Dorong Pertumbuhan UMKM, Pemkab Banyuwangi Serahkan Sertifikat BPOM

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kabar gembira datang bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Banyuwangi!.
Terbaru, dalam rangka mempercepat pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersinergi menggelar kegiatan bertajuk ‘Sarasehan UMKM-Banyuwangi Rebound’ di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Rabu (22/5/2024).
Advertisement
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas yang hadir secara virtual menyampaikan komitmen untuk terus menjadikan UMKM di Bumi Blambangan semakin bergeliat dan maju.
Menurutnya, dengan penyerahan sertifikat BPOM kepada beberapa UMKM dan sarasehan tersebut diharapkan bisa berdampak, dan menjadikan UMKM lebih naik kelas.
“Semoga UMKM di Banyuwangi semakin tumbuh. Karena melalui UMKM dapat mengurangi atau mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Selain itu, potensi daerah di Kabupaten banyuwangi bisa ditularkan kepada banyak pihak," katanya.
Ipuk menjelaskan, dengan adanya dukungan dari BPOM tersebut, diharapkan konsumen semakin meminati produk lokal. Sehingga berdampak pada daya jual yang semakin tinggi.
Selain itu, dia juga berharap, dengan sudah mengantongi izin BPOM para pemilik usaha juga terus mengembangkan jejaring yang lebih luas untuk menambah kapasitas penjualan.
"Semoga bisa tetap berinovasi, jangan ada di zona nyaman. Bisa terus bangkit dan meningkatkan kreativitas. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada BPOM karena telah memfasilitasi UMKM yang ada di Banyuwangi," ungkap Ipuk.
Pada kesempatan kali ini, BPOM dan Pemkab Banyuwangi melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang pengawasan obat dan makanan. Dan dilakukan penyerahan Nomor Izin Edar dan Sertifikat CPOTB/CPKB/CPPOB kepada beberapa UMKM.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM Mohamad Kashuri menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda penting dalam mengedukasi masyarakat.
Selain itu, BPOM bersama badan lembaga terkait berusaha terus memastikan bahwa obat tradisional, kosmetik, jamu, hingga pangan olahan memastikan aman.
"Hari ini kami lakukan kegiatan berbeda yakni dengan sistem jemput bola. Untuk bisa kami berikan layanan sehingga bisa dapat izin edar," katanya.
Dia menambahkan, penandatanganan MoU antara BPOM dan Pemkab Banyuwangi bukan pertama kali dilakukan. Akan tetapi, pihaknya saat ini terus melakukan revitalisasi dengan penambahan fungsi layanan. Sehingga dari yang sebelumnya hanya sebagai tempat konsultasi, kini berkembang membantu memberikan perizinan dan mengevaluasi.
"Terkait perizinan yang lambat itu sebenarnya karena tidak pas saja. Saya juga berpesan hindari calo, saya harap masyarakat bisa mengurus sendiri sehingga dapat lebih mengerti alurnya," kata Kashuri.
Sarasehan UMKM-Banyuwangi Rebound dan penyerahan sertifikat BPOM merupakan langkah nyata sinergi antara Pemkab Banyuwangi dan BPOM dalam memajukan UMKM. Dengan kolaborasi ini, diharapkan UMKM Banyuwangi dapat naik kelas dan menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang tangguh dan berkelanjutan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |