Peristiwa Daerah Info Haji 2024

Kisah Abdul Hari, Buruh Cangkul Berangkat ke Baitullah

Selasa, 21 Mei 2024 - 10:11 | 30.77k
Abdul Hari saat berada di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. (FOTO: Dok. AHES)
Abdul Hari saat berada di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. (FOTO: Dok. AHES)
FOKUS

Info Haji 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Keinginan Abdul Hari (82) untuk berangkat haji ke Baitullah akhirnya terwujud. Pria yang sehari-sehari bekerja sebagai buruh cangkul ini mengaku sangat bahagia dan tak menyangka jika ia telah dipanggil menjadi tamu Allah.

“Alhamdulillah keinginan saya sejak lama dapat terkabul,” ungkap Pak Dul, sapaan akrab Abdul Hari.

Advertisement

Pak Dul mengaku sehari-hari ia bekerja sebagai buruh cangkul dengan upah kisaran Rp40 ribu.

“Tetangga-tetangga sering minta bantuan kepada saya untuk mencangkul  sawahnya. Alhamdulillah meskipun tidak seberapa, tapi bisa untuk menghidupi sehari-hari,” tutur pria yang hidup sebatang kara di rumahnya ini.

Pak Dul mendaftar haji pada tahun 2019.

"Kebetulan waktu itu saya memperoleh rezeki. Pohon slobin (trembesi) yang saya punya laku 33 juta. Dari situ saya pergunakan untuk mendaftar haji. Sesuatu yang sudah saya idam-idamkan selama ini,” kenangnya.

Tahun ini Pak Dul mendapat panggilan berangkat haji karena masuk kuota prioritas lansia. 

“Saya sangat bersyukur karena bisa lebih cepat dari tahun berangkat yang seharusnya,” ujarnya penuh rasa haru. 

Untuk pelunasannya, Pak Dul merelakan sepetak yang ia punyai untuk ia jual.

“Demi berangkat haji, saya jual tanah,” terangnya.

Pak Dul melanjutkan kalau menggantungkan dari hasil kerjanya sebagai buruh cangkul, tidak cukup untuk pelunasan karena penghasilannya tidak seberapa.

Tahun ini Pak Dul tergabung dengan kloter 32 dan saat ini sudah sampai di Madinah. Ia merasa bersyukur karena ia juga satu kloter dengan tetangga dekat rumahnya, Nur Halim yang selama wawancara setia menjadi penerjemah karena Pak Dul tidak lancar berbahasa Indonesia.

Warga asal Rembang, Kabupaten Pasuruan ini mengungkapkan harapannya selama di tanah suci nanti. 

“Saya akan memohon agar memperoleh keselamatan baik di dunia maupun akhirat. Semoga perjalanan ibadah haji saya lancar dan mabrur,” harap Pak Dul.

Sementara itu, hingga hari ini Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) telah memberangkatkan 38 kloter yaitu sejumlah 14.090 orang yang terdiri dari 13.900 jemaah dan 190 petugas atau sekitar 36 persen dari total kuota di Embarkasi Surabaya. 

Pagi ini, Selasa (21/5/2024), kloter 38 telah berangkat menuju Bandar Udara Internasional Juanda. Sedangkan kloter 39 pada pukul 08.30 tengah memulai proses pemberangkatan di Hall Bir Ali.

Hingga saat ini, ada 16 orang tertunda keberangkatannya di AHES. Sejumlah 9 orang dikarenakan sakit berasal dari kloter 8 asal Lamongan, kloter 12 asal Tuban, kloter 14 asal Surabaya, kloter 24 asal Kabupaten Malang, kloter 25 asal Ngawi, kloter 32 asal Kabupaten Pasuruan, Kloter 34 asal Kabupaten Probolinggo, kloter 32 asal Kabupaten Magetan, dan dari Jember. Sedangkan 7 orang lainnya adalah pendamping.

Pada Sabtu (19/5), seorang jemaah asal Kabupaten Pacitan, Imam Turmudi (71) wafat di tanah suci karena sakit jantung dan telah dimakamkan di Madinah. Hingga hari ini total satu jemaah Embarkasi Surabaya telah syahid di tanah suci.

Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Abdul Haris menjelaskan berdasarkan ketentuan haji, jemaah haji yang wafat mendapat hak dibadalhajikan dan mendapat asuransi jiwa dari penyelenggara ibadah haji.

Berikut ketentuan pemberian asuransi jiwa dan kecelakaan jemaah haji:
1. Jemaah wafat diberikan sebesar minimal Bipih.
2. Jemaah wafat karena kecelakaan diberikan dua kali besaran Bipih
3. Jemaah kecelakaan yang mengalami cacat tetap, diberikan santunan dengan besaran yang bervariasi, antara 2,5% sampai 100% Bipih
4. Pengurusan asuransi dilakukan oleh Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Asuransi akan membayar klaim melalui transfer ke rekening jemaah
5. Asuransi mengcover sejak jemaah masuk asrama embarkasi haji sampai jemaah pulang kembali ke debarkasi haji

Selain asuransi, jemaah yang wafat juga memperoleh hak dibadalhajikan.
Abdul Haris menjelaskan program ini menjadi bagian dari layanan yang disiapkan bagi jemaah yang memenuhi kriteria.

 “Ada tiga kelompok jemaah yang bisa dibadalhajikan. Pertama, jemaah yang wafat di asrama haji Embarkasi atau Embarkasi Antara, saat dalam perjalanan keberangkatan ke Arab Saudi, atau di Arab Saudi sebelum wukuf di Arafah.”

“Kedua, jemaah yang sakit dan tidak dapat disafariwukufkan. Ketiga, jemaah yang mengalami gangguan jiwa,” terang Abdul Haris. 

Haris juga menegaskan pelaksanaan badal haji tidak dipungut biaya atau gratis.

Hari ini ada 5 kloter dijadwalkan tiba di AHES. Kloter 40, kloter 41, dan kloter 42 dari Kabupaten Jember; kloter 43 dari Jember, Probolinggo, dan Sidoarjo; kloter 44 dari Kota Surabaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES