Peristiwa Daerah

Keluarga Ungkap Kronologi Lengkap Pasien Kritis Ditolak RS Hermina Berujung Kematian

Selasa, 12 Maret 2024 - 17:51 | 53.39k
Keluarga saat menunjukkan foto almarhum Wahyu Widianto semasa hidupnya. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Keluarga saat menunjukkan foto almarhum Wahyu Widianto semasa hidupnya. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Keluarga korban pasien kritis yang ditolak di Rumah Sakit (RS) Hermina Kota Malang mengungkapkan kronologi peristiwa yang menimpa almarhum Wahyu Widianto, warga asal Jalan Bareng Tenes Gang 4A, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Peristiwa itu terjadi pada Senin (11/3/2024) kemarin sekitar pukul 18.30 WIB.

Advertisement

Anak kedua korban bernama Eliana Widyana Putri mengatakan, ia bersama keluarga dan tetangga pun membawa almarhum menggunakan becak motor (bentor) menuju RS Hermina yang memang dekat dengan rumahnya.

Sesampainya di RS Hermina, Eliana berkomunikasi dengan pihak rumah sakit untuk meminta bantuan memeriksa ayahnya yang sedang kritis.

Saat itu, kondisi sang ayah sudah sangat melemah dan tidak bergerak dipangkuan anak pertama bernama Doni diatas Bentor.

"Kami minta tolong diperiksa, dari sana bilang gak ada bed. Kita semua bingung, saya minta cek gimana kondisinya," ujar Eliana, Selasa (12/3/2024).

Namun, pihak RS Hermina yang tetap ngotot dengan alasan tidak ada bed, malah mengajak Eliana ke dalam ruang IGD untuk memeriksa kondisi ruangan yang penuh pasien tanpa terlebih dahulu memeriksa ayahnya yang sedang kritis.

"Saya sampai dikasih tahu kalau gak percaya ayo ikut aku dibukain semua selambu (tirai) bednya, semua ada pasien," ungkapnya.

Kemudian, adik ipar dari Eliana pun meminta tolong untuk mengecek korban dalam kondisi duduk, karena saat itu memang suasana rumah sakit sedang ramai-ramainya.

Akan tetapi, pihak RS Hermina tetap berasalan bahwa bed sedang penuh dan menolak memeriksa dalam kondisi duduk di bentor.

"Bapak tetap ada di bentor gak sampai turun. Katanya tetap gak bisa (meriksa di bentor), maunya harus pakai bed," katanya.

Disitu, Eliana melakukan perdebatan yang cukup panjang dengan pihak RS Hermina tanpa memeriksa terlebih dahulu korban yang tengah kritis.

"Lumayan lama disitu, banyak perdebatan. Ya hampir setengah jam, memakan banyak waktu hanya untuk debat," tuturnya.

Bahkan, keluarga sempat meminta tolong untuk meminjam ambulans milik RS Hermina untuk membawa korban ke rumah sakit lain yang bisa melakukan pemeriksaan.

Namun usaha tersebut tak digubris oleh pihak RS Hermina. Eliana saat itu disuruh mengisi surat entah apa yang membuatnya semakin kebingungan.

"Waktu minta ambulans gak di reken. Kayak suruh ngisi surat gitu, kelamaan akhirnya kita bawa pakai bentor pergi," jelasnya.

Saat mereka pergi dari RS Hermina, tiba-tiba ada relawan yang memanggil dan menawarkan bantuan untuk membawa korban ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Diketahui, saat itu relawan baru saja menurunkan pasien kecelakaan di IGD RS Hermina Kota Malang.

"Dipanggil sama relawan untuk pakai ambulans mereka ke RSSA," imbuhnya.

Anak pertama korban, bernama Doni menambahkan, saat ayahnya dimasukkan ke dalam ambulans relawan, tiba-tiba ada perawat yang datang dan langsung memeriksa korban.

"Terus dari pihak RS Hermina gak tahu dokter atau perawat tiba tiba langsung meriksa bapak, tapi cuma mata sama denyut nadi. Nggak ngomong apa apa langsung balik ke ruangan," bebernya.

Kemudian, saat dalam perjalanan menuju RSSA Malang, pihak relawan membantu melakukan pemeriksaan hingga dipasangi alat bantu oksigen.

"Pemeriksaan saturasi dari relawan, bukan RS Hermina. Kita gak dikasih ambulans sama sama (RS Hermina), ada relawan ya pakai itu akhirnya," ucapnya.

Namun, takdir berkata lain. Saat tiba di RSSA Malang sekitar pukul 19.00 WIB, dokter melakukan pemeriksaan di dalam ambulans dan menyatakan bahwa Wahyu Widianto telah meninggal dunia.

Akhirnya, setelah dari RSSA Malang, pihak keluarga membawa pulang korban dan dimakamkan pada Selasa (12/3/2024) pagi tadi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES