Eco Tourism Bali dan The Apurva Kempinski Kolaborasi Luncurkan Climate Friendly Travel

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Demi menjaga Pulau Bali sebagai salah satu destinasi populer di kelas internasional, Eco Tourism Bali berkolaborasi dengan The Apurva Kempinski Nusa Dua Bali meluncurkan Climate Friendly Travel (CFT) di Candi Ballroom The Apurva Kempinski.
CFT chapter Bali ini digelar dengan tema climate awareness for a sustainable and climate friendly Bali tourism yang dihadiri oleh perwakilan dari Kemenparekraf dan ratusan peserta lainnya.
Advertisement
Eco Tourism Week 2023 ini merupakan kali ke dua yang diselenggarakan Eco Tourism Bali sebagai komitmen kuat untuk memajukan tranformasi pariwisata Bali yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan pariwisata di Bali.
Rahmi Fajar Harini selaku CO Founder COO Eco Tourism Bali menjelaskan, tahun ini berhasil meluncurkan indeks untuk restoran.
"Acara ini lebih untuk mempertemukan semua stakeholder pariwisata seperti pemerintahan, industri dan pelaku pariwisata untuk meng highlight apa sih sebetulnya yang di butuhkan oleh Bali guna mengatasi dampak dari perubahan iklim ini" Urainya setelah kegiatan, Minggu (17/12/2023).
Menurutnya, tema dari kegiatan ini terkait bagaimana pariwisata di Bali dapat memitigasi risiko terhadap perubahan iklim.
"Di sini kita memperkenalkan apa itu perubahan iklim dan bagaimana dampaknya terhadap dunia pariwisata dan apa yang bisa dilakukan oleh industri pariwisata," jabarnya.
Melalui Eco Tourism week ini, lanjut Rahmi, diharapkan para pelaku usaha ini mengerti bahwa ada isu yang perlu di angkat dan diketahui agar bisa di antisipasi bersama dengan aksi yang nyata.
"Salah satu contohnya adalah dengan musibah kebakaran di TPA Suwung Denpasar. Kenapa sih itu bisa terbakar, apa kaitannya dengan industry pariwisata dan apa sih yang bisa kita lakukan?" Paparnya.
Karena menurutnya persoalan sampah juga dihasilkan oleh pelaku industri pariwisata tidak bisa di pisah dari hulu antara sampah organic dan anorganic saat temperatur Bali naik.
"Itu terbakar karena metan yang dihasilkan oleh sampah organik. Jadi, kalau kita tidak melakukan sesuatu tentunya ada risiko, kalau kebakaran terjadi dimana-mana, kita siap-siap kehilangan Bali dan siapa yang mau terbang ke Bali? Itu adalah salah satu contoh," urainya.
Rahmi juga mengungkap bahwa Eco Tourism Bali sudah lama berkolaborasi dengan The Apurva Kempinski karena hotel ini memiliki komitmen untuk sustainability. .
"Kami sering diundang The Apurva untuk beberapa inisiasi yang berkaitan dengan cultur, lokal dan yang lainnya," terangnya.
Menurutnya,The Apurva selalu mendukung dan terbuka dengan berbagai program Eco Tourism dan banyak melakukan aksi-aksi sustainability.
"Sejauh ini kita sudah berkolaborasi dengan 20 hotel dan 25 restoran. Kami berharap setelah launching September lalu, kami bisa mengundang lebih banyak lagi untuk hotel dan restoran untuk melakukan asesmen dengan website kita," jelas Rahmi.
Ada beberapa kriteria yang telah ditentukan bagi pelaku usaha industri pariwisata untuk melakukan asesmen di website Eco Tourism ini.
"Ada 30 kriteria untuk hotel itu mengikuti jenjang sustainability kita bagaimana mereka bisa terverifikasi," tambahnya.
Ada 4 komponen untuk kriteria Hotel yaitu diantaranya sosial impact dan policy redaction dan berbeda dengan restoran yang memiliki 8 komponen tapi lebih fokus di 30 pertanyaan.
"Nanti mereka melakukan 30 langkah untuk asesmen dan munculah skor nya dimana nanti bisa terlihat apa yang bisa didapatkan seperti silver, gold atau bronze," paparnya lagi.
Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk memproduksi bahwa Hotel ini sudah melakukan sesuatu untuk lingkungan di Bali.
Sementara itu, Vincent Guironnet yang merupakan General Manager of The Apurva Kempinski Bali merasa bangga dapat kembali bekerjasama dengan Eco Tourism Bali.
"Ini bukan kali pertama kami berkolaborasi dan tentunya banyak hal positif yang bisa kita ambil umtuk bagaimana kita menjadi salah satu pelaku industri pariwisata yang ramah lingkungan dan dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan aksi yang nyata," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |