Peristiwa Daerah

Ini Pesan Wasiat Keluarga yang Tewas Bunuh Diri di Malang

Selasa, 12 Desember 2023 - 19:05 | 51.12k
Warga saat menunjukkan foto keluarga yang tewas diduga bunuh diri. (FOTO: Ist)
Warga saat menunjukkan foto keluarga yang tewas diduga bunuh diri. (FOTO: Ist)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Pihak kepolisian menemukan sebuah pesan yang ditinggalkan di tempat kejadian perkara (TKP) dalam kasus satu keluarga bunuh diri di Dusun Boro RT03/RW10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Selasa (12/12/2023).

Pesan tersebut ditemukan oleh pihak kepolisian ditulis dalam sebuah kaca di meja rias yang berada di dalam kamar tempat keluarga tersebut tewas.

Advertisement

Pesan tersebut diduga kuat ditulis oleh sang ayah bernama Wahaf Efendi (43) yang menjadi korban meninggal bersama istrinya bernama Sulikhah (40) dan satu orang anak inisial ARE (12).

"Di TKP kita menemukan (pesan) di kaca meja rias. Pesan yang tulisannya identik dengan buku agenda milik WE (ayah)," ujar Kasatreskrim Polres Malang, Gandha Syah Hidayat, Selasa (12/12/2023).

Polisi juga sempat memperlihatkan tulisan yang berada di kaca meja rias tersebut. Isi pesan tersebut bertuliskan:

"Kakak jaga diri
Papa, mama, adik, pergi dulu
Nurut UTI, kong, Tante dan om
Belajar yg baik
Uang papa mama untuk pemakaman jadi satu
Love u Kakak"

"Kurang lebih intinya, jaga diri kakak baik-baik, menurut sama uti, uang papa mama untuk pemakaman. Itu ditulis menggunakan spidol hitam," ungkapnya.

Pihak kepolisian juga sempat menemukan sejumlah uang di TKP. Dugaannya uang tersebut digunakan sesuai permintaan wasiat sang ayah untuk uang pemakaman.

Diketahui, rumah tersebut ditinggali oleh empat anggota keluarga. Pasangan suami istri (pasutri) Wahaf dan Sulikhah serta dua putri kembarnya inisial ARE dan AKE.

Keluarga yang meninggal dunia, yakni ayah Wahaf dan ibu Sulikhah serta satu anaknya inisial ARE. Sedangkan untuk AKE sendiri masih hidup dan dalam kondisi sehat.

Gandha membeberkan, kala itu kedua putri kembar Wahaf tengah tidur di kamar terpisah dengan sang ayah dan ibu.

Kemudian, sekitar pukul 03.00 WIB, Wahaf pun mendatangi kamar kedua putrinya dan mengajak ARE untuk pindah ke kamar ayah dan ibunya.

"AKE yang masih hidup melanjutkan tidur (saat tahu ARE berpindah kamar dengan ayahnya). Kemudian bangun subuhan kesiangan," bebernya.

"(AKE) mencoba menggedor kamar ayahnya tapi tidak bisa. Kemudian teriak minta tolong ke tetangga untuk kemudian masuk," lanjutnya.

Saat warga sekitar berhasil mendobrak rumah dan kamar orang tua AKE, ditemukan Wahaf tengah berbaring dengan kucuran darah dari sayatan tangannya. Lalu untuk ibu Sulikhah dan ARE ditemukan tewas berbaring dalam kondisi mulut berbusa dan bau menyengat.

"Di dalam kamar ada tiga orang, WE (Wahaf) dalam keadaan tangannya mengeluarkan darah dengan luka sayat cukup dalam dan meninggal saat dibawa ke rumah sakit terdekat. Yang dua (Sulikhah dan ARE) ditemukan meninggal terlentang di kasur, seperti disusun," terangnya.

Dugaan saat ini, yakni satu keluarga tersebut meninggal dunia akibat bunuh diri. Saat olah TKP, ditemukan juga obat nyamuk cair, gelas dan pisau sepanjang 15 centimeter.

Saat ditanya dugaan sang ibu dan anak diracun oleh ayahnya yang juga meninggal, pihak kepolisian masih belum bisa memastikan.

"Belum bisa dipastikan. Masih kita dalami terkait motif," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang dibuat geger setelah menemukan satu keluarga meninggal dunia di kamar dan menyisakan satu putrinya yang masih hidup.

Peristiwa yang terjadi pagi tadi pukul 08.00 WIB langsung didatangi pihak kepolisian untuk melakukan olah TKP.

Dalam keterangan warga setempat, Wahaf sendiri sehari hari bekerja sebagai guru SD, kemudian Sulikhah sebagai ibu rumah tangga dan kedua anaknya masih duduk di bangku SMP.

Keluarga tersebut ternyata bukan warga sekitar. Sebab, mereka menyewa rumah tersebut sejak sekitar 7 tahun yang lalu.

Saat ini, satu anak inisial AKE tengah dalam lindungan Unit PPA Polres Malang dan Psikolog untuk selanjutnya dimintai keterangan lebih lanjut. (*)

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES