KenDuren Wonosalam: Tradisi Berebut Durian Gratis yang Jadi Ikon Baru Wisata Jombang

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Setiap tahunnya, di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, menjadi sorotan utama bagi para pecinta durian. Di tengah aroma wangi buah durian yang menguar, warga setempat dan wisatawan dari berbagai daerah berkumpul untuk mengikuti KenDuren tradisi berebut durian gratis yang telah menjadi ikon baru wisata Jombang.
Tradisi berbagi durian gratis di Wonosalam telah berlangsung sejak tahun 2012 silam. Setiap musim durian tiba, para petani durian menggelar acara KenDuren sebagai wujud syukur atas panen rayanya. Tradisi ini merupakan bentuk kebersamaan dan gotong royong antarwarga, serta menjadi bagian dari budaya lokal yang kental di Wonosalam.
Advertisement
Dalam pantauan TIMES Indonesia di lokasi, antusiasme terhadap tradisi KenDuren untuk berebut durian gratis di Wonosalam sangat tinggi. Terlihat dari plat nomor kendaraan yang hadir para wisatawan datang dari berbagai daerah, bahkan dari luar kota, untuk merasakan sensasi unik yang ditawarkan oleh tradisi khas Wonosalam ini.
Di samping itu, warga lokal juga turut serta dalam ajang ini, menambah meriahnya suasana dan memperkuat ikatan sosial antarwarga. Hal tersebut terlihat dari 9 tumpeng durian dari 9 desa yang berada di Kecamatan Wonosalam turut diarak menuju lapangan Wonosalam. Berbagai kesenian tradisional seperti jaranan, bantengan turut memeriahkan acara tersebut.
Tradisi KenDuren yang merebutkan durian gratis telah menjadi salah satu atraksi utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Jombang. Selain dapat menikmati durian segar secara cuma-cuma, para pengunjung juga dapat menikmati suasana pedesaan yang asri dan kehangatan sambutan dari warga setempat.
Sugiat, Pj Bupati Jombang yang hadir langsung ke lokasi turut memberikan dukungan terhadap tradisi KenDuren sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan potensi pariwisata lokal. Melalui promosi dan fasilitas yang disediakan, Pemerintah Kabupaten Jombang berharap dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung dan menikmati keindahan serta keramahan Wonosalam.
“KenDuren, tradisi yang bisa menjadi ikon baru wisata di Kabupaten Jombang. Setiap tahun semakin menarik dan makin keren,” kata Sugiat saat sambutan.
Menurutnya, tradisi KenDuren Wonosalam telah menjadi ikon baru wisata yang unik dan menarik perhatian bagi para pecinta durian dan wisatawan. Tradisi ini tidak hanya memperkaya budaya lokal, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal dan memperkuat ikatan sosial antarwarga.
“Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif dari masyarakat, tradisi ini diharapkan akan terus berlanjut dan menjadi daya tarik wisata yang tak ternilai di masa yang akan datang,” harap Sugiat.
Lailatus Syarifah salah satu pengunjung asal Sampang Madura mengaku terkesan akan tradisi unik yang ada di Kabupaten Jombang yakni tentang KenDuren. “Sangat seru meskipun lapangannya becek malamnya habis diguyur hujan. Justru menambah keseruan trasisi ini,” ungkap mahasiswa yang dikuliah di kampus swasta di Jombang tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh M. Nawawi, pengunjung asal Peterongan, Jombang. Dirinya mengaku sangat mencintai Jombang dengan berbagai tradisi yang terus lestari. Pihaknya berharap tradisi seperti ini bisa terus lestari.
“Keren banget. Semoga tradisi ini tetap lestari. Biar anak, cucu saya kelak juga bisa menikmati keindahan tradisi Jombang,” paparnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |