Peristiwa Daerah

Dinas Kehutanan Jatim: Pejuang Pemadam Karhutla hingga Inovasi Sustainability Hutan

Rabu, 20 Desember 2023 - 09:57 | 58.65k
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Dr Ir Jumadi MT berdiri tegap. Ia memimpin anak buahnya menghadapi berat dalam bentuk kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Gunung Arjuno, Agustus 2023 lalu.

Gunung kebanggaan Jawa Timur ini terbakar. Api sempat melahap hampir 4.850 hektare hutan. Namun berkat kerja keras Dinas Kehutanan dan instansi terkait lainnya, kebakaran pun bisa diatasi.

Advertisement

Kebakaran di Gunung Arjuno tercatat sebagai salah satu bencana ekologis terbesar di wilayah ini. Api yang berkobar sejak akhir Agustus telah merusak ekosistem, mengancam flora dan fauna serta kehidupan masyarakat sekitar.

Upaya pemadaman yang dilakukan melalui water bombing dan metode manual akhirnya membuahkan hasil setelah lebih dari dua minggu pertarungan sengit melawan api.

Kadis Kehutanan Jumadi pun merasa bahagia. "Hutan adalah jantung bumi. Kalau terbakar efeknya bisa ke mana-mana. Untungnya kami bisa segera mengatasi dengan baik dan cepat," kata Jumadi.

Inilah salah satu kecekatan Dinas Kehutanan Jatim di bawah komando Dr Jumadi. Tak hanya di hutan Gunung Arjuno, tapi juga beberapa hutan lain. Seerti Gunung Bromo, Gunung Kelud dan beberapa lainnya.

Kerusakan yang diakibatkan oleh Karhutla ini tidak hanya terbatas pada kerusakan fisik hutan, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Ekosistem yang rusak berdampak pada keberlangsungan flora dan fauna setempat, serta mengganggu aktivitas masyarakat yang bergantung pada hutan untuk mata pencaharian mereka.

Berkat perjuangan keras Dinas Kehutanan dan kolaborasi dengan instansi terkait, ekosistem hutan di Jatim pun bisa teratasi dengan baik.

Sukses Perhutanan Sosial

Di tengah kekacauan yang disebabkan Karhutla, kabar baik datang dari sektor perhutanan sosial. Jawa Timur, telah mencatatkan capaian signifikan dalam perhutanan sosial, dengan luasan mencapai 176.149,68 hektar.

Luasan ini menempatkan provinsi Jatim sebagai pemimpin dalam perhutanan sosial di Pulau Jawa, dengan kontribusi lebih dari 53% terhadap total area perhutanan sosial di pulau tersebut.

Perhutanan sosial tidak hanya bertujuan untuk melestarikan hutan, tetapi juga untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Di Jawa Timur, telah terbentuk 765 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), yang mendorong aktivitas ekonomi di wilayah hutan. Beberapa di antaranya, seperti KUPS Talas dan KUPS Pisang LMDH Wono Lestari di Lumajang, bahkan telah mencapai tingkat ekspor.

Atas pencapaian ini, Pemprov Jatim mendapatkan penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Harapan ke depan adalah pemanfaatan kawasan hutan yang lebih maksimal, tidak hanya untuk kesejahteraan masyarakat tetapi juga untuk kelestarian hutan itu sendiri.

Kesuksesan dalam pemadaman Karhutla di Gunung Arjuno dan capaian dalam perhutanan sosial di Jawa Timur menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan kolaborasi yang efektif antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, masa depan yang lebih hijau dan sejahtera bukan lagi sekedar impian.

Inovasi Si Cantik Hut

Di bidang sustainability hasil hutan, Dinas Kehutanan Jatim membuat inovasi teknologi informasi. Namanya Sistem Informasi Pencatatan Terpadu Elektronik Kehutanan (SICANTIK-HUT).

Inovasi berupa aplikasi berbasis web ini digunakan untuk mencatat setiap kegiatan hasil hutan yang dilakukan oleh perusahaan industri dan perusahaan penampungan hasil hutan kayu sebagai pemenuhan kaidah dalam penatausahaan hasil hutan.

Si Cantik Hut ini menjadi bagian terpenting dalam inovasi sustainability hasil hutan Jatim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES