Peristiwa Daerah

Inovasi Sertu Agung: Kompor Oli Bekas Alternatif LPG di Dusun Kebonsengon Probolinggo

Kamis, 13 Juni 2024 - 13:28 | 74.02k
Sertu Agung Babinsa Kecamatan Sukapura saat membantu proses pembuatan kompor oli bekas. (Foto: Sertu Agung for TIMES Indonesia)
Sertu Agung Babinsa Kecamatan Sukapura saat membantu proses pembuatan kompor oli bekas. (Foto: Sertu Agung for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Percayalah, apa yang ditebar, kelak akan kembali pada diri kita. Hal ini mendorong Sertu Agung Wahyu Purnomo, Babinsa Koramil 0820-08 Sukapura, untuk terus berupaya memberikan dedikasi kepada desa binaannya.

Salah satunya di Dusun Kebonsengon, Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Advertisement

Di dusun ini, mendapatkan gas alam, termasuk LPG, cukup sulit. Bahkan, kayu bakar pun langka. Tak heran jika warga dibuat kesulitan.

Situasi ini membuat Sertu Agung menginisiasi solusi agar warga tetap bisa beraktivitas di dapur, seperti memasak.

Caranya adalah dengan membuat kompor berbahan oli bekas sebagai solusi mengatasi masalah kelangkaan LPG dan kayu bakar.

Agung mulai mempelajari dan membuat beberapa unit kompor berbahan oli bekas. Saat ini, sudah ada 12 unit yang dibuat dan sedang dalam proses finishing.

"Yang sudah dibuat ada 12 unit. Saat ini proses finishing," kata Sertu Agung saat dihubungi TIMES Indonesia, Kamis (13/6/2024) pagi.

Menurut Agung, kompor berbahan bakar oli bekas bukanlah hal baru. Kompor ini sudah ditemukan beberapa waktu lalu oleh mahasiswa ITB.

"Jika tidak salah penemunya mahasiswa dari ITB. Dan lagi banyak tutorial untuk pembuatan kompor berbahan baku oli bekas," imbuh Agung.

Agung mendapatkan ide ini saat sering berkeliling ke sejumlah desa binaannya, mendengar keluh kesah, serta berdiskusi dengan warga.

Di Dusun Kebonsengon, untuk mendapatkan tabung LPG dan kayu bakar cukup sulit karena lokasinya di pelosok dan medannya yang tidak mudah.

"Dari sana ide itu muncul. Saya kumpulkan dan berdiskusi dengan sejumlah tokoh pemuda dan agama di dusun. Kami coba menggunakan kompor dengan bahan oli bekas untuk mengatasi permasalahan yang ada," tutur Agung.

Bagi Agung, pembuatan kompor sebagai alternatif sulitnya mendapatkan tabung LPG dan kayu bakar dapat meringankan beban warga. "Untuk oli bekas sendiri, lebih mudah didapat," imbuhnya.

Ia berharap apa yang dilakukannya dapat memberikan dampak positif serta membantu mengatasi persoalan yang ada.

Yang terpenting adalah asas kebermanfaatan, sehingga ia mendedikasikan dirinya untuk lingkungan, bangsa, dan negara.

"Buatlah banyak kebaikan. Maka niscaya kebaikan itu nantinya akan kembali pada diri kita," tutup Sertu Agung. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ryan Haryanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES