Petani Tebu Lumajang Pasang Perangkap Cegah Serangan Uret

TIMESINDONESIA, LUMAJANG – Petani tebu di Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tengah menghadapi serangan hama uret yang membahayakan tanaman tebu.
Sekitar 400 hektar tanaman di daerah selatan Lumajang, termasuk Kecamatan Pasirian, Kecamatan Tempeh, Kecamatan Kunir, dan Kecamatan Yosowilangun, terinfeksi.
Advertisement
Petani setempat mengatasi masalah ini dengan cara memasang jaring-jaring dan lampu sebagai langkah pencegahan.
Pegawai UPT Pertanian Kecamatan Tempeh, Mohammad Hoir Alwi, mengatakan bantuan dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur berupa pemasangan jaring dan lampu bertujuan agar imago uret dewasa bisa terjebak, untuk mencegah gagal panen.
"Kita menangkap imago dengan jaring sekitar 60 persen, mencegah gagal panen karena imago akan kawin saat terbang gagal," ucap Mohammad Hoir ditemui saat pemasangan perangkap jaring di Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kamis (07/12/2023).
Menurut Mohammad Hoir Alwi, pemasangan perangkap pada bulan Desember menjadi kunci strategis.
Pada bulan Februari, setelah perkawinan, uret menghasilkan telur yang menetas pada bulan Maret-April, menyerang akar tanaman tebu.
Kontrol pada bulan Desember sangat penting untuk mencegah serangan pada bulan April hingga Juni.
"Kalau tidak ada pengendalian dipastikan di bulan April Juni saat umur tebu mulai delapan bulan hingga dua belas bulan bagi yang tanam awal pada saat kondisi tanaman bagus bagusnya diserang", tutur Mohammad Hoir.
Dinas Perkebunan berencana mengevaluasi efektivitas penggunaan jaring pada bulan Mei-Juni-Juli. Jika metode ini masih kurang efektif, alternatif lain seperti penggunaan nematogen akan dievaluasi.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Lumajang, H. Didik Purwanto, berharap pemerintah dapat memberikan dukungan lebih luas kepada semua petani yang terdampak, meskipun program Dinas Perkebunan hanya mencakup 50 hektar.
"Kita berharap pemerintah memberikan bantuan atau itu asuransi tidak hanya 50 hektar, luasan yang terdampak jumlah banyak", kata Didik Purwanto.
Ia berharap agar pembinaan dan sosialisasi dari Dinas Perkebunan, pabrik gula, dan provinsi dilakukan secara terus-menerus dan menyeluruh, sehingga produksi gula bisa mencapai swasembada sesuai harapannya.
"Kami berharap bimbingan dari pemerintah dan pihak pabrik dilakukan, sehingga swasembada gula yang diinginkan pemerintah tercapai,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |