Roadmap Industri Maritim 4.0, PT PAL Target Produksi 4 Kapal Per Tahun

TIMESINDONESIA, SURABAYA – PT PAL Indonesia (Persero) melakukan perombakan besar dengan modernisasi manajemen demi mewujudkan roadmap Industri Maritim 4.0.
Demikian ungkap SEVP Transformation Management PT PAL Indonesia Satriyo Bintoro saat acara Focus Group Discussion (FGD) Ngobrol Asik di Foodies Gallery, Kantor Berita Antara, Surabaya.
Advertisement
Menurut Satriyo, PAL telah menerapkan sebuah transformasi massif. Keteguhan pemimpin menjadi kunci keberhasilan transformasi Industri Maritim 4.0 tersebut. Istilahnya, leadership changing atmosphere menuju Indonesia Emas 2045.
"Kita mengembangkan satu platform yang bernama Industri Maritim 4.0 atau IM4," terang Satriyo di Foodies Gallery Surabaya, Selasa (14/11/2023).
Manajemen PT PAL telah mengimplementasikan perubahan secara massif dalam aspek transformasi industri IM4 di lingkungan perusahaan dengan meluncurkan platform digital untuk enterprise management system.
Bukan tanpa alasan. Satriyo menyebut jika sumbangan ekonomi maritim terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional diprediksi akan terus meningkat 6,4 persen pada 2015 menjadi 12,5 persen pada tahun 2045 mendatang.
Yaitu dengan fase-fase percepatan perubahan berbasis inovasi dan manufaktur sehingga memberikan nilai ekspor tinggi.
"Sudah lama sekali pak presiden mencanangkan kita sebagai poros maritim dunia," katanya.
Sepanjang 2016-2045 ekonomi Indonesia diharapkan tumbuh rata-rata 5,7 persen per tahun. Indonesia akan menjadi negara dengan pendapatan tinggi keluar dari middle income pada 2036 dan menjadi negara dengan PDB terbesar ke-7 pada 2045.
Pada tahap ketiga, perlu modernisasi ekonomi berbasis kualitas dan pertumbuhan berkelanjutan, proses rebalancing dan yang paling penting integrasi dari semua industri penunjang itu berasal dari industri maritim.
Tak dapat dipungkiri, lanjut dia, perkembangan kemajuan teknologi sebuah negara diawali dari industri maritim sebagai tonggak perkembangan industri derivatif lainnya.
Dalam kapal banyak komponen teknologi hingga permesinan dan sistem akomodasi. Dari ekosistem teknologi itu, banyak mengakomodir teknologi lain.
Ia mencontohkan pada tahun 1960-2000. Industri maritim di Jepang merupakan nomor satu di dunia. Demikian pula Korea Selatan. Memanfaatkan dana IMF untuk membangun industri maritim.
Kedua negara itu berhasil menggerakkan sisi teknologi lain dan menguasai pasar dunia. Begitu juga di China. Sementara di Indonesia, presiden telah mencanangkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Wagub Jatim Emil Dardak dan SEVP Transformation Management PT PAL Indonesia Satriyo Bintoro (kiri) saat acara Focus Group Discussion (FGD) Ngobrol Asik di Foodies Gallery, Kantor Berita Antara, Surabaya, Selasa (14/11/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
"Untuk itu kita harus mampu membangun ekonomi maritim, kekuatan maritim, peradaban maritim," kata Satriyo.
"Jadi kalau industri maritim bangkit, akan membangkitkan industri elektronik, membangkitkan industri akomodasi, membangkitkan industri-industri yang lain. Dari satu integrasi industri maritim," sambungnya.
Saat ini, kata Satriyo, kapasitas PT PAL memang baru mampu melakukan produksi dua kapal per tahun.
"Harapannya, dengan kita melakukan sistem Industri Maritim 4.0 tadi, dengan mengintegrasikan semua resources baik dari desain, engineering, marketing, finance, production, human capital dan sebagainya diharapkan mampu meningkatkan dua kali lipat kemampuan kapasitas kita menjadi empat kapal per tahun. Itu adalah dengan fasilitas yang ada di Surabaya," jelasnya.
Ke depan, PT PAL juga memiliki rencana untuk mengembangkan kapasitas di luar Surabaya, sehingga nanti harapannya juga ada peningkatan kapasitas baik produksi maupun pemeliharaan.
Ada sederet visi dan perencanaan strategis. Meliputi pengembangan teknologi maritim unggulan berupa investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menciptakan teknologi maritim yang inovatif dan kompetitif di tingkat global.
Atas berbagi inovasi dan terobosan teknologi, perusahaan galangan kapal tersebut telah membuat gebrakan perubahan.
Misalnya, PT PAL Indonesia, yang berada di Surabaya, Jawa Timur menjadi negara di ASEAN pertama yang mampu membuat kapal selam sendiri.
"Ini akan sangat menguntungkan dari segi bisnis, terutama untuk pasar di Asia, khususnya di Asia Tenggara," ucapnya.
Visi lain adalah menjaga reputasi perusahaan dengan mengejar aspirasi untuk menyelamatkan perusahaan jangka panjang, tanpa mengesampingkan kinerja perusahaan hari ini.
Berikutnya adalah perubahan proses operasional. Menyusun tim khusus yang bertanggung jawab atas perubahan proses operasional agar lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
PT PAL Indonesia terus meningkatkan perkembangan perusahaan secara signifikan di berbagai aspek baik internal maupun eksternal, dengan menerapkan "Pentingnya Transformasi Industri Maritim 4.0 Dan Peran Teknologi Dalam Mencapai Visi Indonesia Emas 2045".
Selanjutnya, secara bertahap akan bisa melakukan komersialisasi kapal selam. Ia mencontohkan, ekspor kapal perang PT PAL ke Filipina.
“Untuk kapal permukaan, kita sudah bisa memenuhi kebutuhan sendiri untuk TNI AL. Kapal-kapal Landing Platform Dock (LPD) itu sekarang kita ekspor ke Filipina, Uni Emirat Arab. Nanti, Scorpane juga akan begitu,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) Emil Elestianto Dardak menyambut baik kinerja dan terobosan inovasi PT PAL, sebagai BUMN unggulan milik bangsa.
"Kita turut bangga dan mengapresiasi PT PAL sebagai BUMN unggulan," kata Emil Dardak.
Emil meminta, PT PAL juga berperan dalam peningkatan pendidikan vokasi dan keinsinyuran, peningkatan mutu pendidikan itu, juga guna menyokong tersedianya SDM handal baik untuk PT PAL dan perusahaan-perusahaan lain.
"Ini yang disebut disfusi pengetahuan, ketersediaan tenaga insinyur selain untuk pemenuhan SDM handal di PT PAL juga untuk perusahaan lainnya," terang Emil.
Emil juga menyampaikan kalau Jawa Timur peningkatan pertumbuhan ekonomi tergolong signifikan. Disebutkan, ada pertumbuhan 4,86 % hingga hari ini. Untuk peningkatan tahunan di atas 5 % dengan agregat 5,02 %.
"Ini mematahkan anggapan bahwa tahun 2023, ada yang menyebut tahun suram atau kelabu. Karena di tahun 2022 banyak negara-negara maju mengerem perekonomian mereka untuk menahan inflasi," urainya.
Emil juga berpesan, manajemen PT PAL Indonesia turut menggandeng UMKM guna pemenuhan perangkat pendukung kegiatan galangan kapal, yang sekaligus turut mengangkat UMKM khususnya, pelaku UMKM di Jatim.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |