Rawan Laka Air saat Pladu, BPBD Kabupaten Kediri: Tetap Berhati-hati

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Flushing atau penggelontoran Waduk Wlingi dan Bendung Lodoyo, Blitar yang dilaksanakan pada tanggal 20-24 Mei 2024, diikuti dengan tradisi pladu. Dimana masyarakat beramai-ramai, mencari dan menangkap ikan "mabuk" yang terbawa arus sungai Brantas.
Meskipun terlihat menyenangkan, masyarakat diminta untuk tetap menjaga kewaspadaan saat beraktivitas di sepanjang aliran sungai Brantas yang melintas di wilayah Kediri.
Advertisement
Hal itu mengingat, usai flushing debit dan ketinggian permukaan sungai Brantas biasanya meningkat. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Kediri untuk berhati-hati.
"Sepanjang aliran sungai Brantas di Kediri, berpotensi terjadi laka air. Kita menghimbau ke warga Kediri, untuk berhati-hati," tuturnya, Selasa (21/5/2024).
Djoko menambahkan, flushing tidak hanya membawa ikan-ikan. Selain ikan, sedimen atau endapan lumpur juga ikut terbawa arus sungai Brantas.
"Saat flushing debit air meningkat disertai material lumpur atau polutan yang bisa membahayakan warga jika tidak berhati-hati beraktivitas di aliran Brantas," tambahnya.
Dengan potensi dan kerawanan yang mungkin terjadi, personel BPBD Kabupaten Kediri juga siap siaga 24 jam. "Kami siap jika sewaktu waktu dibutuhkan," pungkas Djoko.
Kegiatan flushing sendiri awalnya dilaksanakan 13-17 Mei 2024. Namun terjadi perubahan jadwal dikarenakan adanya kondisi kebutuhan air pada daerah irigasi Lodagung yang masih membutuhkan alokasi air.
Kegiatan flushing penting karena terkait dengan menjaga kapasitas tampungan Bendungan Wlingi dan Bendung Lodoyo dari sedimentasi. Termasuk salah satu manfaatnya untuk dapat memastikan PLTA berfungsi optimal dan berkelanjutan.
Sementara itu dari pantauan di sekitaran aliran dan bantaran sungai Brantas, yang melintas di wilayah Kabupaten Kediri memang terlihat masyarakat sudah antusias menanti kedatangan ikan-ikan mabuk yang terbawa arus.
Masyarakat ada yang membawa perlengkapan menangkap ikan seperti pancing dan jala, tapi juga ada yang hanya berbekal tangan kosong. Ikan yang terbawa arus memang terkadang berenang di permukaan air, sehingga lebih mudah ditangkap.
Masyarakat yang antusias sendiri tidak hanya datang dari wilayah Kabupaten Kediri dan Kota Kediri, tapi juga wilayah lain seperti Nganjuk dan Jombang. "Ke sini karena dengar kabar di Kediri ada pladu, " ujar warga Jombang yang bernama Arif. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Rizal Dani |