Peristiwa Daerah

Bersama Gubernur Khofifah, BPBD Jatim Normalisasi Sungai di Sidoarjo

Jumat, 03 November 2023 - 16:46 | 39.50k
Gubernur Jawa Timur saat memberi pengarahan Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto saat meninjau normalisasi sungai di kawasan Gedangan Sidoarjo (foto BPBD Jatim)
Gubernur Jawa Timur saat memberi pengarahan Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto saat meninjau normalisasi sungai di kawasan Gedangan Sidoarjo (foto BPBD Jatim)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Gatot Soebroto mengungkapkan jika intruksi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terkait mitigasi bencana utamanya bencana banjir, BPBD Jatim melakukan normalisasi sungai di Kabupaten Sidoarjo.

"Arahan Ibu Gubernur Khofifah, mitigasi bencana banjir atau penanggulangan banjir maka normalisasi sungai harus dilakukan di wilayah Jawa Timur, salah satunya normalisasi sungai Avour di kawasan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo ini," kata Gatot kepada TIMES Indonesia, Jumat (3/11/2023).

Advertisement

Gatot melanjutkan arahan Bu Khofifah jika aliran sungai sudah ada pendangkalan maka perlu dilakukan pengerukkan atau normalisasi sungai. 

"BPBD Jatim beserta seluruh stakeholder, OPD Pemprov Jatim kemudian dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Pemkab Sidoarjo sekitar lakukan normalisasi sungai di Desa Gedangan Sidoarjo ini sebagai penanggulangan banjir dikawasan tersebut, mengingat setelah ini musim penghujan," ungkapnya.

Selain menerjunkan personil gabungan normalisasi sungai di Gedangan, Sidoarjo tersebut juga melibatkan  masyarakat sekitar.

Bersih-Kali.jpg

"Dalam normalisasi sungai di Gedangan, Kabupaten Sidoarjo dikerahkan total 4 unit ekskavator, dimana 2 unit ekskavator milik dinas PU SDA Jatim dan 1 unit ekskavator milik dinas PU Sidoarjo, 1 unit dari BBWS. Serta 14 unit dump truck, dengan rincian 2 unit dari PU Bina Marga Jatim, 1 unit dari PU SDA Prov Jatim, dari BBWS 1 unit, 8 unit dari DLH Sidoarjo, dan 2 unit dari PU SDA Sidoarjo," papanya

"Ada pula 20 unit alat garuk dan 20 tempat sampah angkut dari BPBD Jatim, serta sejumlah kebutuhan teknis lainnya turut dihadirkan guna mendukung kegiatan ini. Nantinya hasil dari bersih-bersih sungai ini akan diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Jabon Sidoarjo," sambung Gatot.

Sementara sebelumnya Gubernur, Khofifah Indar Parawansa bersama Kalaksa BPBD) Jatim,  Gatot Soebroto meninjau langsung proses normalisasi sungai dikawasan Gedangan, Sidoarjo, Kamis (22/11/2023) kemarin. 

Menurut Gubernur Khofifah, pembersihan sungai ini merupakan ketiga kalinya, sebelum pada hari Minggu (29/10/2023) lalu, aksi serupa dilakukan di sungai sinir Waru serta Sungai Sukodono Sidoarjo, yaitu membersihkan Enceng Gondok.

Dalam tinjauan tersebut, Gubernur Khofifah mengatakan, jika resik-resik sungai Avour Sidoarjo dilakukan dikarenakan sungai ini dipenuhi dengan tumbuhan enceng gondok lebih dari 1 kilometer. Tak hanya itu, sungai ini juga penuh sampah dan tanaman rambatan sehingga mengalami sedimentasi.

“Jadi kita lakukan antisipasi dan mitigasi bersama di sungai-sungai yang berpotensi menjadi penghalang mengalirnya air. Sungai-sungai yang masih penuh sampah dan Enceng gondok kita clean up," ungkap Gubernur Khofifah didampingi Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto.

Khofifah melanjutkan dengan mengerahkan 4 eskavator, pihaknya juga ingin memastikan bahwa pengerukan sedimentasi bisa dilakukan agar air bisa mengalir dengan baik sehingga ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi  tidak sampai meluber kerumah warga ataupun terjadi banjir di Sidoarjo.

" BMKG telah memprediksi awal hujan  pada Minggu ketiga bulan November. Selain itu juga BMKG memperingatkan akan terjadinya hujan dengan intensitas tinggi mulai bulan Februari 2024 mendatang," paparnya.

Atas warning dari BMKG tersebut, Khofifah meminta semua pihak baik Pemerintah Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa dan warga bersama-sama melakukan mitigasi bencana banjir.

“Di beberapa titik memang saya suka memotret saat naik heli, ada beberapa titik untuk bisa diantisipasi bersama, dari proses kemarau kering yang cukup panjang kali ini, harus mewaspadai berganti dengan la nina, dan ini agar dilakukan mitigasi bersama,” imbuhnya

"Mitigasi dan kesiapsiagaan bencana ini dilakukan secara kolaboratif sebanyak kurang lebih 200 orang dengan melibatkan berbagai unsur pentahelix. Baik dari lingkungan OPD Pemprov Jatim, BPBD Jatim, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, pemerintah daerah setempat, juga dari para relawan dan masyarakat sekitar," jelas Mantan Menteri Sosial ini 

Gubernur Khofifah berharap, daerah juga bisa melakukan aksi mitigasi tersebut, sehingga dampak perubahan dari el-nino ke la nina bisa diwaspadai dan diantisipasi bersama-sama

"Mungkin kawan-kawan  media bisa menyampaikan pesan ini secara lebih luas agar kewaspadaan semua pihak lebih seksama,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES