Peristiwa Daerah

Sri Sultan Hamengkubuwono X Serukan Politik Damai

Jumat, 19 Januari 2024 - 22:38 | 19.68k
Suasana gelaran Pentas Musik Bertajuk Peace & Harmony di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, DIY. (FOTO: Olivia Rianjani/TIMES Indonesia)
Suasana gelaran Pentas Musik Bertajuk Peace & Harmony di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, DIY. (FOTO: Olivia Rianjani/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Antusiasme ribuan masyarakat Yogyakarta hingga luar Yogyakarta membludak di kawasan di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Jumat (19/1/2024) malam. Mereka hendak melihat gelaran Pentas Musik Bertajuk 'Peace & Harmony'.

Acara dibuka dengan tarian Beksan Ajisaka (Karya Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X) melibatkan 10 penari laki-laki. Dilanjutkan menyanyikan lagu 'Tanah Airku' melibatkan 9 penari Orkes Sinten Remen, 6 orang penyanyi senandung Nusantara, Kostum penyanyi lain (perwakilan ojol, buruh gendong, juru parkir, paksi kraton, porter stasiun, hingga kusir andong).

Advertisement

Acara tersebut dihadiri seluruh OPD terkait, diantaranya Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Benny Suharsono, Jajaran DPRD Kota/Kabupaten/Provinsi, Perwakilan partai politik, dan lain-lain.

Dalam sambutannya, Sri Sultan HB X menyampaikan, acara ini merupakan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mendorong pemilu 2024 yang damai dan Harmoni serta saling menghormati.

Menurutnya, sudah menjadi hak asasi masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya, termasuk preferensi pilihan politiknya di masa Pemilu ini. Namun tetap dalam koridor saling menghormati, baik secara batiniah maupun lahiriah.

"Perlu disadari bersama, saling menghormati itu bukanlah wujud kerendahdirian, melainkan wujud kerendahatian. Agar dapat membawa diri dengan tepat dalam pergaulan, secara sosial dan politik. Karena siapa pun dia dan bagaimanapun posisinya, setiap orang harus tetap dimanusiakan, 'diuwongke', Inilah etika dan adab yang harus dijunjung, sebagai jatidiri masyarakat Indonesia,” kata Sri Sultan, Jumat (19/1/2024).

Dengan demikian, semua tahapan Pemilu Serentak 2024, maupun Pilkada setelahnya, tidak hanya menjadi arena kontestasi politik semata bagi pesertanya, namun juga pembelajaran politik, saling "asah-asih dan asuh", untuk mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi.

“Itulah tatanan hidup bersama yang disemangati dengan kemanusiaan. Karena sesungguhnya, 'rahayuning manungsa dumadi karana kamanungsane', keselamatan dan kesejahteraan manusia itu dapat terwujud, bilamana nilai-nilai kemanusiaan senantiasa terjaga," sambungnya.

Sri Sultan menegaskan masyarakat Yogyakarta jangan sampai terprovokasi unsur SARA dan politik uang. Hal ini untuk meminimalisir berbagai konflik sosial seperti intimidasi antar pendukung paslon dan terhindar berita bohong (hoaks).

Pihaknya yakni pemilihan Serentak akan merekatkan kohesi sosial dan integrasi kebangsaan, seiring ikhtiar segenap komponen bangsa dan rakyatnya,

"Marilah kita serukan kata damai untuk Pemiihan Serentak ini. Bagaimanapun, pemilihan serentak lebih dari sekadar 'olah-politik', pemilu juga 'olah-budaya' untuk meningkatkan mutu 'budaya-demokrasi', Suasana nyaman dan aman mestinya dibangun layaknya suasana 'bebrayan ageng' mewujudkan masyarakat Indonesia yang berbudaya serta berkeadaban,” pintanya.

“Insha Allah, Pemilihan Serentak yang berbudaya, bisa membangun peradaban Indonesia yang 'Panjang Dawa Pocapane, Punjung Luhur Kawibawane', yang memiliki sejarah panjang, berwibawa, berdaulat, dan harum semerbak Namanya,” terangnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES