Peristiwa Daerah

Aksi Kamisan Bertepatan dengan Isra Miraj, Korban Tragedi Kanjuruhan Berharap Bantuan Nabi Muhammad

Kamis, 08 Februari 2024 - 22:25 | 60.97k
Aksi Kamisan di Simpang Kayutangan, Kota Malang, Kamis (8/2/2024). (Foto: Rasel Firza Nadhif/TIMES Indonesia)
Aksi Kamisan di Simpang Kayutangan, Kota Malang, Kamis (8/2/2024). (Foto: Rasel Firza Nadhif/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan terus menggelar aksi Kamisan sebagai upaya menyuarakan ketidakadilan yang mereka alami.

Aksi Kamisan, Kamis (8/2/2024) sore digelar di kawasan Kayutangan Kota Malang dan bertepatan dengan hari peringatan Isra Miraj.

Advertisement

Para korban tragedi Kanjuruhan berharap aksi Kamisan yang bertepatan dengan peringatan hari Isra Miraj bisa membawa cahaya terang dalam upaya mereka mencari keadilan.

Aksi Kamisan dibuka dengan kegiatan berdoa bersama untuk 135 korban jiwa dan ratusan korban luka di tragedi Kanjuruhan dan juga korban penindasan lainnya.

Aksi-Kamisan-di-Malang-a.jpgPembagian Bunga Mawar di Aksi Kamisan Malang, Kamis (8/4/2024). (Foto: Rasel Firza Nadhif/TIMES Indonesia).

Muhammad Rafi Azzamy, Komite Kamisan Malang, mengatakan bahwa kegiatan berdoa bersama ini merupakan bentuk rasa percaya bahwa Nabi Muhammad SAW akan berpihak kepada kaum tertindas.

"Kami yakin bahwa Nabi Muhammad SAW itu adalah Nabi yang berpihak kepada kaum-kaum lemah dan kaum tertindas seperti keluarga korban Kanjuruhan, jadi kami awali aksi dengan doa, sekaligus memperingati Isra Miraj," ucap Rafi.

Aksi Kamisan ini juga dilakukan dengan membagi bunga mawar. Seorang mahasiswa Universitas Brawijaya bernama Inting yang menjadi bagian acara Kamisan mengatakan bahwa pembagian bunga mawar sebagai simbolisasi peduli terhadap korban.

Rafi menjelaskan, sebelumnya aksi Kamisan ini dilakukan di Balai Kota Malang, namun untuk kali ini digelar di kawasan Kayutangan Heritage dengan harapan suara mereka lebih banyak diketahui publik.

Aksi-Kamisan-di-Malang-b.jpg

Rafi berharap lewat aksi ini, masyarakat bisa menolak lupa sekaligus merawat ingat terhadap tragedi Kanjuruhan dan isu pelanggaran HAM karena itu salah satu hal yang bisa dilakukan masyarakat sipil.

"Harapan kami agar masyarakat bisa selalu mengingat karena usaha yang bisa dilakukan masyarakat sipil melawan penguasa adalah merawat ingat dan melawan lupa. Kamu mau mengingatkan masyarakat Malang kalau tragedi ini belum selesai," tegas Rafi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES