Erupsi Semeru: Letusan 300-600 Meter, Warga Sekitar Sungai Besuk Kobokan Diimbau Waspada

TIMESINDONESIA, LUMAJANG – Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur, setelah erupsi seminggu lalu, kini, pada hari Minggu (31/12/2023), menunjukkan aktivitasnya kembali.
Peningkatan aktivitas Gunung Semeru kembali terpantau oleh pos pengamatan Gunung Api Gunung Semeru di Gunung Sawur.
Advertisement
Gunung berbentuk kerucut ini terpantau mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) dengan luncuran sejauh 1.000 meter ke arah tenggara pada pukul 01:30:32 waktu setempat.
Menurut petugas Pos Pengamatan Gunungapi Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kecamatan Candipuro, Ghufron Alwi, terpantau Awan Panas Guguran (APG) yang diikuti oleh asap letusan sebanyak tiga kali dengan ketinggian 300-600 meter.
Asap tersebut berwarna putih keabu-abuan dan cenderung ke arah selatan-barat daya.
"Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah", kata Ghufron Alwi, Minggu (31/12/2023).
Ghufron Alwi menjelaskan, dari hasil rangkuman pengamatan menunjukkan adanya 11 kali letusan dengan amplitudo 12-22 milimeter dan durasi 71-170 detik.
Awan panas dari letusan pertama memiliki amplitudo sebesar 22 milimeter dan durasi 207 detik.
Daerah Curah Kobokan lereng Gunung Semeru. (Foto : Pos Pengamatan Gunung api Gunung Semeru For TIMES Indonesia)
Sementara itu, terdapat hembusan sebanyak 4 kali dengan amplitudo 4-8 milimeter dan durasi 50-62 detik. Tremor harmonik terjadi satu kali dengan amplitudo tiga milimeter dan durasi 267 detik.
Selain itu, terdapat tiga kali aktivitas tektonik jauh dengan amplitudo 8-10 milimeter, interval waktu S-P selama 19 detik, dan durasi 52-274 detik.
Dengan kondisi ini, status Semeru naik ke level III siaga.
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Badan Geologi dan PVMBG menyarankan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 17 kilometer dari puncak gunung dan juga tidak melakukan aktivitas di dalam jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
"Sepanjang Besuk Kobokan masih berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak", kata Ghufron.
Saat ini, status siaga level III masih belum menunjukkan penurunan potensi Awan Panas Guguran (APG).
Guguran lava dan lahar diperkirakan masih akan melintasi sepanjang aliran sungai atau lembah yang bermuara di puncak Semeru.
Terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Komandan Tim Pos BPBD Curah Kobokan, Peltu (Pur) Sugiono menyampaikan, pengamatan visual terhalang kabut, dan cuaca hujan hampir setiap hari, perlu meningkatkan kewaspadaan warga sekitar lereng Semeru.
Jalur penyeberangan antara Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo melalui aliran lahar di Curah Kobokan akan dibuka atau ditutup oleh petugas saat terjadi aliran lahar atau peningkatan aktivitas.
"Situasi pelintasan Curah Kobokan dapat dilintasi semua kendaraan dengan lancar dan aman, namun akan ditutup bila terjadi banjir atau APG", pungkas Sugiono
Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Semeru yang sering kali tidak terpantau dari pos pengamatan Gunung Api karena terhalang awan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di sekitar aliran Sungai Besuk Kobokan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Rizal Dani |