Menghapus Tato Mengubah Hidup, Langkah Hijrah Menuju Kebaikan

TIMESINDONESIA, MALANG – Di tengah ramainya orang yang ingin membuat tato, Nur Aini, wanita yang berasal dari Kabupaten Malang ini berusaha untuk menghapus raja kulit yang sudah menghiasi tubuhnya selama beberapa tahun. Ia bersyukur, harapannya terwujud dengan mengikuti acara Hapus Tato Gratis di Malang, Minggu (9/6/2024).
Aini, begitu ia sering disapa, mengaku bahwa ini kali pertamanya mendatangi acara Tattoo Removal Movement yang diadakan oleh Berani Hijrah Baik di Masjid Sadji, Jalan Sarangan Kota Malang untuk menghapus tato yang dulu ia buat.
Advertisement
Program yang lebih dikenal dengan sebutan Tattoo Removal Movement, telah berjalan sejak Agustus 2017 dengan tujuan membantu mereka yang ingin membersihkan diri dari tato tanpa biaya.
Proses Laser untuk Menghapus Tatto Peserta oleh Panitia Berani Hijrah Baik di Masjid Sadji. (FOTO: Nadya Shafira Putri/TIMES Indonesia)
Berani Hijrah Baik telah konsisten melaksanakan program ini di setiap bulan, pada minggu kedua bulan tersebut. Program ini dilaksanakan dengan beberapa ketentuan khusus.
Peserta diwajibkan menghafal minimal lima ayat dari surat Ar-Rahman setiap pertemuan. Selain itu, peserta harus bebas dari HIV, diabetes, dan hepatitis C.
Proses penghapusan tato memerlukan beberapa kali pertemuan, sehingga setiap pertemuan peserta harus menyetor hafalan mereka.
Akan tetapi, program ini juga dibuka untuk umum. Peserta yang beragama selain Islam juga diperbolehkan mengikuti acara ini dengan juga mengikuti ketentuan yang ada, tentunya selain menghafal surat Ar-Rahman. Ibu hamil dan menyusui juga tidak diperbolehkan mengikuti program ini.
"Ibu hamil dan menyusui tidak bisa mengikuti program ini karena meminimalisir adanya pengaruh dari laser terhadap ASI," ujar Wankie, salah satu panitia acara tersebut.
Berbeda dari orang kebanyakan, Aini mengaku bahwa ia membuat tatto bukan karena kemauan dari dirinya sendiri.
“Alasan saya bertato dulu hanya karena disuruh mantan suami,” ujar Aini.
Setoran Hafalan Surat Ar-Rahman Peserta ke Panitia Tattoo Removal Movement di Masjid Sadji. (FOTO: Nadya Shafira Putri/TIMES Indonesia)
Sebenarnya, Aini bahkan tidak pernah kepikiran untuk membuat tatto, akan tetapi demi menunjukkan kesetiaannya terhadap pasangannya ia melakukan hal tersebut.
Bahkan, setelah membuat tato pada tahun 2017, ia merasa sangat menyesal “Dulu, setelah saya ditato, saya bahkan tidak merasa senang karena ini bukan dari keinginan saya sendiri,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan alasan ia baru menghapus tato nya sekarang "Kalau dulu saya memiliki kendala biaya,"ujarnya.
"Tato saya banyak, saya pernah tanya di beberapa galeri untuk menghapus tatto saya itu lebih dari dua juta," tambahnya.
Namun, dengan adanya program dari Berani Hijrah Baik, ia kini bisa menghapus tatonya tanpa biaya. “Alhamdulillah lebih lega lagi, saya merasa saya lebih baik lagi sekarang,” tuturnya dengan rasa syukur.
Program Berani Hijrah Baik tidak hanya memberikan kesempatan bagi Aini dan peserta lainnya untuk membersihkan diri secara fisik, tetapi juga memberikan ruang untuk mendekatkan diri secara spiritual melalui hafalan Al-Qur'an. Inisiatif ini diharapkan dapat merubah hidup peserta menjadi lebih baik, tidak hanya secara fisik tetapi juga mental dan spiritual. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |