Lia Istifhama Beberkan Prinsip Ber-AURA untuk UMKM di Jatim

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – DPD RI terpilih, Dr Lia Istifhama memiliki pandangan tentang kemajuan UMKM dengan potensi lokal di Jawa Timur.
Visi misi itulah yang bakalan dia perjuangkan dalam mengangkat UMKM di Jatim.
Advertisement
“Saya ingin mengangkat spirit potensi lokal ber AURA. Istilah ini beberapa kali saya sampaikan kepada teman-teman UMKM maupun forum publik ketika saya membahas terkait strategi mengangkat potensi lokal Jawa Timur," kata Ning Lia sapaan akrabnya kepada TIMES Indonesia, Rabu (20/3/2024).
Lantas, apa itu AURA? Ning Lia menjelaskan jika AURA adalah kepanjangan dari padanan kata Akses pemasaran kuat, Unik, Resiliensi, dan Adaptif.
"Saya kira prinsip AURA ini menjadi salah satu penguat atau katalisator Pemprov Jatim, dalam hal ini semangat Ibu Gubernur Khofifah yang ketika beliau menjabat selalu menyampaikan local to global," jelasnya.
" Jadi kita bicara UMKM naik kelas menuju go internasional," sambung Ning Lia.
Terpilih sebagai senator mewakili Jawa Timur membuatnya menjabarkan prinsip AURA dengan merelevansikan bidang kerjanya setelah dilantik sebagai DPD kelak. Pertama, yaitu terkait akses pemasaran, maka hal utama adalah kemudahan perizinan dan menekan biaya perizinan yang tinggi.
"Jadi seperti Nomor Induk Berusaha, Surat Izin Usaha Perdagangan harus mudah diakses, terutama bagi pelaku usaha UMKM atau pelaku usaha sesuai kategori usahanya," paparnya,
Kemudian, dia juga ingin kuat kelancaran investasi masuk ke kabupaten/kota se Jatim. "Jadi kita bicara bagaimana implementasi B2B (Business to Business) dan B2C (Business to Customer)," jelas Ning Lia.
Setelah bicara penguatan perdagangan atau pemasaran regional, lanjut Ning Lia, kemudian beranjak ke skala nasional. Dari hal itulah akan ada hubungan daerah dengan internasional yang menjadi salah satu tupoksi anggota DPD, bisa turut menjadi jembatan perdagangan produk lokal.
Ning Lia menjelaskan untuk kata unik bahwa produk UMKM harus memiliki identitas, sesuai eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam lokal. Bahkan harus melihat peluang, mana pengelolaan aset daerah yang bisa digunakan sebagai sentra UMKM.
“Unik disini juga mengacu kepada local wisdom atau kearifan lokal. Contoh ketika kita bicara promosi, maka yang dilakukan harus tegas menunjukkan kedaerahan," tuturnya.
Ia mencontohkan memberi label pada produk lokal sesuai identitas daerah. Juga dapat mengenalkan produk-produk pada acara-acara kedaerahan seperti festival dan lain-lain.
"Unik juga harus muncul dalam proses inovasi untuk produk turunan unggulan, sebagai contoh kita bicara kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dan turunannya dapat diolah menjadi bahan pangan berupa margarin, shortening, frying fat, coating fat, coffee," jelas Ning Lia.
Sisi lain, ia juga ingin pengolahan sumber daya di tempat sendiri, dan tidak tergoda mengekspor bahan mentah hanya karena hasil besar, sedangkan dengan produksi sendiri bisa meraih keuntungan lebih tinggi jika bisa mengolah maksimal.
Ning Lia melanjutkan perihal resiliensi atau ketahanan usaha lokal. Daya tahan usaha ini penting karena jangan hanya berpikir usaha melesat ke atas tapi tidak berpikir proses penguatan usaha.
“Maka dari itu, kualitas usaha harus terus dipertahankan dan dijadikan perhatian, agar apapun situasi, produk yang diproduksi tetap dibutuhkan dan tetap bisa diproduksi," paparnya.
Ia menyatakan poin terakhir adalah adaptif, bahwa produk harus mengikuti perkembangan digital untuk mengetahui produk dari kompetitor dan preferensi konsumen yang sedang berkembang.
"Adaptif berikutnya adalah pengembangan teknologi, termasuk jenis industri yang sedang berkembang di dunia global yaitu green industri," ungkapnya.
Perihal adaptif dan teknologi, salah satu caranya adalah riset yang masif untuk mempermudah kualitas produk. Ia mencontohkan pertanian, maka harus tahu bahwa petani membeli bibit unggul dari luar daerah.
"Oleh karena itu, diperlukan lembaga riset untuk membantu petani dalam menciptakan bibit unggul guna meningkatkan kualitas produksi. Jadi lebih efekftif efisien,” pungkas Ning Lia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |