Peristiwa Daerah

Mengoneng, Kampung Seribu Jembatan Di Pemalang

Kamis, 23 Mei 2024 - 16:17 | 27.53k
Hampir di depan rumah warga kampung Mengoneng terdapat jembatan karena adanya aliran sungai yang melintasi kampung tersebut (Foto: Ragil/TIMES Indonesia)
Hampir di depan rumah warga kampung Mengoneng terdapat jembatan karena adanya aliran sungai yang melintasi kampung tersebut (Foto: Ragil/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PEMALANG – Dari dahulu Kabupaten Pemalang dikenal sebagai daerah lahan pertanian yang subur, testur tanah gembur, tidak banyak kandungan bebatuan yang ada di dalamnya. Terutama di bagian pesisir utara kota yang dikenal dengan sebutan "Pusere Jawa" ini menjadikan lahan pertanian subur terbentang luas di daerah tersebut.

Juga sistem pengairan yang ada menjadikan banyak saluran-saluran air untuk lahan pertanian dan banyak terdapat terutama di daerah Pemalang kota.

Advertisement

Kampung Mengoneng di kelurahan Bojongbata, Kecamatan Pemalang kota menjadi salah satu contohnya. Banyak saluran air melintasi kampung tua yang sudah ada sejak ratusan tahun silam yang mana menurut sejarah kampung atau dusun Mengoneng merupakan pusat pemerintahan Kadipaten Pemalang pada zaman dulu. 

Nama Mengoneng sendiri di ambil dari nama Adipati Maoneng yaitu seorang penguasa yang pernah memerintah di Kabupaten Pemalang.

Ada hal menarik yang ada di kampung Mengoneng ini. Selain ada tempat cagar budaya di tempat ini, kampung yang dikelilingi oleh saluran air tersebut sekarang mulai terlihat seperti Kampung Seribu Jembatan.

Penamaan kata seribu sudah lazim digunakan orang buat penyebutan suatu tempat atau bangunan juga hewan padahal jumlahnya tidak sesuai dengan apa yang disebut yaitu seribu. Ada gedung lawang sewu (seribu) di kota Semarang, padahal pintu dari gedung itu jumlah tidak seribu. Hewan berkaki seribu dan juga kakinya tidak berjumlah seribu beneran atau judul lagu "sewu kuto" dari penyanyi terkenal almarhum didi kempot.

Dengan bertambahnya pemukiman warga yang mendiami di sepanjang saluran air di Kampung Mengomeng. Maka hampir setiap rumah yang ada, membangun jembatan di depan rumahnya sebagai akses masuk tiap tiap rumah warga yang membangun rumah persis di pinggiran atau depan saluran air yang mengalir mengelilingi kampung yang terletak di kelurahan Bojong Bata, Kecamatan Pemalang kota.

Menurut Tasripin (65), seorang warga asli kelahiran dan menghabiskan hari tuanya di Kampung Mengoneng, pada sekitar tahun 60 an ada 4 saluran air yang membelah kampung, rata-rata dari 4 saluran lebarnya antara 3 sampai 4 meter. Ini bisa di buktikan dengan masih berfungsinya pintu air sebagai pembagi debit air buat mengaliri lahan persawahan warga.

"Sekarang tinggal dua, saluran airnya karena di tutup buat jalan mas," kata Tasripin ketika ditemui pada Kamis (23/5/2024).

Menurut salah seorang warga mengoneng, Thohir, dirinya membangun jembatan di depan rumahnya, yang juga digunakan sebagai tempat usaha karena tetangganya juga membangun jembatan di depan rumah mereka.

"Untuk ijinnya dari kantor pengairan," katanya singkat.

Padatnya penduduk di daerah perkotaan menjadikan pembangunan rumah terus bertambah dan sarana jalan serta jembatan di Kampung Tua Mengoneng juga tidak dapat dihindari, menjadikan setiap rumah disini membangun jembatan didepan rumahnya. 

Kampung yang dikelilingi dengan saluran air ini semakin padat hunian rumah warga dan juga pembangunan jembatannya baik jembatan dari kayu ataupun cor - coran beton menjadikan Kampung Mengoneng terlihat bak kampung seribu jembatan. Selain sebagai kampung sejarah di Kota Pemalang.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES