Kirab Jodang dan Gunungan di Probolinggo: Warisan Leluhur yang Terus Dilestarikan

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Masyarakat di berbagai daerah merayakan Tahun Baru Islam atau 1 Muharam dengan berbagai aktivitas dan tradisi.
Desa Krejengan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menggelar tradisi khusus 1 Muharam 1446 Hijriah yang bertepatan dengan selamatan desa pada 7 Juli 2024. Acara tersebut melibatkan kirab jodang dan gunungan sedekah bumi.
Advertisement
Tradisi tahunan ini telah menjadi budaya turun temurun bagi masyarakat Desa Krejengan.
Kirab jodang, sebuah peti kayu berisi pusaka leluhur dan sesaji desa, diarak keliling oleh warga menuju balai desa.
Pemandangan ini dilengkapi dengan puluhan gunungan sedekah bumi yang dibuat dari hasil bumi dan barang niaga yang merupakan swadaya masyarakat.
Kepala Desa Krejengan, Nurul Huda, menjelaskan, tradisi ini sudah ada sejak ia kecil. Meski dulu tidak semeriah sekarang, tradisi kirab jodang dan gunungan tetap dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk syukur kepada Sang Pencipta.
Pj Sekda Kabupaten Probolinggo, Heri Sulistyanto mengendarai kereta bendi. (Foto: Syamsul Akbar for TIMES Indonesia)
“Patut disyukuri, melalui kegiatan selamatan desa yang diadakan setiap tahun di desa kami,” katanya.
Selamatan desa ini diadakan untuk mensyukuri nikmat seperti hasil panen, kesehatan, dan keamanan yang diberikan Allah SWT.
Peraturan Desa Nomor 1 Tahun 2016 menetapkan acara ini sebagai agenda rutin setiap 1 Muharam.
Acara ini berlangsung meriah dengan partisipasi warga yang luar biasa. Semua RT ikut serta membuat gunungan masing-masing.
Suara rebana dan lantunan selawat menambah syahdu suasana, mengundang antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi.
Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, Heri Sulistyanto, turut hadir bersama beberapa pejabat lainnya, mengikuti jalannya kirab dari belakang barisan dengan menunggang kereta bendi.
“Semoga kegiatan yang syarat dengan rasa syukur ini istiqomah dan membawa berkah bagi kita semua,” ujar Heri.
Setelah berkumpul di balai desa, seluruh masyarakat berdoa bersama dan melantunkan selawat.
Camat Krejengan, Bambang Heriwahyudi, menilai kemeriahan acara ini sebagai bukti sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat.
“Tradisi selamatan desa ini diharapkan membawa keberkahan dan kesejahteraan bagi Desa Krejengan,” ucap Yudi.
Berkah Gunungan
Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu dalam kirab jodang dan gunungan sedekah bumi adalah rebutan hasil bumi dalam gunungan.
Ritual ini disebut gerebek gunungan, di mana masyarakat berebut hasil bumi yang diyakini membawa berkah setelah didoakan.
Setelah doa bersama, dzikir, dan selawat Nabi Muhammad SAW, warga Desa Krejengan, baik anak-anak maupun orang dewasa, berebut hasil bumi dengan penuh suka cita.
Meskipun saling dorong, tidak ada yang marah. Semua warga terlihat riang dan gembira dengan apa yang didapat.
Khoidul Harrin, warga Dusun Krajan, mengaku tetap gembira meskipun tidak mendapatkan buah nanas yang diincar.
“Apa pun yang didapat adalah berkah dan harus disyukuri,” ujarnya.
Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, Heri Sulistyanto, mengapresiasi antusiasme masyarakat dalam melestarikan tradisi leluhur ini.
“Apapun bentuk kegiatannya, semangat gotong royong harus menjadi landasan utamanya,”pungkasnya.
Tradisi selamatan desa dianggap sebagai kekayaan budaya yang harus dijaga turun temurun.
Kearifan lokal ini tidak lekang oleh zaman dan menjadi landasan gotong royong masyarakat Desa Krejengan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ryan Haryanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |