Peristiwa Daerah

BPBD Kota Malang Petakan Wilayah Potensi Bencana

Kamis, 09 November 2023 - 15:24 | 66.05k
Para personel BPBD Kota Malang saat gelar pasukan. (Foto: Humas Pemkot Malang/TIMES Indonesia)
Para personel BPBD Kota Malang saat gelar pasukan. (Foto: Humas Pemkot Malang/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mulai memetakan sejumlah wilayah yang berpotensi bencana, mulai banjir hingga tanah longsor.

Hal itu dilakukan, karena saat ini mulai memasuki musim penghujan dan harus segera dilakukan mitigasi bencana.

Advertisement

Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno mengatakan, wilayah yang berpotensi terjadi banjir di Kota Malang, yakni wilayah Kedawung, Galunggung, Bareng hingga Jalan Sunandar Priyo Sudarno.

"Kami punya record kejadian banjir yang berulang. Seperti tahun lalu, banjir di Kedawung sampai sekarang masih terulang," ujar Prayitno, Kamis (9/11/2023).

Sedangkan untuk banjir di wilayah Galunggung, kata Prayitno, hal tersebut terjadi karena kontur tanah wilayah Galunggung cukup cekung.

Lalu, untuk wilayah Bareng, terdapat sungai yang ukurannya mengecil. Selain itu, lahan pemukiman padat di wilayah Bareng juga berada di kontur tanah yang rendah.

Tak hanya itu, penyebab banjir yang terus berulang terjadi, menurut Prayitno, karena pemeliharaan saluran drainase yang belum optimal.

"Untuk potensi banjir di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo itu juga harus diwaspadai ketika hujan lebat datang," katanya.

Menurut Prayitno, bencana banjir yang terus melanda wilayah Kota Malang ini dikarenakan dua faktor. Pertama, soal kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan faktor jaringan saluran air atau drainase yang rendah.

"Jadi faktornya memang kesadaran masyarakat dan daya dukung konstruksi jaringan saluran," ucapnya.  

Di sisi lain, Prayitno juga sudah memetakan wilayah di Kota Malang yang rawan dan berpotensi tinggi terjadi tanah longsor ketika musim penghujan mendera. 

Ia menyebutkan, wilayah rawan tanah longsor biasanya ada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Sungai Metro hingga Sungai Bango. 

Menurutnya, kontur tanah di semua wilayah daerah aliran sungai secara alamiah memang rawan bencana tanah longsor ketika musim penghujan datang. Apalagi, jika diatasnya terdapat bangunan permukiman masyarakat yang tak sesuai aturan.

"Sehingga kami terus mengedukasi masyarakat agar menghindari untuk bermukim atau membuat tempat usaha di sepanjang tepi DAS sungai manapun, Brabtas, Metro, Bongo dan lainnya," tuturnya.

"Karena memang ini gejala alamiah, jika curah hujan tinggi otomatis permukaan tanah menjadi lunak. Sehingga daya dukung untuk menahan beban dari atas menjadi lebih rendah," sambungnya.

Ia tak memungkiri bahwa kondisi masyarakat Kota Malang yang tinggal di daerah aliran sungai atau sempadan sungai kebanyakan tak memiliki pilihan untuk tinggal di tempat yang lebih aman. 

Kini, BPBD Kota Malang juga telah melakukan mitigasi dini untuk mengantisipasi dan meminimalisilasi ancaman bencana alam di Kota Malang. Seperti pemasangan 100 lebih rambu waspada bencana longsor, pemasangan 13 Early Warning Sistem (EWS) atau alaram sistem peringatan diri bencana banjir hingga menyiagakan 52 Kelurahan tangguh di Kota Malang. 

Melalui Kelurahan Tangguh, update informasi cuaca ekstrem dapat disebarluaskan ke masyarakat Kota Malang melalui sosial media dan grup whatsapp. Dengan demikian, masyarakat bisa bergerak lebih dini untuk meminimalisir munculnya korban bencana alam. 

"Jadi kami support penuh Kelurahan Tangguh, kami sudah edukasi mereka sepanjang tahun. Keberadaan mereka menjadi garda terdepan untuk ketangguhan masyarakat ketika terjadi bencana sosial, alam dan non alam," tuturnya.  

"Untuk mendukung kecepatan layanan, kami juga kuatkan Kecamatan Tangguh. Kami siapkan 20 personel terlatih dan peralatan seperti perahu karet hingga pompa air. Sehingga ketika ada bencana, kecamatan bersama Kelurahan Tanggug bisa cepat tanggap bencana," imbuhnya. 

Dikatakan, beberapa perangkat daerah di Kota Malang seperti DPUPR-PKP Kota Malang dan DLH Kota Malang juga melakukan pemeliharaan saluran air atau drainase. Yakni melalui program Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GASS). 

DPUPR-PKP Kota Malang menurutnya juga tengah melaksanakan pengerjaan proyek pembangunan masterplan drainase Kota Malang. Kemudian melakukan perbaikan sejumlah plengsengan  sungai bersama BBWS. 

"Kita selalu kolaborasi dengan perangkat daerah lain sesuai dengan fungsi masing-masing untuk menanggulangi permasalahan ini (banjir dan longsor)," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES