Peristiwa Daerah

Bantahan RS Hermina Malang Bikin Keluarga Pasien Kritis Kecewa

Selasa, 12 Maret 2024 - 17:22 | 34.50k
Eliana saat menunjukkan foto almarhum Wahyu Widianto (pasien kritis meninggal dunia) semasa hidupnya. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Eliana saat menunjukkan foto almarhum Wahyu Widianto (pasien kritis meninggal dunia) semasa hidupnya. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Pihak keluarga pasien kritis yang meninggal dunia menanggapi komentar dari pihak Rumah Sakit (RS) Hermina Malang atas peristiwa dugaan penolakan pasien kritis bernama Wahyu Widianto yang berujung meninggal dunia.

Perlu diketahui, pasien kritis bernama Wahyu asal Jalan Bareng Tenes 4A, Kecamatan Klojen, Kota Malang meninggal dunia saat perjalanan menuju Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Senin (11/3/2024) kemarin.

Advertisement

Sebelum meninggal, Wahyu yang tengah kritis sempat diantar keluarga ke RS Hermina untuk mendapatkan pertolongan, akan tetapi pihak RS Hermina menolak dengan alasan bed penuh.

Anak kedua korban, Eliana Widyana Putri mengatakan bahwa saat berada di RS Hermina, ayahnya tidak mendapatkan pemeriksaan dari pihak RS Hermina dengan alasan bed penuh.

"Belum ditangani, kami minta tolong diperiksa gitu, dari sana (RS Hermina) bilang gak ada bed," ujar Eliana, Selasa (12/3/2024).

Eliana saat peristiwa tersebut melakukan komunikasi langsung dengan pihak RS Hermina untuk meminta pertolongan ayahnya.

Sedangkan kakak Eliana bernama Doni, saat itu sedang memangku ayahnya yang kritis di atas becak motor (bentor).

"Bapak tetap ada di bentor gak sampai turu. Kakak saya memangku bapak," katanya.

Saat dijelaskan komentar RS Hermina yang menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pemeriksaan dan penyiapan bed, Eliana menyebut bahwa saat itu dirinya yang meminta tolong malah dibawa masuk ke ruang IGD untuk melihat kondisi bed yang penuh, bukan menolong pasien.

"Gak bilang (menyiapkan bed). RS bilang gak ada bed, saya sampai dikasih tahu kalau gak percaya, ayo ikut aku dibuka semua tirai, bednya semua ada pasien," jelasnya.

Kemudian, pihak keluarga pun kembali meminta untuk pengecekan dalam kondisi duduk. Pihak RS Hermina menolak dengan alasan harus menggunakan bed, karena ada kaitan dengan jantung.

"Waktu terbuang semua cuma buat debat di situ. Waktu saya minta ambulans juga gak digubris. Kayak suruh ngisi surat gitu, kelamaan yaudah dibantu relawan itu ke RSSA," tuturnya.

Eliana pun merasa sakit hati atas sikap dari RS Hermina terhadap almarhum ayahnya. Ia mengaku sangat kecewa atas apa yang terjadi.

"Saya pribadi sakit hati, kita minta tolong baik-baik untuk ngecek kok gitu perlakuannya. Saksinya banyak kok yang ikut ke sana," tegasnya.

Sementara, anak pertama korban bernama Doni turut menanggapi komentar dari pihak RS Hermina yang mengaku sudah memeriksa dan menyiapkan bed.

Doni menyebut bahwa memang ada petugas medis berpakaian perawat yang datang saat ayahnya sudah dimasukkan ke ambulans milik relawan untuk diantarkan ke RSSA Malang.

Namun, kata Doni, perawat tersebut hanya memeriksa pupil mata dan denyut nadi ayahnya, kemudian tanpa memberikan pesan apapun ke pihak keluarga, perawat RS Hermina tersebut pergi begitu saja.

"Gak ada pemeriksaan pakai statoskop. Cuma diperiksa denyut nadi aja sama pupil. Gatau itu dokter atau perawat, tiba tiba langsung meriksa bapak, terus gak ngomong apa apa balik lagi ke ruangan," jelas Doni.

Ia juga membantah pihak RS Hermina yang mengaku memeriksa hingga detail, seperti halnya saturasi korban.

Sebab, kata Doni, untuk pemeriksaan detail dilakukan oleh relawan didalam ambulans saat menuju ke RSSA Malang.

"Saturasi itu dari relawan yang cek. Waktu itu crowded, kita gak dikasih ambulans juga dari sana (RS Hermina) dan ada relawan akhirnya pakai itu (ambulans relawan)," ungkapnya.

Doni pun sebenarnya sudah mengikhlaskan kepergian sang ayah. Namun, sama seperti sang adik, ia merasa kecewa dengan komentar dan sikap dari RS Hermina terhadap ayahnya.

"Kita pihak keluarga mengikhlaskan. Tapi, kita menyayangkan aja pihak RS (Hermina) gak ada minta maaf ke kita," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES