Peristiwa Daerah

Warga Berharap Kampung Wisata Dolly Masuk Daftar Kunjungan Wisata

Jumat, 14 Juni 2024 - 19:00 | 25.07k
Anak-anak warga setempat latihan panahan di pasar burung kampung Dolly.
Anak-anak warga setempat latihan panahan di pasar burung kampung Dolly.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Satu dekade berjalan. Kampung Dolly meninggalkan hingar bingar kehidupan malam. Sepuluh tahun sudah melepas citra sebagai perkampungan kelam, menuju kampung yang cerah dan membangun masa depan penuh harapan.

Namun yang terjadi tidak semudah angan. Kampung Dolly masih butuh penanganan serius agar warga setempat dapat hidup mandiri dan sejahtera. 

Advertisement

Berawal dari tutupnya Dolly, eks lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Warga setempat mulai melakukan berbagai aktivitas untuk mencari pendapatan baru.

latihan-panahan-2.jpg

Tercetus sebuah ide membangun kampung wisata, menggerakkan potensi warga setempat. Perlahan-lahan tetapi pasti, warga mulai memproduksi sepatu, tempe dan mendirikan sentra batik. Kini dikembangkan lagi menjadi kampung eco green.

“Menanam sayur dari botol bekas sebagai mediasinya. Ini juga bagian dari ketahanan pangan warga karena nanti hasilnya dikosumsi sendiri,” kata  Budhi Christiadi, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Putat Jaya, Jumat (14/6/2024).

Sebagai pengelola kampung wisata, Budi mengatakan, pendampingan dari Pemkot Surabaya masih minim. Padahal warga sangat membutuhkan pembinaan yang lebih intens. 

latihan-panahan-3.jpg

Pemkot hingga saat ini belum maksimal melakukan pembinaan terhadap mereka. Hal ini terlihat ketika ada pembangunan tidak digunakan secara maksimal, seperti sentra kuliner Dolly, nampak sepi dari pengunjung.

“Pedagang tidak begitu ramai, secara otomatis tidak menjadi daya tarik calon pelanggan. Publikasinya sangat kurang,” tutur Guru Olahraga SMA Kristen Gloria II Surabaya ini.

Suyono, Ketua RT 1 Rw 12 membenarkan jika pembinaan dari Pemkot Surabaya masih kurang.

“Harapannya, di satu dekade nanti ada perubahan yang signifikan. Paling tidak, warga mendapat manfaat yang lebih. Bukan hanya disumbang, kami butuh kreativitas yang berkelanjutan,” katanya. 

Sementara itu, perhatian turut datang dari Kedubes Inggris pada Juni  tahun 2022 lalu. Pemerintah Inggris pernah memberikan dana  investivasi 500 ribu poundsterling atau  setara dengan Rp9,5 milliar untuk berbagi pembangunan di Kawasan Kampung Dolly. 

Saat itu lawatan Kedubes didampingi Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki. Tetapi, menurut pengakuan, hingga sekarang dana itu belum juga dinikmati pengelola Kampung Wisata Dolly. 

Harapan warga semua, Kampung Dolly masuk dalam daftar wisata Kota Surabaya. Ini juga nantinya membantu perekonomian warga setempat.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES