Disperpusip Jatim dan Perpusnas Press Berkolaborasi Lahirkan Penulis Andal

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur (Disperpusip Jatim) berkolaborasi bersama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Press menggelar acara "Sosialisasi Inkubator Literasi Pustaka Nasional (ILPN) Jawa Timur Tahun 2024" di Graha Pustaka, Kamis (20/6/2024).
Kepala Disperpusip Jatim Ir Tiat S. Suwardi, M.Si membuka acara tersebut bersama Pimpinan Redaksi Perpusnas Press Edi Wiyono.
Advertisement
Total ada 60 peserta yang terlibat dalam pelatihan ini. Mereka mendapat pembekalan dari sejumlah narasumber. Antara lain pembicara dari Yayasan Iqro Semesta. Ada Yusron Aminulloh, Teguh Wahyu Utomo dan Bambang Prakoso.
Kepala Disperpusip Jatim Ir Tiat S. Suwardi, Kamis (20/6/2024). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Pada kesempatan ini, Kepala Disperpusip Jatim Ir Tiat juga meluncurkan Gerakan Pustakawan Menulis Buku.
Kepala Disperpusip Jatim Ir Tiat mengatakan bahwa peningkatan literasi merupakan kebutuhan yang mendesak serta membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.
"Bukan hanya tanggung jawab pemangku kepentingan yang berkutat di dunia perpustakaan saja, tetapi semua lapisan masyarakat pentahelix," katanya.
Pimpinan Redaksi Perpusnas Press Edi Wiyono, Kamis (20/6/2024). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Saat ini upaya pemerintah masih terfokus pada penguatan literasi dasar seperti membaca, menulis, berhitung dan berbicara. Sementara di negara lain, saat ini sudah melampaui semua itu.
Ir Tiat tidak memungkiri, Indonesia masih menghadapi tantangan melek huruf, kurangnya minat baca dan rendahnya literasi sains.
Sementara di sisi lain, literasi merupakan kemampuan individu dalam calistung dan berbicara serta kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
"Kemampuan literasi sangat penting dalam menentukan daya saing seseorang," tandasnya.
Oleh karena itu, sambung Tiat, perlu upaya peningkatan kemampuan literasi masyarakat yang semakin nyata.
Untuk Jatim sendiri, Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) sudah mengalami peningkatan cukup signifikan
berdasarkan kajian Perpusnas RI.
Pada tahun 2023, TGM Masyarakat Jatim tergolong sedang yaitu mencapai 69,78. Angka ini meningkat dari tahun 2022 yang sebesar 68,54.
Sedangkan dalam Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) tahun 2023, Jatim meraih nilai 75,18.
"Nilai TGM dan IPLM Jatim pada tahun 2023 ini masih di atas rata-rata nilai nasional dengan nilai 66,77 untuk TGM dan IPLM sebesar 69,42," terangnya.
Ia mengimbau agar masyarakat semakin mengeksplorasi kegemaran membaca salah satunya dengan mengunjungi perpustakaan.
Selain itu, Disperpusip Jatim juga mewadahi melalui kegiatan Inkubator Literasi Pustaka Nasional seperti yang tengah berlangsung saat ini.
Nantinya seluruh peserta mendapat bimbingan dan pelatihan serta memiliki kesempatan mengikuti kompetisi menulis buku antologi Ragam Pesona Jawa Timur.
Nanti akan dipilih 15 pemenang yang berkesempatan menulis dalam buku tersebut.
Kepala Disperpusip Jatim Ir Tiat menambahkan bahwa sampai saat ini kecenderungan literatur lokal di masyarakat masih sebatas bertutur saja. Sangat jarang ada yang menulis. Seperti contoh, dongeng yang dilestarikan melalui budaya bercerita dari generasi ke generasi. Hingga saat ini sulit menemukan rujukan berbentuk tulisan berbasis kearifan lokal.
Padahal kearifan lokal mengandung nilai-nilai yang sarat dan masih sangat relevan digunakan.
Maka dari itulah, Kepala Disperpusip Jatim Ir Tiat berharap agar Program ILPN Jatim Tahun 2024 dapat menelurkan penulis-penulis berbakat di Jatim terutama dapat menerbitkan buku-buku bermutu. Serta berujung pada kesejahteraan masyarakat.
"Semoga semakin bisa mendorong pertumbuhan benih literasi tentang Jatim. Mengingat literasi menulis tentang kearifan lokal di Jatim masih sangat terbatas," tandasnya.
Sementara itu, Pimpinan Redaksi Perpusnas Press Edi Wiyono berharap bimbingan teknis penulisan atau proses inkubasi ini dapat menghasilkan buku berkualitas tentang kearifan lokal sebagai warisan masa depan.
"Ini akan menjadi dasar untuk memastikan karya-karya yang dihasilkan teman-teman dari Jatim itu layak untuk terbit. Ada proses kurasi yang panjang agar ketika dibaca masyarakat, bisa mendapatkan informasi atau value yang luar biasa," terang Edi.
Inkubasi literasi ini akan berjalan berkelanjutan melalui roadmap yang telah disiapkan oleh Perpusnas. Meliputi peta jalan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
"Jangka pendeknya adalah buku yang dihasilkan, tetapi jangka panjangnya akan kita maintance teman-teman penulis ini agar memiliki semangat dan juga interesting terhadap bidang kepenulisan. Kami beri nama Forum Inkubator Literasi Perpustakaan Nasional," ujarnya.
Forum Inkubator Literasi Perpustakaan Nasional itu adalah sarana bagi para penulis hasil inkubasi literasi mulai tahun 2020-2024.
Ada kegiatan seperti bedah buku, talkshow, diskusi literasi dan perbukuan sebagai bagian menghidupkan kembali ekosistem penulis yang ada di daerah.
Untuk Jatim, Edi Wiyono memberikan apresiasi tersendiri. Bahwa penulisan tentang potensi provinsi paling ujung timur di Pulau Jawa ini sudah sangat masif.
Tetapi kebaruan atau novelty dari wisata yang selama ini belum tereksplorasi, dinilai masih sangat banyak.
"Harapan kita adalah ada kebaruan dari informasi yang dihasilkan terkait ragam pesona Jatim," katanya.
Selain Jatim, Inkubator Literasi Pustaka Nasional juga berlangsung di 19 provinsi lainnya di Indonesia. Sejak berlangsung pada 2020 lalu, Perpusnas Press sudah mencetak dan menerbitkan 45 buku dengan lebih dari 650 penulis yang terlibat. Edi berharap dari angka penulis itu, minimal 50 persen konsisten berkarya setelah masa inkubasi literasi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |