Stok Obat Anti Hama Menipis, Pemkab Purworejo tetap Optimis Panen

TIMESINDONESIA, PURWOREJO – Permasalahan hama wereng cokelat yang menyerang ribuan hektar persawahan sebagian besar petani, Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Purworejo melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mengklaim sudah berupaya maksimal melakukan upaya pemberantasan. Melalui Gerakan Pengendalian (Gerdal) DKPP sudah turun ke lapangan sedikitnya telah melaksanakan 300 gerpal.
Hal ini diungkap salah satu Petugas Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT), Ruth Naftally Simanjuntak. Ruth menambahkan, bahwa hasil identifikasi awal tahun ditemukan tiga hama, yakni hama putih palsu, walang sangit dan wereng cokelat. Kemudian untuk kategori penyakit, yakni ditemukan jenis blast. Blast adalah penyakit patah leher yang dialami oleh tanaman.
Advertisement
"Dari ketiganya memang yang paling berbahaya adalah wereng cokelat. Dan jika tidak diantisipasi bisa mengancam gagal panen," urai Ruth.
Untuk serangan wereng cokelat pada tahun ini, imbuhya, memang terbilang lumayan dasyat. Hampir menyeluruh di beberapa wilayah. Wilayah-wilayah yang terkena adalah Purwodadi, Bagelen, Ngombol, Banyuurip, Bayan dan Kecamatan Purworejo.
"Bahkan dua wilayah yaitu Kecamatan Kemiri dan Bruno yang biasanya aman dari jangkauan hama wereng cokelat pun pada awal tahun 2024, juga terkena serangan," tukas Ruth.
Kepala DKPP Hadi Satsilo, kepada TIMES Indonesia, di kantornya, mengungkap bahwa informasi adanya serangan hama wereng cokelat sudah dia ketahui sejak awal tahun ini. Dan DKPP langsung menerjunkan tim untuk melakukan identifikasi dan bahkan penindakan terhadap hama yang sangat membahayakan itu.
"Sebagai tindakan atas respon informasi dari petani, kami sudah ratusan kali melaksanakan gerdal. Terhitung sejak bulan Januari hingga April pihaknya terus melaksanakan gerdal terpadu dan serentak di tiap-tiap wilayah kecamatan yang diserang wereng cokelat," papar Hadi.
Diterangkan, bahwa respon DKPP sudah cepat dalam mengelola informasi adanya serangan wereng cokelat. Memasuki Musim Tanam (MT) 1 sudah diketahui adanya serangan hama wereng.
"Banyak faktor tanaman padi diserang wereng cokelat, termasuk berlebihnya pupuk urea yang mengakibatkan tanaman mengundang hama wereng itu. Kemudian faktor alam dan cuaca, adanya cuaca panas dan sering juga hujan turun, membuat hama wereng merasa nyaman berkembang biak dan menghisap batang tanaman padi," ungkapnya.
Dari identifikasinya, hama wereng cokelat itu akan menempel di batang tanaman padi. Mereka akan menghisap sari batang padi. Tentu saja hal ini akan merusak dan bahkan bisa mematikan tanaman padi.
"Hama wereng cokelat ini sangat berbahaya," tukasnya.
Jika terpantau per rumpun padi dikerumini kurang dari sepuluh hama wereng, belum perlu untuk dilakukan penyemprotan dengan obat kimia. Namun sebaliknya, jika kerumunan hama wereng cokelat ini jumlahnya lebih dari sepuluh, harus dilakukan tindakan penyemprotan serentak agar tanaman padi bisa diselamatkan.
Lebih jauh diungkapkan Hadi, stok obat pembasmi wereng cokelat milik dinas kini makin menipis. Padahal diakuinya, obat anti hama yang dimiliki Pemkab Purworejo sudah tergolong lumayan besar.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan Laboratorium Pengendali Hama dan Penyakit (PHP) Temanggung dalam upaya penambahan obat dan juga upaya pengendalian hama wereng cokelat ini.
Diakhir wawancara, Hadi menegaskan bahwa serangan hama wereng di Kabupaten Purworejo pihaknya memastikan bisa diatasi.
"Kami semua yakin hama wereng cokelat bisa kami tanggulangi. Dan kami percaya tidak ada terjadi gagal panen untuk hasil tanaman padi pada MT 2 nanti," janjinya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |