Selamatan Adat Sesaji 1 Suro, Bupati Sanusi Ingatkan Syukur dan Keseimbangan Alam

TIMESINDONESIA, MALANG – Bupati Malang, HM Sanusi, menghadiri rangkaian Festival Adat Budaya Desa Srigonco, berupa Selamatan Adat Sesaji 1 Suro ke-118, yang dipusatkan di pendopo yang ada di Pantai Regent Balekambang, Kabupaten Malang, Selasa (9/7/2024).
Selama mengikuti festival adat ini, Bupati Sanusi menyampaikan kesannya, terhadap suasana kebersamaan warga di acara yang bertepatan dengan peringatan 1 Suro ini.
Advertisement
Menurutnya, kegiatan ini menjadi sebuah kebanggaan, yang dilangsungkan dengan suasana guyub rukun diantara warga Desa Srigonco, Kecamatan Bantur dan sekitarnya.
“Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi wadah silaturahmi guna memperkokoh semangat kekeluargaan dan kebersamaan kita semua,” ungkap Bupati Sanusi, dalam kesempatan sambutannya, Selasa (9/7/2024).
Festival adat ini dalam rangka Selamatan 1 Suro ke-118 ini sudah dilakukan warga masyarakat Desa Srigonco secara turun temurun. Rangkaian selamatan, dilakukan dengan melarung beberapa peti sesaji bersama-sama ke laut.
Ritual larung sesaji ini dipimpin oleh sejumlah tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat, yang juga diikuti Kepala Desa Srigonco, Didit.
Bupati Malang juga mengatakan, bulan Suro diyakini sebagai bulan keramat dalam kehidupan spiritual. Untuk itu, sebagian masyarakat merasa perlu untuk menyambut bulan ini dengan melaksanakan “lelaku”, yang bertujuan untuk mengingatkan manusia kepada Sang Pencipta sekaligus untuk membersihkan desanya dari segala musibah dan marabahaya.
Dikatakan Sanusi, di Kabupaten Malang secara turun-temurun kegiatan larung sesaji diselenggarakan sebagai sarana untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas melimpahnya hasil bumi bagi masyarakat.
"Harapannya, anugerah dan karunia ini juga akan senantiasa dilimpahkan kepada Kabupaten Malang, sehingga baik warga maupun wilayahnya selalu dalam keadaan yang sejahtera, makmur, aman, dan sentosa,” tutur Bupati Malang.
Kegiatan larung sesaji pada hari ini juga diyakini merupakan simbol menyatunya alam semesta dengan manusia. Hal ini juga erat kaitannya dengan bagaimana cara bersyukur kepada Sang Pencipta, saling memahami sesama manusia, serta berelasi dengan alam dengan segala nilai luhur yang diwariskan oleh para pendahulu.
Bupati Malang juga mengajak untuk bersama-sama memanjatkan doa kepada Allah SWT, agar Kabupaten Malang senantiasa dinaungi keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan, serta dijauhkan dari segala macam musibah dan marabahaya.
"Larung sesaji ini tidak lain sebagai upaya kita untuk menciptakan keselarasan dan keserasian dengan alam semesta. Kita tidak boleh lupa, kita juga berkewajiban untuk senantiasa menjaga diri dari perbuatan yang membawa kerusakan, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun alam dan lingkungan sekitar kita,” tandas Bupati Malang.
Untuk diketahui, Suro menjadi bulan pertama pada penanggalan Jawa yang berasal dari akulturasi antara budaya Islam dan Jawa, dimana keduanya memiliki keistimewaan tersendiri bagi masyarakat Jawa. Penyambutan bulan Suro sebagai awal tahun diyakini punya makna sakral dan suci, utamanya di kalangan masyarakat Jawa.
Sebagai bentuk dukungan pada kegiatan festival adat sesaji 1 Suro ini, Bupati Sanusi menyerahkan secara simbolis bantuan fasilitasi penyelenggaraan festival, yang diterima tokoh adar desa setempat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |