BMKG Ungkap Penyebab dan Dampak Tornado Rancaekek Bandung

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mendalam mengenai fenomena cuaca ekstrem puting beliung yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Barat pada Rabu (21/2/2024). Salah satunya adalah puting beliung atau yang disebut tornado oleh warganet, yang terjadi di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena puting beliung terbentuk dari sistem Awan Cumulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik menimbulkan cuaca ekstrem. Meskipun tidak setiap ada awan CB dapat menyebabkan fenomena puting beliung, hal itu tergantung pada kondisi labilitas atmosfer.
Advertisement
"Puting beliung terbentuk dari sistem Awan Cumulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem, meskipun begitu tidak setiap ada awan CB dapat terjadi fenomena puting beliung dan itu tergantung bagaimana kondisi labilitas atmosfernya," kata Guswanto, Kamis (22/2/204)
Guswanto menjelaskan bahwa angin puting beliung dapat terjadi dalam waktu singkat, umumnya kurang dari 10 menit, dan seringkali terjadi pada periode peralihan musim atau musim hujan. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem untuk wilayah Jawa Barat beberapa hari sebelumnya, termasuk potensi hujan lebat.
Perlu dicatat bahwa fenomena puting beliung tidaklah asing di wilayah Bandung. Sejumlah kejadian tercatat, termasuk pada Juni 2023 di Desa Bojongmalaka, Desa Rancamanyar, dan Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah-Bandung, yang menyebabkan kerusakan pada ratusan rumah.
Selain itu, terdapat kejadian puting beliung di wilayah Bandung pada Oktober 2023 di Banjaran dan Desember 2023 di Ciparay, serta pada 18 Februari 2024 di Parongpong Bandung Barat. Fenomena ini telah menimbulkan kerusakan bangunan dan pohon tumbang di sekitarnya.
BMKG terus memantau dan memberikan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem, seperti puting beliung, guna meminimalisir dampak negatifnya. Semua pihak, termasuk masyarakat, diharapkan dapat memperhatikan informasi peringatan dini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan demi keselamatan dan kesejahteraan bersama.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |