Kampung Oase Ondemohen, Surga Wisata Urban Farming di Belantara Metropolitan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kampung Ondemohen Margesasri IV Surabaya terlihat asri. Beraneka ragam tanaman menghiasi pelataran warga.
Mulai dari aneka tanaman buah sampai jenis tanaman obat keluarga dan sayuran. Tidak hanya keasriannya saja yang terjaga, Kampung Ondemohen tergolong kampung eco green. Kampung hijau menyejukkan mata.
Advertisement
Warga sepakat membangun kampung ini bersama-sama dengan mempercantik rumah mereka masing-masing. Mulai berkebun hingga menanam bunga-bunga indah.
Wisatawa mendapat pelatihan pengembangan wisata hijau di Kampung Oase Ondemohen, Kamis (15/2/2024). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Polusi udara Kota Surabaya membuat warga kampung Ondemohen berbenah diri, menanam apapun supaya kampung terlihat rindang dan asri.
Mereka memanfaatkan lahan yang ada, hingga tanpa terasa tidak hanya tanaman saja yang dirawat. Sayuran ditanam menggunakan sistem hidroponik, hasilnya mereka nikmati bersama.
Inovasipun terus bergulir. Kali ini mereka membuat kolam aquaponik untuk budidaya ikan lele dan ikan nila. Kendala lahan yang terbatas, rupanya tidak menjadi hambatan.
Gapura pintu masuk Kampung Oase Ondemohen menjadi daya tarik karena keasrian dan kesejukan yang ditawarkan, Kamis (15/2/2024).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
"Kami membuat kolam dengan sistem kolam aquaponik, di selokan yang sebelumnya dibersihkan dulu, lalu kami ganti airnya. Kolam tersebut diberi batas supaya tidak tercampur dengan air selokan,” kata Adi Candra dari IFFTA, Kamis (15/2/2024).
Adi bersama organisasinya merupakan pendamping warga Kampung Ondemohen.
Tak cukup puas sampai di situ. Warga juga diajari cara pengolahan sampah menjadi BBM jenis solar.
Bahan bakar solar ini kebutuhannya untuk menggerakkan mesin pencacah sampah plastik bahan baku yang diproses menjadi solar kembali.
Selain solar, sampah juga diolah menjadi magot sebagai pakan ikan lele dan nila. Prosesnya disangrai terlebih dahulu sampai kekuningan.
Penghematan listrik untuk kebutuhan oksigen kolam menggunakan solar cell atau tenaga surya.
"Untuk kebutuhan yang tidak terlalu banyak dayanya cukup untuk oksigen kolam,” tutur Adi.
Solar cell cukup menekan pengeluaraan biaya pembayaran listrik. Pengolahan daun menjadi briket juga bagian dari inovasi warga.
Aktivita warga Kampung Ondemohen benar-benar lekat dengan pengembangan teknologi pertanian perkotaan, pengolahan sampah dan sistem hidroponik dan berdampak pada ramah lingkungan.
Pengurangan emisi karbon paling tidak bisa menyumbang warga sekitar menghirup udara segar tanpa polusi.
Embrio Kampung Oase Ondemohen
Berawal dari mengikuti lomba eco green 2016 silam, Kampung Ondemohen tidak berhenti berbenah dan terus meningkatkan pengetahuan tentang lingkungan.
Hingga di tahun 2020, Kampung Ondemohen berubah nama menjadi Kampung Oase Ondemohen. Sebuah kampung yang menyejukkan bagi warga maupun pengunjung.
Lambat laun kampung ini menjadi tempat pembelajaran eco green. Kampung itu menawarkan edukasi lingkungan, budidaya ikan dan tanaman yang mengunakan sistem hidroponik sesuai dengan kondisi perkotaan.
Pengunjungnya tidak hanya kalangan mahasiswa maupun pelajar, melainkan masyarakat yang ingin belajar persoalan lingkungan perkotaan. Yang sampai saat ini, masih banyak kendala di beberapa perkampungan lain.
Melalui Kampung Oase Ondemohen, banyak yang menjadi pembelajar persoalan lingkungan. Karena isu emisi karbon tidak ada hentinya bahkan penanggulangan yang terus menerus dilakukan, namun hasilnya masih sangat minim.
Melalui gerakan sadar lingkungan yang dikerjakan dalam bentuk skala kecil, sebenarnya dapat menurunkan polusi. Jika saja setiap perkampungan mempunyai sistem yang sama.
Kampung Oase Ondemohen bagian dari perubahan iklim perkotaan yang minim sadar lingkungan, dan kini menjadi triger kampung lain untuk lebih sadar lingkungan di wilayah masing-masing dengan menata lahan terbatas.
Wisata Minat Khusus
Dengan berbagai prestasi mengikuti kompetisi lingkungan, Kampung Oase Ondemohen memberanikan diri membuka wisata eco green. Kampung Wisata Urban Farming dan Pengelolaan Lingkungan Perkotaan.
Wisata ini tergolong wisata minat khusus, yang ingin mengetahui lebih jauh persoalan lingkungan terutama lingkungan perkotaan.
"Tamu yang datang mulai dari mahasiswa hingga wisatawan manca negara yang berkunjung di kampung kami,” kata Mus Mulyono, Ketua Kampoeng Oase Ondomohen.
Paket edukasi ditawarkan mulai dari pelajar wisatawan lokal dan mancanegara. Paket siswa ada dua paket A seharga Rp30.000/ siswa dan Paket B Rp55.000/siswa.
Untuk paket edukasi ada paket basic A 15-20 orang Rp50.000/orang, paket basic B Rp40.000/orang, paket souvenir A Rp70.000/orang dan paket souvenir B Rp80.000/orang.
Minimum peserta 15 orang dan harus melalui pemesanan terlebih dahulu. Sebagai tour guide adalah warga lokal yang sudah paham dengan sistem pengolahan lingkungan perkotaan.
Pernah ada kunjungan 100 wisatawan dari Bali yang ingin melihat langsung Kampung Oase Ondemohen. Beberapa bulan yang lalu, mereka juga menerima tamu dari Thailand.
"Para tamu ini dari program Kampus Widya Mandala. Mereka mempelajari pengolahan sampah dan eco print yang saat ini kami sudah mulai membuat eco print,” tutur Mus Mulyono.
Wisata Kampung Oase Ondemohen adalah bagian dari ikon wisata lingkungan Kota Surabaya yang masih terus dioptimalkan.
Maka, jika ingin belajar lebih dalam mengenai lingkungan tidak perlu ke luar Kota Surabaya. Cukup datang di Kampung Oase Ondemohen mempelajari berbagai tumbuhan hayati dan aquaponik di lahan terbatas. Sebuah tempat wisata baru di tengah padatnya ibu kota dengan menyerap ilmu pelestarian lingkungan secara praktis, tak sekadar teori semata.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |