BPS Sebut Petani di DIY Mayoritas Berusia di Atas 40 Tahun

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Badan Pusat Statistik atau BPS DIY menyebut saat ini jumlah petani DIY didominasi berusia di atas 40 tahun. Pernyataan ini dijelaskan usai BPS melakukan diseminasi hasil sensus pertanian tahun 2023 tahap pertama.
Rinciannya, pada jumlah usaha pertanian yang ada di DIY selama tahun 2023 mengalami penurunan hingga 26,18 persen dibanding 2013 silam, dan hanya didominasi para petani yang berusia diatas 40 tahun.
Advertisement
“Petani DIY yang berusia 55 hingga 64 tahun mencapai 29,35 persen dan 28,32 persen yang berusia diatas 65 persen. Namun jika kemudian pada rentang 40 hingga diatas 65 tahun persentasenya mencapai diatas 98 persen,” kata Kepala BPS DIY, Herum Fajwati dalam acara Diseminasi Hasil Pertanian DIY Di Hotel Alana Yogyakarta dalam siaran pers kepada TIMES Indonesia, Selasa (5/11/2023).
Kemudian, sensus pertanian 2013 telah tercatat sebanyak 584 ribu 802 usaha pertanian. Sedangkan hasil sensus tahun 2023 tercatat tinggal 431.705 usaha pertanian. Demikian pula, usaha pertanian perorangan (UTP) yakni dari 584.689 unit UTP pada tahun 2013. Selanjutnya, pada tahun 2023 telah turun menjadi 26,26 persen menjadi 431.113 unit.
“Kondisi itu tentu berbeda dengan usaha pertanian bebradan hukum atau UPV yang justru mengalami kenaikan sebesar 66,67 persen dari 21 unit pada tahun 2013 menjadi 35 unit pada tahun 2023 ini. Begitu pula, usaha pertanian lainnya atau UPL yang mana tahun 2023 mencapai 537 unit atau naik 483,70 persen dibanding tahun 2013 yang tercatat 92 unit,” papar Herum Fajwati.
Sebelumnya, Asisten Sekda DIY, Dewo Isnu Broto menyatakan bahwa hasil sensus pertanian 2023 ini dapat menjadi basis data menuju satu data pertanian dan pijakan guna merancang masa depan pangan.
“Merujuk kepada Visi Gubernur 2022-2027, dimana kita bercita-cita mewujudkan Panca Mulia masyarakat Jogja melalui reformasi kalurahan, pemberdayaan kawasan selatan serta pengembangan budaya inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi. Lokus pembangunan pada Kawasan Selatan yang mencakup Kulonprogo, Bantul, dan Gunungkidul ini karena masih adanya ketimpangan pembangunan,” terang Dewo.
Lanjut Dewo menyampaikan, bahwa kawasan selatan yang bercorak agraris ini masih memiliki tingkat kemiskinan yang relatif tinggi dibandingkan wilayah tengah dan utara.
Sektor pertanian termasuk dalam tiga besar perekonomian DIY bersama Industri Pengolahan dan Informasi dan Komunikasi.
“Sektor tersebut memiliki andil sebesar 10,02 persen dari perekonomian DIY. Akan tetapi, jika dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja berdasar sektornya, sektor pertanian menempati urutan kedua setelah sektor perdagangan dengan share 19.65 persen menempati urutan kedua setelah sektor perdagangan,” Dewo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |