Dampak Banjir Dringu Probolinggo, Ratusan Rumah Warga Rusak

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Dampak banjir akibat meluapnya Sungai Kedunggaleng di beberapa desa, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menyebabkan ratusan rumah rusak, termasuk beberapa fasilitas umum.
Kepala Desa Kedungdalem, Sumartono, saat di lokasi terdampak banjir menjelaskan, banjir kali ini merupakan yang terbesar dibandingkan dengan banjir sebelumnya.
Advertisement
"Banjir pada tahun 2021 lalu, di desa saya hanya satu RW yang mengalami kerusakan, yakni RW 3. Untuk kali ini, semua RW, yakni mulai dari RW 1 hingga RW 4 di Desa Kedungdalem," kata Sumartono, Minggu (10/3/2024) pagi.
Jumlah rumah warga yang rusak di RW 1 ada 360 rumah, RW 2 ada 620 rumah, RW 3 ada 380 rumah, dan RW 4 ada 260 rumah. Sekitar 40 persen atau sekitar 300 rumah mengalami kerusakan parah.
"Semua rumah di Desa Kedungdakem mengalami kerusakan. Tapi, kerusakan yang paling berat berkisar pada 300 rumah, seperti jebolnya tembok rumah, robohnya dapur, dan tembok pagar rumah warga," imbuh Sumartono.
Petugas gabungan bekerja sama membersihkan jalan utama setelah banjir. (Foto: Rizky Putra Dinasti/TIMES Indonesia)
Selanjutnya, sekitar 300 rumah yang rusak parah ditinggalkan pemiliknya untuk mengungsi, baik di Kantor Kecamatan Dringu maupun di tempat saudara atau keluarganya.
“Seperti rumah Pak Buari yang temboknya runtuh, pemiliknya sudah mengemas barang dan mengungsi sejak Sabtu malam. Termasuk rumah Pak Indrik yang bagian dapurnya ambruk,” ujar Sumartono.
Selain rumah warga, sejumlah fasilitas umum juga rusak, termasuk pagar Tempat Pemakaman Umum (TPU). Pagar sepanjang 7 meter itu ambruk akibat terjangan banjir.
Saat ini, ia bersama perangkat, petugas gabungan, relawan, dan warganya tengah melakukan upaya bersih-bersih.
Mereka mulai mengeluarkan lumpur yang masuk ke dalam rumah, membersihkan jalan utama dan selokan dengan bantuan alat berat, serta penyemprotan oleh Damkar.
"Informasinya, kondisi di dataran tinggi atau daerah atas sedang gerimis. Semoga tidak sampai terjadi hujan lebat seperti kemarin, sehingga tidak mengakibatkan meluapnya kembali Sungai Kedunggaleng," harapnya.
Sementara itu, di Kantor Kecamatan Dringu, Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Oemar Syarif menjelaskan, mulai Sabtu malam, petugas langsung mendirikan tenda dan posko darurat, serta membangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan warga.
Pada Minggu pagi, sebanyak 1.000 bungkus makanan telah dibagikan kepada warga terdampak.
Menurut Oemar, saat ini pihaknya fokus pada proses pembersihan dan evakuasi warga yang membutuhkan, sehingga data detail mengenai kerusakan masih belum diketahui sepenuhnya.
Meskipun begitu, berdasarkan laporan data hingga Sabtu malam, jumlah pengungsi di Kantor Kecamatan Dringu mencapai 40 orang, dengan satu orang dirawat di RS Wonolangan.
"Dia dirawat akibat kakinya tertimpa tembok yang roboh, namun setelah diperiksa kondisinya baik. Tidak sampai terjadi patah tulang kaki," kata Oemar.
Di Kecamatan Dringu, sejumlah desa terdampak banjir, antara lain Desa Kedungdalem dengan 1.500 rumah terdampak, Desa Dringu dengan 1.050 rumah, Desa Kalirejo dengan 500 rumah, dan Desa Tegalrejo dengan 59 rumah.
Sementara itu, banjir juga melanda beberapa kawasan, menyebabkan sejumlah rumah terendam. Di Desa Tambakrejo, Kecamatan Tongas, terdapat 82 rumah yang terendam, dan di Desa Warujinggo, Kecamatan Leces, terdapat 30 rumah yang terendam.
"Termasuk di Pakuniran, yang mengakibatkan satu orang meninggal akibat terseret arus banjir," imbuhnya.
Terakhir, ia memprediksi bahwa hujan dengan intensitas lebat masih akan terjadi hingga Rabu, sehingga warga diminta untuk waspada.
"Jika melihat prakiraan cuaca, prediksi hujan dengan intensitas lebat masih akan berlangsung pada Selasa-Rabu," tutup Oemar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ryan Haryanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |