Peristiwa Daerah

Forum Global untuk Gerakan Iklim: Muhamadiyah Dorong Gerakan Bersama Atasi Perubahan Iklim

Sabtu, 18 November 2023 - 13:49 | 33.26k
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dan jajaran saat pose bersama para  tokoh lainnya di kampus UAD (FOTO: Humas UAD for TIMES Indonesia)
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dan jajaran saat pose bersama para tokoh lainnya di kampus UAD (FOTO: Humas UAD for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – PP Muhammadiyah bersama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, didukung ViriyaENB (Indonesian Foundation for Net Zero Emission) dan Universitas Ahmad Dahlan menginisiasi Global Forum for Climate Movement atau Forum Global untuk Gerakan Iklim.

Kegiatan tersebut mengangkat tema Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation. Acara berlangsung selama 2 hari di kampus Utama UAD, Ringroad Selatan Bantul, pada 17–18 November 2023. Dalam kesempatan itu, hadir dan memberi pengantar Prof Abdul Mu'ti MEd (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah) juga Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang memberikan sambutannya lewat video.

Advertisement

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti mengatakan acara Global Forum ini bertujuan yaitu untuk mengeksplorasi dan berbagi nilai-nilai Islam sebagai sumber inspirasi untuk menumbuhkan apresiasi mendalam terhadap alam, dan komitmen terhadap praktik berkelanjutan dalam komunitas global.  
“Partisipasi Muhammadiyah dalam forum global ini menegaskan komitmennya untuk menyumbangkan perspektif Islam, berbagi pengalaman, dan belajar dari pihak lain, serta mendorong gerakan iklim yang lebih inklusif dan efektif,” kata Mu'ti saat pembukaan Global Forum di Kampus UAD.
 
Sementara, Menlu RI, Retno dalam sambutannya menyampaikan Global Forum for Climate Movement merupakan wujud nyata peran Muhammadiyah dalam isu perubahan iklim. Menurutnya partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam agenda penanganan iklim sangat dibutuhkan, termasuk yang saat ini dilakukan oleh Muhammadiyah. 

“Penting bagi kita bersama membangun kesadaran akan krisis iklim, memperkuat kerja sama internasional, dan memperkuat panduan etika dan moral untuk mewujudkan perilaku ramah lingkungan,” ujar Retno 

Sedangkan, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi, mengatakan Muhammadiyah dalam dua dekade terakhir ini memiliki perhatian khusus sekaligus gerakan lingkungan hidup dan persoalan-persoalan ekosistem serta masalah besar dalam ranah global. Satu diantara perhatian masalah besar yakni perubahan iklim.

Perubahan iklim merupakan permasalahan bersama yang dihadapi oleh seluruh umat manusia dan seluruh bangsa di dunia. Saat ini dunia sedang mengalami krisis ekosistem akibat perubahan iklim yang berdampak luas terhadap seluruh kehidupan di alam semesta. 

“Oleh karena itu, diperlukan upaya dan gerakan bersama untuk mencari solusi strategis dan sistemik di tingkat global untuk menjamin masa depan keberadaan manusia dan lingkungan hidup,” ujar Haedar, Sabtu (18/11/2023)

Untuk diketahui dalam beberapa tahun terakhir, isu perubahan iklim telah berubah dari ancaman di masa depan menjadi bahaya yang jelas dan nyata. Meningkatnya jumlah korban akibat peristiwa cuaca ekstrem global, mulai dari kebakaran yang tidak terkendali hingga banjir yang menghancurkan seluruh masyarakat. Hal ini telah membuktikan bahwa perubahan iklim tersebar luas, cepat, dan semakin intensif.

Muhammadiyah telah memulai misinya untuk menyelaraskan nilai-nilainya dengan praktik-praktik berkelanjutan, budaya hijau, inovasi, dan kerja sama untuk memberikan kontribusi yang berarti terhadap upaya-upaya di seluruh dunia untuk mengatasi isu-isu perubahan iklim khususnya di tingkat global, tingkat akar rumput dan komunitas.

“Muhammadiyah sebagai gerakan Islam progresif berperan aktif dalam merespons perubahan iklim dan krisis ekosistem global,” tutur Haedar 

Menghadapi permasalahan global ini, bagi dia diperlukan tindakan nyata bersama dan berkelanjutan untuk mengurangi dampak pemanasan global melalui upaya reboisasi, perubahan gaya hidup hemat energi, mencegah polusi, membangun infrastruktur ramah lingkungan, mendaur ulang sampah, serta meminimalisir dampak pemanasan global, pemanfaatan kertas melalui budaya paperless, dan langkah konkrit lainnya.

Oleh karena itu, lanjut Haedar paradigma baru yang ditawarkan Muhammadiyah kepada dunia adalah ‘membangun untuk menyelamatkan nyawa’ (al-islah al-salamit), ‘membangun yang mendatangkan manfaat’ (al-islah al-mufidah), dan ‘membangun yang mendatangkan maslahat’ (al-islah al-maslahat). 

“Jangan sampai kita menggunakan paradigma ‘membangun yang menghancurkan’ (al-islah al-fasadat),” ucapnya 

Muhammadiyah dalam Miladnya yang ke 111 pada tanggal 18 November 2023 juga mengangkat tema ‘Ikhtiar Menyelamatkan Semesta’. Seluruh dimensi kehidupan manusia dan ekosistemnya harus dikembangkan dan diselamatkan dari segala bentuk kerusakan, demi tercapainya peradaban dunia yang Rahmatan Lil-'Alamin.

Forum Internasional ini menjadi sangat penting dan relevan. Forum ini merupakan bagian dari upaya bersama Muhammadiyah, pemerintah Indonesia, dan berbagai perwakilan negara untuk mencari solusi atas perubahan iklim dan berbagai krisis, guna menyelamatkan masa depan umat manusia dan alam semesta.

Global Forum for Climate Movement yang digelar pada momentum Milad ke 111 Muhammadiyah ini, dihadiri oleh 260 orang peserta. Mereka berasal dari perwakilan 13 Negara sahabat yaitu Australia, Jepang, Kenya, Malaysia, Maroko, Belanda, Norwegia, Papua Nugini, Filipina, Singapura, Inggris, Amerika Serika, dan Takhta Suci Vatikan).

Selain itu dari Organisasi Internasional (UNDP, UNESCAP, Uni Eropa), Faith Based Organization di Indonesia, dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) 35 provinsi se Indonesia, Organisasi Otonom Muhammadiyah di tingkat Pusat, dan Non Government Organization (NGO) terkait. 

Adapun agenda Global Forum for Climate Movement terdiri dari 4 sesi. Narasumber tiap sesi berasal dari tokoh-tokoh agama, akademisi, swasta, BUMN di bidang energi, yang menunjukkan bahwa Muhammadiyah bersama dengan Pemerintah membuka diri untuk bekerjasama dengan lembaga maupun organisasi lain baik pemerintah maupun swasta. 

Pada kesempatan sesi pertama pemateri membahas tentang Green Culture, yakni mendorong agar lingkungan menjadi hirauan agama dan kepercayaan. Sesi kedua, mengenai inovasi. Sesi ketiga, terkait strategi dan inisiatif. Sedangkan sesi keempat, mengenai kolaborasi. 

Sebagai tindak lanjut dari forum ini, hari kedua kegiatan, peserta meluncurkan komitmen bersama untuk aksi nyata (Call to Action: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation). Selanjutnya, peserta akan diajak berkunjung ke Museum Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan, serta menghadiri resepsi Milad ke 111 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES