Peristiwa Daerah

Deklarasi Desa Damai di Banyuwangi, Dorong Perempuan Makin Berdaya

Kamis, 23 Mei 2024 - 14:43 | 75.41k
Foto bersama Deklarasi Desa Damai bersama Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, Rektor Universitas KH Mukhtar Syafaat Blokagung Dr. KH. Ahmad Munib Syafaat, Direktur People and Culture JTI Indonesia, Yudi Rizkiadi, Kepala Dinsos PPKB Henik Setyorini
Foto bersama Deklarasi Desa Damai bersama Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, Rektor Universitas KH Mukhtar Syafaat Blokagung Dr. KH. Ahmad Munib Syafaat, Direktur People and Culture JTI Indonesia, Yudi Rizkiadi, Kepala Dinsos PPKB Henik Setyorini
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi dideklarasikan sebagai Desa Damai. Fokusnya, mendorong partisipasi aktif perempuan, pemberdayaan ekonomi perempuan hingga penguatan perdamaian di masyarakat.

Deklarasi Desa Damai ini merupakan langkah awal dimulainya program pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan oleh Wahid Foundation, dengan dukungan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia.

Advertisement

Agenda deklarasi yang digelar Kamis (23/5/2024), diawali dengan pembacaan ikrar Desa Damai oleh perwakilan perempuan Desa Barurejo, dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Direktur Wahid Foundation, JTI Indonesia, Kepala Desa Barurejo, dan pihak Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. 

Selain itu, juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara Wahid Foundation dengan Universitas KH. Mukhtar Syafa’at (UIMSYA). Kerjasama ini meliputi program pendampingan lanjutan dari UIMSYA untuk Desa Damai Barurejo setelah program dari Wahid Foundation bersama JTI sudah selesai.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani yang diwakili oleh Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana Henik Setyorini menyampaikan penghargaan dan dukungan penuh atas pencanangan Desa Damai di Barurejo. Menurut dia, ini merupakan langkah penting bagi Kabupaten Banyuwangi untuk menciptakan sebuah lingkungan inklusif sekaligus mewujudkan masyarakat yang berdaya, di mana perempuan menjadi aktor utamanya.

Senada, Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menyampaikan program Desa Damai di Barurejo merupakan kolaborasi antara Wahid Foundation dengan JTI yang memiliki kesamaan perhatian untuk melestarikan nilai-nilai multikulturalisme melalui penguatan komunitas.

“Desa Damai Barurejo merupakan desa ke-24 yang telah menyatakan deklarasi sebagai Desa Damai Wahid Foundation. Deklarasi merupakan simbol komitmen bersama–sama untuk membuat perubahan menjadi masyarakat yang saling menghargai, saling mendukung dan menghormati hak–hak masing–masing secara setara,” tutur Yenny Wahid.

Menurut Yenny, Desa Damai berfokus mendorong adanya partisipasi perempuan yang aktif, penguatan perdamaian di masyarakat, pemberdayaan ekonomi perempuan, dan memastikan lingkungan yang berkelanjutan.

“Program ini dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan ekonomi dan sosial, khususnya kepada kaum perempuan, agar mampu meningkatkan perannya di dalam masyarakat, serta menjadi penggerak di dalam lingkungan keluarga ataupun sekitarnya,” ucapnya.

“Harapannya nanti di Desa Barurejo sebagai desa yang memiliki latar belakang multikultural dan memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah ini mampu menjadikan ini sebagai modal besar terus memperkuat kohesi sosial,” imbuh Yenny.

Direktur People and Culture JTI Indonesia Yudi Rizkiadi yang turut hadir pada acara deklarasi berharap program yang akan dijalankan di Desa Barurejo akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.

Ini merupakan tahun kedua bagi JTI berkolaborasi dengan Wahid Foundation dalam program Desa Damai. Sebelumnya, dua desa lainnya, yaitu Grajagan dan Bangsring di Banyuwangi telah terlebih dahulu terpapar oleh program yang sama.

“Ini akan mampu memperkuat pilar-pilar utama di masyarakat, seperti toleransi, keterbukaan, kerjasama, hingga penguatan sektor ekonomi yang pada akhirnya diharapkan akan meminimalisir potensi konflik sosial di masa depan, dan mensejahterakan masyarakat sendiri,” katanya.

Kepala Desa Barurejo Ahmad Zaenuri turut menyampaikan bahwa masyarakatnya terdiri atas berbagai latar belakang yang beragam. Karena itu, pihaknya menyambut baik program yang akan dijalankan di desanya. Ia meyakini program ini tidak hanya memperkuat nilai-nilai persatuan, namun juga akan memperkuat sektor ekonomi.

“Dalam program ini, kami melihat potensi bagi kaum perempuan di Barurejo untuk dapat lebih berperan dalam pembangunan desa," ujarnya.

Salah satunya, lanjut dia, pada kegiatan pendampingan yang menyasar komunitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"Kami yakin kegiatan ini akan memberi pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik bagi para pelaku usaha, sehingga menjadi titik mula dalam proses pembangunan desa yang lebih adil, makmur, sejahtera, dan damai,” ujarnya.

Sementara, Rektor Universitas KH Mukhtar Syafaat Blokagung Dr. KH. Ahmad Munib Syafaat menyambut baik kerjasama antara Wahid Foundation dengan Desa Damai. Ia mengungkapkan bahwa sinergitas untuk menumbuhkan desa yang damai perlu dilakukan secara kolaboratif.

“Saya dan UIMSYA Banyuwangi merasa terpanggil untuk turut serta mendampingi masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma perguruan tinggi," ujarnya.

"Ttentu saja pendampingan nanti kami akan melanjutkan apa yang sudah Wahid Foundation mulai dengan Desa Barurejo untuk pendampingan yang lebih berkelanjutan,” kata Gus Munib, sapaannya.

Pada peresmian Desa Damai di Barurejo itu turut menghadirkan pameran dari para pelaku UMKM. Di akhir pelaksanaan program, para pelaku usaha ini diharapkan akan mampu memaksimalkan potensi sekaligus memiliki pandangan positif akan nilai-nilai kemasyarakatan, hingga mampu mendukung kemajuan Desa Barurejo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES