Ijudin Dorong dan Apresiasi Keseriusan Unigal Ciamis Kembangkan Permakultur

TIMESINDONESIA, CIAMIS – Ketua DPD AMPI Kabupaten Ciamis, Muhammad Ijudin menghadiri acara Sekolah Tani Permakultur yang diselenggarakan Fakultas Pertanian Universitas Galuh (Unigal) Kabupaten Ciamis pada Sabtu (11/5/2024).
Di kesempatan itu, Ijudin yang juga Caleg terpilih DPRD Provinsi Jawa Barat ini menyatakan bahwa ketahanan pangan saat ini sudah menjadi isu global, nasional dan lokal.
Advertisement
Hal ini dipicu terjadinya perubahan iklim yang tidak menentu akibat pemanasan Global sehingga sangat mempengaruhi pola tanam dan panen, serta mengakibatkan kelangkaan pangan hingga mempengaruhi harga pangan itu sendiri.
Ijudin menjelaskan, Indonesia sebenarnya tidak ada masalah dengan ketahanan pangan karena dikaruniai alam yang kaya sumber daya. Namun demikian ironi terjadi ketika kita terancam mati di lumbung sendiri karena tidak mampu memanfaatkan karunia ini dengan baik.
"Tanah untuk pertanian, peternakan, dan perikanan begitu sangat luas tapi tidak optimal dalam pemanfaatannya, kalah jauh dari Vietnam yang luasnya hanya 1/6 Indonesia," ujarnya.
Ironi terjadi ketika warga di pelosok desa harus membeli sayuran sederhana seperti cabe, seledri, bawang merah, kangkung dll. Bahkan puluhan tahun tinggal di pedesaan dan mengaku sebagai petani, tapi tidak punya kemampuan yang baik, hanya sekadar menanam cabe rawit.
"Tapi ke depan kami meyakini pertanian, peternakan, dan perikanan akan menjadi tren ekonomi ke depan, dan menjadi prospek bisnis yang menggiurkan, terutama bagi kaum millenial," kata Ijudin.
Ijudin mengklaim, sistem Permanent Agriculture atau Permakultur yang dilakukan Fakultas Pertanian Unigal Ciamis ini juga akan menjadi solusi ketahanan pangan di masa mendatang, bahkan sudah menjadi solusi di negara lain.
Dirinya sangat mengapresiasi acara yang diinisiasi Fakultas Pertanian Unigal ini, dan mendorong pihak Fakultas Pertanian, juga pihak lain yang kompeten, termasuk Dinas pertanian, untuk memberikan pelatihan dan membantu para petani menerapkan Permakultur ini.
Menurutnya, Pemerintah juga dalam hal ini harus lebih serius lagi mendorong dan membantu masyarakat untuk bertani secara Permakultur.
Hal ini karena Permakultur merupakan sistem pertanian yang menjadi turunan dari sistem pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang hari ini harus diterapkan sampai tingkat desa.
"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang ada sebagai bentuk syukur terhadap Yang Maha Kuasa, mari kita manfaatkan lahan. Jangan sampai ada tanah sejengkal yang mubazir," ucapnya
"Mari kita manfaatkan lahan-lahan tidak produktif yang begitu luas di Kabupaten Ciamis ini. Syukur-syukur bisa membuat kita kaya, paling tidak kita dapat mengurangi beban pengeluaran harian kita. Karena keperluan makan tidak sepenuhnya harus serba membeli," tuturnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |