Gus Nabil.

Sementara itu, Pendekar Pagar Nusa memiliki enam tingkatan. Mulai strip putih sampai strip hitam.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES