Hembusan Angin Kencang Muncul Disaat Masyarakat Banyuwangi Gelar Sholat Istisqa

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pelaksanaan Sholat Istisqa serentak di 25 Kecamatan Bumi Blambangan pada, Kamis (2/11/2023), diwarnai dengan kemunculan hembusan angin kencang yang diyakini mirip dengan angin puting beliung setinggi kurang lebih 3 meter. Fenomena alam tersebut muncul dilapangan Dusun Lugjag, Desa Pengatigan, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut informasi warga sekitar, datangnya hembusan angin kencang bak Puting Beliung itu terjadi pada pukul 07.40 WIB, saat sebelum ibadah sholat dilaksanakan.
Advertisement
Berawal dari hembusan angin perlahan, kemudian angin membentuk pusaran kecil hingga membesar kurang lebih 3 meter.
Barulah, setelah angin Puting Beliung sudah menghilang sholat dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB hingga selesai pada pukul 08.40 WIB.
“Ya kurang lebih tadi angin puting beliung paling besar tingginya 3 Meter,” ucap salah satu jamaah sholat Istisqa, Ahmad Anwar S.Pd, saat dimintai keterangan.
Hadirnya angin Puting Beliung itu, masih Anwar, tidak membahayakan bagi jamaah, hanya saja kemunculanya dirasa menganggu prosesi ibadah karena membawa material debu, hingga menerbangkan tikar, kopiah dan barang jamaah lainya.
Selain itu, adanya fenemona tersebut menjadikan suasana ibadah sedikit kurang kondusif, banyak dari jamaah bubar untuk mencari tempat yang tidak dilalui angin.
“Tapi Alhamdulillah sholat minta hujan terlaksana dengan baik,” tandasnya.
Angin puting beliung menerbangkan sajadah jamaah sholat Istisqa. (FOTO: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Anwar sendiri, selain menjadi jamaah, juga sebagai pendamping siswa dari Sekolah Menengah Atas Negri (SMAN) Rogojampi, pada kegiatan sholat meminta hujan tersebut.
Memang rata-rata jamaah didominasi oleh para pelajar dan beberapa masyarakat umum. Dirinya berharap adanya sholat Istisqa bisa menjadi ajang pembelajaran keagamaan.
“Ya semoga dengan adanya fenomena Angin Puting Beliung tadi, menjadi sebuah tanda Banyuwangi segera diguyur hujan,” tutur pengajar mata Pelajaran PPKn itu.
Sebagai informasi, digelarnya sholat istisqa secara serampak di 25 kecamatan seluruh Banyuwangi tersebut, tidak lain sebagai respons atas keluhan masyarakat. Musim kemarau berkepanjangan akibat El Nino membuat banyak warga khusunya petani mengeluh hingga mengaku kekurangan air.
Untuk itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi, Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi dan Pemerintah Banyuwangi dan lembaga lainya, mencetuskan untuk melaksanakan sholat meminta hujan secara serentak, berharap agar kondisi panas ektrem atau kekeringan tersebut bisa segera diatasi oleh rahmat tuhan dengan didatangkan hujan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |