Peristiwa Daerah

Perahu Terbalik Dihantam Gelombang Tinggi di Pesisir Pantai Selatan Cipatujah

Selasa, 12 Maret 2024 - 18:05 | 38.24k
Perahu terbalik akibat hantaman gelombang di pesisir Pantai Selatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (12/3/2024). (FOTO: Istimewa)
Perahu terbalik akibat hantaman gelombang di pesisir Pantai Selatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (12/3/2024). (FOTO: Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Gelombang tinggi di pesisir Pantai Selatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat membuat perahu nelayan terbalik. Tinggi gelombang mencapai antara 4 hingga 6 meter, menyebabkan kepanikan di antara para nelayan yang berlayar di wilayah tersebut.

Salah satu perahu nelayan yang hendak bersandar di dermaga Pamayangsari menjadi korban dari gelombang tinggi tersebut. Perahu tersebut terbalik akibat hantaman gelombang yang tak terduga. Beruntung, meskipun perahu terbalik, nelayan yang ada di atasnya berhasil lolos dari bahaya maut dengan berdiri di bagian geladak yang terbalik.

Advertisement

Namun, upaya penyelamatan menjadi terhambat karena kondisi gelombang yang masih tinggi. Meskipun perahu motor berusaha mendekat, namun percobaannya sia-sia.

Akhirnya, perahu yang terbalik terseret ke pinggir dermaga. Berkat keberanian sesama nelayan, korban dapat diselamatkan dengan berenang menuju daratan.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, Dedi Mulyadi, mengonfirmasi insiden tersebut melalui telepon selulernya. Menurutnya, kejadian tersebut melibatkan satu perahu nelayan yang terbalik akibat terhantam gelombang di pintu masuk Dermaga Pamayangsari, Kecamatan Cipatujah, saat para nelayan sedang melakukan kegiatan melaut.

"Dua nelayan baru pulang melaut saat kejadian itu terjadi, sekitar pukul 06.00 pagi di pintu masuk dermaga," ujarnya kepada media, Selasa (12/3/2024).

Dedi menjelaskan bahwa terbaliknya perahu disebabkan oleh gelombang besar yang mempengaruhi daerah tersebut dalam dua hari terakhir, dengan tinggi gelombang mencapai 6 meter. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, meskipun semua barang milik nelayan, termasuk hasil tangkapan ikan, hanyut terbawa arus.

"Alhamdulilah, dua nelayan berhasil menyelamatkan diri dengan berenang karena posisinya dekat dengan daratan," tambahnya.

Segera setelah kejadian, nelayan lainnya berupaya untuk mengevakuasi perahu yang terbalik. Beberapa barang nelayan juga berhasil diselamatkan dari arus. Namun, selain gelombang tinggi, kondisi dermaga yang sudah tidak representatif juga menjadi faktor terbaliknya perahu nelayan.

"Dermaga Pamayangsari sudah lama tidak mendapat perbaikan atau pengerukan sedimentasi, meskipun sudah diajukan beberapa kali," jelas Dedi.

Insiden ini kembali menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur maritim di wilayah pesisir, serta perluasan upaya pencegahan untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.

"Kondisi dermaga memang saat ini selain pintu masuk dan keluar dermaga sempit, dangkal juga sehingga ketika ada ombak besar itu resiko perahu terbalik cukup tinggi," pungkasnya.

Dengan tingginya gelombang dan kerusakan dermaga menurut Dedi mengimbau, agar meningkatkan kewaspadaan dan menghindari melaut ketika kondisi cuaca tidak mendukung, sehingga hal ini akan langkah penting dalam menjaga keselamatan dan kelancaran aktivitas nelayan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES