Peristiwa Daerah

Perangi Diskriminasi Pasien TBC, MSI: Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya

Jumat, 01 Desember 2023 - 00:11 | 37.54k
Kepala DKK dr Andini Aridewi saat paparan capaian penanganan TBC di wilayah Kudus. (Foto: Arif/TIMES Indonesia)
Kepala DKK dr Andini Aridewi saat paparan capaian penanganan TBC di wilayah Kudus. (Foto: Arif/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KUDUS – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) intensif melakukan penanganan terhadap kasus Tuberkulosis (TBC) di wilayah setempat.

Salah satunya melakukan investigasi kontak terhadap keluarga maupun lingkungan pasien TBC. Tak ketinggalan juga mengencangkan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi pasien positif.

Advertisement

Kepala DKK Kudus, dr Andini Aridewi mengatakan capaian standar pelayanan minimal untuk kasus TBC sudah ada 11.694 suspek hingga akhir November 2023. Atau sebanyak sudah 95 persen dari target 12.366 suspek.

“Sedangkan kasus positif TBC tercatat sejumlah 422 orang, dimana 2.353 diantaranya merupakan kasus TBC Sensitif Obat (SO) dan 69 lainnya kasus TBC Resistan Obat (RO). Sementara target penemuan kasus posisif sebanyak 2.544 kasus,” ujar Andini di sela konferensi pers di Hotel Griptha Kudus, Kamis (30/11/2023).

Menurut Andini, pasien yang sudah ternotifikasi kasus TB dan sudah tertangani ada 2.422 kasus. Artinya pihak DKK setempat sudah berhasil menangani 95 persen dari target 2.544 kasus yang ditentukan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Ia mengakui bahwa penanganan TBC di Kudus tidak bisa dilakukan oleh DKK sendiri. Namun harus bersinergi dengan berbagai lintas sektor. Seperti dengan Mentari Sehat Indonesia (MSI) dan Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI) TBC.

penanganan-TBC-2.jpg

Andini menambahkan, sinergi dengan lintas sector untuk pelaksanaan investigasi kontak, pemantauan konsumsi obat serta pelaksanaan TPT dengan terjun langsung di masyarakat. Hal tersebut sebagai upaya penekanan kasus TBC agar lebih maksimal.

“Kalau dulu dengan MSI hanya edukasi terkait penemuan kasus TBC, sekarang kerjasamanya tidak hanya itu tapi sekaligus untuk edukasi TPT,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Program MSI Kudus, Abdul Ghofur menuturkan, saat ini ada lebih dari 30 kader yang bergabung dengan MSI Kudus. Peran kader ini untuk membantu DKK dan tenaga kesehatan dalam ikhtiar eliminasi TBC.

“Kami mengerahkan kader untuk kunjungan ke rumah pasien TBC. Kemudian melakukan skrining dan edukasi mengenai penanggulangan TBC itu sendiri. Kami juga mengedukasi agar kontak serumah berkenan diberikan TPT, karena TPT hal yang cukup urgen untuk mengurangi maraknya kasus baru,” katanya.

Ghofur pun meminta agar masyarakat bisa menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap pasien TBC. Pihaknya juga mengingatkan bahwa yang dijauhi adalah penyakitnya, bukan orangnya.

“Kami sebagai komunitas yang membantu DKK, ingin menyampaikan ke masyarakat bahwa TBC itu bisa disembuhkan dan obat TBC itu gratis,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES