Dampak Negatif Tren LGBT di Kudus, Puluhan Remaja Lelaki Diklaim Positif HIV

TIMESINDONESIA, KUDUS – Tren homoseksual atau seks sesama jenis di kalangan remaja dan dewasa laki-laki, mengalami peningkatan drastis di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Terbukti hingga di penghujung 2023 ini, tercatat sebanyak 48 laki-laki usia 16-27 tahun dinyatakan positif HIV.
Tentu dengan data yang mengejutkan tersebut, upaya penanganan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kudus terus dilakukan secara masif. Baik itu melalui skrining dini, maupun kegiatan penyuluhan kepada elemen masyarakat di kabupaten setempat.
Advertisement
Aktivis HIV/AIDS Kabupaten Kudus, Eni Mardiyanti mengatakan, jumlah kasus positif Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) hingga November 2023 tercatat sebanyak 134 kasus.
“Sebanyak 87 kasus yang terinfeksi adalah laki-laki dan 47 lainnya itu perempuan,” ujar Eni yang ditemui saat kegiatan skrining HIV/AIDS di Kantor Kemenag Kudus, Senin (4/12/2023).
Namun untuk kasus tren homoseksual atau seks sesama jenis, kata Eni, justru di kalangan remaja dan dewasa laki-laki mengalami peningkatan drastis. Ia mengungkap bahwa tahun ini sebanyak 48 laki-laki usia 16 hingga 27 tahun positif HIV/AIDS.
“Dan itu faktor risikonya karena laki-laki seks laki-laki atau homoseksual. Karena seks menyimpang,” imbuhnya.
Tentu saja kondisi tersebut menjadi perhatian yang serius pihak Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus. Sebab setiap tahunnya kasus positif HIV/AIDS di Kudus, selalu didominasi oleh kalangan laki-laki.
“Tahun 2022 lalu ada sebanyak 188 kasus positif HIV/AIDS di Kudus. Dan sebanyak 129 kasus dialami oleh laki-laki, sedangkan 59 temuan lainnya itu perempuan,” bebernya.
Demikian pula yang terjadi pada 2021 lalu, di mana ada 125 kasus positif HIV/AIDS dengan perincian 85 kasus dialami laki-laki dan 40 kasus oleh perempuan. Serta pada 2020 tercatat 130 kasus dan 88 kasus diantaranya adalah laki-laki.
“Upaya kita adalah suluh kepahaman kepada masyarakat harus masif, karena remaja kita tahu keingintahuan mereka besar. Selain itu, aplikasi seks di HP kan mudah diakses,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKK Kudus, Darsono menambahkan, kegiatan penyuluhan dilakukan dengan harapan agar masyarakat mendapatkan skrining awal tentang HIV/AIDS.
“Harapan kami semua bisa tertangani secara kontinyu, jadi mereka ini nantinya akan menjadi agen yang akan menyebarkan edukasi tentang HIV / AIDS di lingkungannya masing-masing,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |