Perkebunan Kelapa Bido Segera Diwujudkan dan Bakal Jadi Objek Wisata Baru di Morotai

TIMESINDONESIA, MOROTAI – Pemkab Pulau Morotai melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) setempat segera mewujudkan perkebunan kelapa bido dan bakal dijadikan sebagai objek wisata baru di Morotai.
Varietas kelapa bido memili karakter pohonnya pendek, berbuah cepat, ukuran buah besar, airnya banyak, kandungan minyaknya tinggi dan berproduksi tinggi, sehinga menguntungkan petani dan mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.
Advertisement
Diketahui jenis kelapa ini sebelumnya hanya ditemukan di Desa Bido, Kecamatan Morotai Utara, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Namun karena dengan karakternya yang unggul tersebut kelapa bido cepat tersebar ke berbagai daerah di Indonesia dan banyak telah menanamnya sebagai tumbuhan hiasan di pekarangan rumah maupun di kebun.
Kelapa Bido Morotai. (Foto: Media Perkebunan)
Melihat fenomena tersebut Dispertan Morotai mengambil langkah cepat demi memberi perlindungan hak intelektual (Haki) dengan mendaftarkan varietas kelapa bido Morotai ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI, sebelum diklaim oleh daerah lain di Indonesia.
"Kelapa bido saat ini sudah menjadi hak milik orang Morotai, karena hak intelektualnya sudah terdaftar di Kemenkumham RI. Sehingga, daerah lain yang mau ataupun telah membudidaya kelapa bido tidak bisa mengklaim lagi kelapa bido asal dari daerah mereka," ungkap Plt Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Morotai, Muh Ali Agung Umar Pono, Selasa (4/6/2024).
Ia mengatakan saat ini Dinas Pertaanian dan Tanaman Pangan sementara melakukan persiapan persiapan untuk budidaya kelapa bido sebanyak 5 ribu pohon pada lahan seluas 50 hektar, dan perkebunan kelapa bido ini akan di fokuskan di beberapa desa di Kecamatan Morotai Selatan.
"Bibit kelapa bido yang sudah siap ditanam sebanyak 5 ribu pohon. Sementara berada di tempat penangkar, sudah berumur sekitar 6 bulan. Saat ini tinggal menunggu tender, setelah tender dan penetapan pemenang selesai, langsung disalurkan ke masing masing kelompok tani untuk ditanam," terangnya.
Agung menyebutkan lahan yang disiapkan seluas 50 hektar itu berada di 4 desa di Kecamatan Morotai Selatan, antaranya Desa Dehegila (Delhi), Desa Totodoku, Desa Momujiu dan Desa Joubela. Menurutnya, Morotai Selatan dipilih sebagai pusat perkebunan kelapa bido agar ketika ada wisatawan atau pengunjung ke Morotai dan mencari kelapa bido mudah dijangkau.
Di Morotai, kelapa bido selain berada di Desa Bido Morotai Utara, juga telah di tanam sekitar 800 pohon di Desa/Pulau Ngele-ngele Besar di Morotai Barat. Nah, karena Morotai Selatan belum memiliki perkebunannya maka, Dispertan fokuskan di Morotai Selatan agar mudah di jangkau oleh para wisatawan nantinya.
Menurut Agung, program perkebunan kelapa bido diwujudkan, selain kelapa bido memiliki varietas unggul dari kelapa dalam lainnya sehingga sangat menguntungkan petani. Program ini juga turut mendukung sektor pariwisata yang mana Morotai telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang akan digarap mulai tahun 2025.
Selain itu, kelapa bido Morotai ketika berumur 2 tahun telah berbuah dan umur 3 tahun sudah bisa di panen. Berat kelapanya 2,5 kg/buah, kandungan minyaknya sangat tinggi dan dalam rentang usia 60 tahun, tinggi pohon kelapa bido hanya mencapai 9 meter, sehingga usia panennya sangat panjang.
"Soal pengelolaannya dipercayakan kepada empat kelompok tani yang berada di desa masing masing. Jadi masing masing kelompok memiliki lahan 12,5 hektar, sehingga total lahan 50 hektar. Anggaran pengadaan kelapa bido mulai dari bibit, penanaman, perawatan, dan lainnya bersumber dari APBD Morotai Tahun 2024 sebesar Rp 625 juta yang sementara dalam proses tender," pungkas Plt Kadispertan Morotai, Muh Ali Agung Umar Pono. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |