Peristiwa Daerah

Asuransi Usaha Tani Padi Cover 40.790 Hektare Lahan Petani Jatim

Jumat, 27 Oktober 2023 - 22:11 | 53.40k
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Ir Dydik Rudy Prasetya saat menghadiri musim panen raya. (Foto : Dok.Dinas Pertanian Jatim)
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Ir Dydik Rudy Prasetya saat menghadiri musim panen raya. (Foto : Dok.Dinas Pertanian Jatim)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Jumlah petani di Jawa Timur yang ikut dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Kementerian Pertanian mencapai 59.034 orang. Angka ini tercatat mengcover 40.790 hektar lahan pertanian.

"Sampai bulan Oktober tahun 2023 realisasi AUTP Jawa Timur sebesar 40.790 hektar dengan jumlah petani sebanyak 59.034 petani," terang Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir Dydik Rudy Prasetya, Jumat (27/10/2023).

Advertisement

AUTP tersebut mengcover potensi dan ancaman apabila terjadi gagal panen. Dengan syarat, petani harus rutin membayar premi sebesar Rp36.000 per bulan.

"Nah, yang dicover adalah bilamana petani melakukan pendaftaran dengan membayar premi sebesar 36 ribu dan bilamana terjadi gagal panen maka petani akan mendapatkan ganti rugi sebesar Rp6 juta per hektar," jelas Dydik.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Ir Dydik Rudy Prasetya berharap, dengan mendapatkan ganti rugi tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan petani untuk kembali untuk melakukan usaha taninya.

Tantangan Pergeseran Musim 

Namun demikian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim juga mempersiapkan sejumlah langkah strategis agar tidak terjadi gagal panen yang merugikan petani.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menyiapkan beberapa rencana aksi. Antara lain melakukan pemetaan produktivitas tanaman sehingga dapat disusun rencana produksi dan peta surplus defisit padi.

Kemudian melakukan pemetaan daerah berpotensi banjir maupun kekeringan. Terutama komoditas padi, melakukan budidaya menggunakan varietas yang toleran terhadap kekeringan maupun genangan dan menyesuaikan dengan kondisi musim, mengoptimalisasi sarana pra panen dan pasca panen untuk percepatan panen olah tanah tanam.
 
"Kami juga melakukan pemantauan serangan OPT dan dampak perubahan iklim secara berkala serta memberikan pelaporan segera jika terjadi bencana," sambungnya.

Selain itu, rencana aksi berikutnya adalah 
melakukan pemantauan stok beras dan menghidupkan lumbung pangan di daerah serta melakukan gerakan percepatan tanam.

Dydik menerangkan, berdasarkan data angka sementara Badan Pusat Statistik (BPS),  produksi padi di Jawa Timur pada bulan Januari-September 2023 sebesar 8, 34 juta ton GKG, dan lebih besar dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama yang sebesar 8, 15 juta ton GKG. 

Sedangkan angka sementara sampai dengan Desember, produksi padi di Jawa Timur sebesar 9,59 juta ton GKG atau setara dengan 5.54 juta ton beras. 

"Dengan demikian, Jawa Timur untuk keempat kalinya menjadi produsen padi terbesar di Indonesia dengan kontribusi sebesar 17,93% terhadap nasional," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, musim kemarau panjang dan El Nino menjadi kekhawatiran bagi para petani. Mereka membutuhkan perlindungan untuk mengantisipasi gagal panen. Salah satunya melalui AUTP.

Jumlah petani di Jawa Timur yang ikut dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Kementerian Pertanian mencapai 59.034 orang. Angka ini tercatat mengcover 40.790 hektar lahan pertanian. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES