Peristiwa Daerah

Siap Perangi Kejahatan Siber, Pemkab Kudus Bentuk Tim Pertahanan CSIRT

Kamis, 16 November 2023 - 08:22 | 52.65k
Kepala Diskominfo Kudus Yusi Sasepti saat peluncuran Tim Computer Security Incident Response Team. (Foto: Arif/TIMES Indonesia)
Kepala Diskominfo Kudus Yusi Sasepti saat peluncuran Tim Computer Security Incident Response Team. (Foto: Arif/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KUDUS – Sistem informasi milik Pemkab Kudus sepanjang 2023 dibombardir 286 ribu kejahatan siber. Dari ratusan ribu serangan tersebut, 28 aksi kejahatan siber berhasil membobol sistem informasi milik Pemkab Kudus. Akibatnya, data pegawai sempat hilang akibat diretas.

Aksi kejahatan siber itu diungkapkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Kudus, Dwi Yusi Sasepti.

Advertisement

Menurut Yusi, pangkalan data pegawai yang dimiliki Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kudus pernah diretas dan membuat data pegawai di sistem tersebut hilang.

Untuk bisa mengembalikan data yang telah hilang, kata Yusi, hacker atau peretas meminta uang tebusan. Namun aksi pemerasan tersebut tidak dituruti Diskominfo setempat. Pihak Diskominfo langsung bergerak cepat membenahi aplikasi yang dimiliki BPKSDM Kudus agar tidak kembali diretas.

“Dampak dari serangan itu ada di Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), karena yang diserang (aplikasi) SiHadir dan tidak bisa diproses, sehingga TPP tidak bisa keluar. Itu insiden besar yang pernah terjadi di Kudus,” terang Yusi, Rabu, 15 November 2023.

Yusi mengaku tim dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sempat turun langsung di Kabupaten Kudus untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Belajar dari aksi kejahatan siber yang menimpa, kini Kabupaten Kudus memiliki Computer Security Incident Response Team (CSIRT).

Kehadiran tim CSIRT ini, bertugas mendeteksi sejak dini kejahatan siber yang mencoba menyerang sistem informasi milik Pemkab Kudus. CSIRT diharapkan mampu mendeteksi dari mana saja peretas hadir. Untuk ratusan ribu percobaan peretasan di tahun 2023 misalnya, tim CSIRT mengetahui lokasi para peretas.

“Salah satunya yang terlihat di aplikasi SiHadir, banyak orang yang ingin masuk ke aplikasi tersebut. Ada yang dari luar negeri, dalam negeri. Dengan antisipasi itu (CSIRT) bisa memperkecil serangan siber,” papar Yusi.

Dalam kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kudus Revlisianto Subekti berharap Diskominfo Kudus aktif dalam tranformasi teknologi informasi. Termasuk mengintegrasikan banyaknya aplikasi yang dimiliki setiap organisasi perangkat daerah di Kudus.

“Ketika nanti sudah diintegrasikan di Kominfo tapi ternyata sisi pengamanan kita belum siap, berbahaya. Misal BPKSDM sempat diretas dan data pegawai hilang, untuk ada backup jadi tidak masalah, tapi misalnya data itu diambil dan disalahgunakan, itu membahayakan,”pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES