Peristiwa Daerah

Emak-emak di Banyuwangi Hasilkan Cuan dari Memilah Sampah Kresek

Kamis, 22 Februari 2024 - 18:40 | 30.96k
Ibu-ibu yang ikut dalam pelatihan pengelolaan sampah sedang melihat budidaya maggot di Bank Sampah. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Ibu-ibu yang ikut dalam pelatihan pengelolaan sampah sedang melihat budidaya maggot di Bank Sampah. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sampah kresek dianggap pengganggu yang berdampak buruk bagi lingkungan karena sulit terurai. Namun di tangan emak-emak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kresek-kresek tersebut dapat menjadi cuan dengan nilai ekonomis hanya dengan dipilah.

Di momen Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, menggelar pelatihan pengelolaan sampah dengan tagline ‘Atasi Sampah Plastik Dengan Cara Produktif’. Dalam giat tersebut emak-emak diajak untuk mengelola sampah plastik utamanya kresek supaya menjadi barang dengan nilai ekonomis.

Advertisement

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Banyuwangi Dwi Handayani mengatakan, apabila sampah plastik tersebut dipilah secara baik, bakal memiliki nilai ekonomi bagi para ibu.

Yani, panggilan akrab Dwi Handayani, menambahkan, pelatihan pengelolaan sampah tersebut adalah wadah pembelajaran juga transfer informasi terkait nilai atau harga-harga sampah setelah terpilah.

“Jadi sampah plastik mempunyai harganya masing-masing jika sudah terpilah dengan baik,” kata Yani, Kamis (22/2/2024).

“Bahkan sampah kresek kita yang telah dipilah itu diekspor dan dihargai Rp.5.500 per kilogram,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Yani menuturkan, apabila DLH bukan hanya mengajari dan mendampingi dalam mengelola sampah, tapi juga turut membantu memasarkan sampah yang telah dipilah tersebut supaya menjadi pendapatan bagi ibu-ibu.

Dijelaskannya, sampah-sampah yang telah terkumpul dan dipilah tersebut akan diambil melalui program Bank Sampah Giat Keliling (Bagiak). Dari hasil sampah yang telah terkumpul di Bank Sampah ini nantinya akan dicatat dan dijumlah yang kemudian dapat dicairkan. 

“Bahkan sampah ini dapat ditukar emas, karena kita sudah kerjasama dengan pegadaian,” tandasnya.

“Makanya itu, sampah yang sudah terpilah itu adalah berkah, tapi jika masih tercampur itu bencana buat kita,” imbuh Yani.

Dalam menangani persoalan sampah yang selalu menjadi topik yang kerap dibicarakan, Yani berpesan, soal sampah adalah tanggung jawab bersama, dan butuh dukungan dari seluruh masyarakat.

Jadi kunci utama dalam pengelolaan sampah menjadikan Banyuwangi bersih dan sehat itu adalah dari perubahan perilaku masyarakat.

“Jadi tidak membuang sampahnya secara sembarangan, dan juga mau mengelola sampah minimal memilah sampah,” tutur Yani. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES