Peristiwa Daerah

Ratusan Warga Desa Purana Pemalang Tolak Pembangunan TPA Sampah, Ini Alasannya

Rabu, 22 Mei 2024 - 09:00 | 70.43k
Pemandangan pengangkutan sampah di depo kota,jalan Pemuda Mulyoharjo Kecamatan Pemalang (Foto: Ragil)
Pemandangan pengangkutan sampah di depo kota,jalan Pemuda Mulyoharjo Kecamatan Pemalang (Foto: Ragil)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PEMALANG – Masalah sampah di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah seperti tidak ada ujung pangkal penyelesaiannya.

Terkini, ratusan Warga Desa Purana, Kecamatan Bantarbolang, ramai-ramai menggeruduk Kantor Balai Desa setempat,  Selasa (21/5/2024 ) kemarin 

Advertisement

Para warga kompak menolak pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) sampah di desa mereka yang masih asri, hijau tanpa polusi. Mereka bersikukuh agar proyek segera dihentikan tanpa syarat.

Tidak sampai di situ, Warga yang berjumlah ratusan laki-laki dan perempuan ini juga menuntut proyek TPA agar segera dibatalkan, sebab mereka merasa tidak pernah diajak musyawarah terkait hal ini. Warga menilai pembangunan TPA sebagai keputusan sepihak.

Sebelumnya, ratusan warga Desa Purana bersama Warga Desa Pedagung, juga Kecamatan Bantarbolang, tampak turun ke jalan untuk menggelar aksi demonstrasi menolak pembangunan TPA di wilayah desa mereka.

Sejumlah Warga mengatakan, pembangunan TPA harus dibatalkan karena dikhawatirkan akan mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan mereka. Alasannya, karena jarak lokasi TPA sangat dekat dengan pemukiman warga.

Aksi demo ini hampir diwarnai kericuhan saat penandatanganan surat penolakan pembangunan TPA tersebut. Salah satu warga, terlihat menarik salah satu perangkat desa dan hampir ricuh. Namun kondisi dapat diredam.

Kades Purana, Sopyan mengatakan, "Bila kalian semua menekan saya untuk setuju atau tidak setuju, itu bukan kapasitas saya. Lokasi TPA bukan tanah warga saya, jadi tidak bisa memutuskan. Kedua, yang mengetahui regulasi persyaratan terkait sampah adalah Dinas Lingkungan Hidup Pemalang."

Meski demikian Kades Sopyan menerima aspirasi warga. "Utamanya terkait yang jadi unek-unek panjenengan semua. Jadi saya menanda tangani hanya sebatas mengetahui di surat penolakan pembangunan TPA tersebut," pungkasnya.

Selain itu, sebanyak 8 perangkat Desa Purana menyetujui aspirasi masyarakat dengan ikut menandatangani surat tersebut. Ini sebagai bentuk mendukung warganya terkait penolakan pembangunan TPA di Desa Purana.

Aksi demo warga ini mendapat pengawalan pihak berwajib. Tampak di TKP puluhan anggota kepolisian dari Polres Pemalang dan TNI ikut mengamankan aksi demo tersebut.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemalang Wiji Mulyati mengatakan jika pembangunan TPA sampah walupun mendapat penolakan dari warga, akan tetap dilanjutkan karena ini merupakan program strategis Pemkab Pemalang,

"Pembangunan TPA sampah, sudah kita komunikasikan dari awal. Mungkin ada warga yang belum tersampaikan infonya oleh pihak desa," kata Wiji ketika dikonfirmasi lewat sambungan telepon pada Rabu (22/5/2024).

Ketika ditanyakan lebih lanjut terkait tuntutan warga masyarakat Desa Purana, Kecamatan Bantarbolang, Kepala DLH yang baru menjabat beberapa bulan ini mengatakan, bahwa proyek pembangunan TPA tetap dilanjutkan.

"Masalah pro dan kontra itu hal wajar. Sebagai masyarakat Pemalang dan sebagai mitra Pemerintah, harusnya ikut membantu program pemerintah. Sampah bukan tanggung jawab DLH saja. Kalau bukan kita yang bangun Pemalang, lalu siapa lagi," imbuhnya.

Dirinya berharap, terkait masalah sampah, semoga semuanya semakin terbuka pikirannya untuk bersama sama membangun Kabupaten Pemalang agar bagus kotanya bersih, sampah tidak semaunya sendiri dibuang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES