Peristiwa Daerah

Sejarah Masjid Agung Tasikmalaya, Simbol Keharmonisan Islam Abadi

Minggu, 17 Maret 2024 - 22:39 | 46.87k
Masjid Agung Tasikmalaya Jalan Mesjid Agung No.01, Yudanagara, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, foto diambil nampak depan, Minggu (17/3/2024) malam  (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Masjid Agung Tasikmalaya Jalan Mesjid Agung No.01, Yudanagara, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, foto diambil nampak depan, Minggu (17/3/2024) malam (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYAMasjid Agung Tasikmalaya tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga jejak bersejarah yang menggambarkan perkembangan Kota Tasikmalaya.

Berdiri sejak 1888, masjid ini tetap menjaga keeksistensian sebagai salah satu masjid tertua di Jawa Barat yang masih menarik perhatian hingga saat ini.

Advertisement

Dengan arsitektur yang memukau dan makna keislaman yang dalam, Masjid Agung Tasikmalaya menjadi destinasi wajib bagi wisatawan yang ingin merasakan kedamaian spiritual.c

Tawarih.jpg

Masjid Agung Tasikmalaya, melambangkan lebih dari sekadar tempat ibadah, Mesjid Agung Tasikmalaya menjadi bukti bersejarah yang mengungkapkan proses perkembangan dan keberagaman kultural di Tasikmalaya.

Dibangun pada tahun 1888 atas inisiatif Bupati Sumedang, Raden Tumenggung Aria Surya Atmadja, kemudian diserahkan kepada Patih Tasikmalaya, Patih Demang Sukma Amijaya, masjid ini telah menjadi salah satu ikon utama di Jawa Barat.

Terletak di jantung Kota Tasikmalaya, di Jalan Mesjid Agung No.01, Yudanagara, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya,  masjid ini mengungkapkan pengalaman beribadah yang kaya makna dan sejarah.

Bagi para pengunjung yang tengah menjelajahi Tasikmalaya, kunjungan ke Masjid Agung menjadi penting untuk merasakan nuansa keislaman yang kental dan merenungkan sejarahnya yang panjang.

Meskipun megah dengan luas tanah mencapai 7.215 meter persegi dan bangunan seluas 2.456 meter persegi, Masjid Agung Tasikmalaya tidak luput dari perubahan.

Proses renovasi telah terjadi hingga 5 kali sejak didirikan, terutama setelah gempa dahsyat pada tahun 1977 yang memaksa pembangunan ulang.

Arsitektur masjid ini adalah hasil perpaduan antara gaya Eropa, Sunda, dan Jawa. Dengan atap berwarna keemasan dan empat menara menyerupai Masjidil Haram, masjid ini memancarkan keanggunan dan keharmonisan yang khas.

Detail arsitektur yang menggambarkan makna keislaman, seperti lima atap berbentuk kerucut yang mewakili kewajiban shalat lima waktu dalam Islam, menambah kekayaan spiritual bagi pengunjungnya.

Empat menara masjid mencerminkan empat ilmu - bahasa Arab, syariat, sejarah, dan al-hikmah, sementara tiga menara lain melambangkan iman, Islam, dan ihsan, yang merujuk pada kesempurnaan umat Muslim. Dengan tinggi mencapai 33 meter, menara-menara ini juga memiliki makna spiritual yang dalam.

Selain sebagai tempat ibadah, area luar Masjid Agung Tasikmalaya juga menawarkan keindahan alam yang mempesona.

Taman hijau yang luas, kolam ikan, dan bahkan bedug raksasa yang memegang rekor MURI, semuanya menambah keistimewaan tempat ini sebagai tempat beribadah dan destinasi wisata.

Masjid Agung Tasikmalaya bukan hanya bangunan batu, tetapi juga simbol keislaman yang abadi.

Bagi yang merindukan kedamaian spiritual dan ingin merasakan keberkahan dalam ibadah, Masjid Agung Tasikmalaya adalah tempat yang tepat untuk menyelami atmosfer religius yang memukau, terutama dalam bulan suci Ramadan ini, tempat di mana keberkahan dan keheningan saling berpadu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES